Noona, Can I Love You? (Part 2) [End] - Upi Hwang [TwoShoot]
Noona, Can I Love You? (Part 2) [End] - Upi Hwang [TwoShoot]
Cast : Jung Il Woo, Lee Yo Won
Other Cast : Lee Min Ho, Bae Suzy, Kim
Bum, Kim So Eun, Kim Min Jung, Kim Nam Gil, Nam Gyuri.
Cover by : Adinda Spirit VKook Art
Genre : Romance.
Author : Upi Hwang.
Lenght
: Twohoot
Warning!!!
Typo bertebaran, (always....)
Alur cepat, gaje dll... Don't Like, don't read.... Ini murni fikiran
author..... Kritik dan saran sangat dibutuhkan,... Jadi jangan malu-malu untuk
coret-coret di kolom review... Don't be silent readers! :)
Part 2.
Happy Reading~
Seperti biasa, Il Woo selalu menunggu di depan gerbang Universitas
dengan helm di tangannya. Sudah dua
minggu lebih ini ia selalu melakukan kegiatan ini setelah pulang dari sekolah.
Tak lama kemudian gadisnya keluar dari gedung itu. Il Woo yang
melihatnya tersenyum, begitupun gadisnya.
''Kenapa kau selalu menjemputku, Il
Woo-ya?'' tanya Yo Won ketika ia sudah memakai helm nya.
''Karna aku menyukainya noona,''
jawab Il Woo dengan riangnya.
Yo Won terkekeh, ''Dengar Woo-ya, saat ini kau masih dalam tahap
pengujian... Jadi jangan terlalu berharap kalau........''
''Araseo,'' potong Il Woo. ''Ah noona, aku lapar. Apa kau juga lapar?''
tanyanya mengalihkan topik pembicaraan. Yo Won mengangguk.
''Sepertinya begitu.''
''Baiklah kalau begitu, kajja kita ke Queens kafe dulu,'' ajak Il Woo.
Yo Won hanya mengikutinya.
¤¤¤¤¤¤¤
''Gomaweo.'' Il Woo mengangguk. ''Ah kau mau
mampir Il Woo-ssi?'' tawar gadis bermata bulat besar itu.
Il Woo menggeleng. ''Tidak, terima kasih
Gyuri-ssi.'' setelah mengatakan hal itu Il Woo pergi meninggalkan rumah Gyuri.
Setelah kepergian Il Woo, Gyuri tersenyum
dan ia memainkan ponselnya untuk menelpon seseorang.
''Ne oppa, kau tenang saja aku sudah
berhasil mendekati Il Woo-ssi.'' Gyuri tersenyum licik. ''Ne oppa, annyeong.''
Flashback
''Tunggu!''
Il Woo yang sedang mengendarai motornya,
menghentikan laju kendaraannya ketika ada seorang gadis di pinggir jalan yang
memberhentikannya. ''Ne?''
''Tuan tolong aku, dompetku dicuri dan
aku tak bisa pulang, kumohon tolong antarkan aku,'' pintanya memelas.
Il
Woo nampak berfikir sebelum akhirnya ia menyetujui untuk mengantar gadis itu
pulang, gadis yang tidak lain adalah Nam Gyuri.
¤¤¤¤¤¤¤
''Ada apa Woo-ya?'' tanya Yo
Won ketika melihat Il Woo mengerutkan keningnya setelah membaca sebuah pesan
masuk di ponselnya.
Il Woo menatap Yo Won dengan tatapan
tak enak. ''Noona,'' gumamnya.
''Pergilah!''
''Ne?'' tanya Il Woo tak mengerti.
''Pergilah, bukankah kau ada hal
yang mendesak?'' ucap Yo Won dengan nada yang terdengar dingin.
''Noona, kau jangan marah... Aku,''
''Sudah kubilang kau pergi saja,
jangan fikirkan aku. Aku tidak apa-apa Il Woo-ya,'' ucap Yo Won melembut, walau
bagaimanapun Il Woo hanya kekasihnya, jadi dia tidak berhak melarang Il Woo
untuk pergi.
''Noona.''
''Tak apa Woo-ya, pergilah!'' ucap
Yo Won menyakinkan. Kali ini ia juga menggenggam tangan Il Woo.
Il Woo menatap Yo Won,
sebelum akhirnya ia mengangguk. ''Araseo, aku pergi dulu ne, Noona.'' Il Woo
bangkit berdiri, lalu ia mencium pucuk kepala Yo Won sebelum pergi meninggalkan
kafe.
Yo Won menatap punggung Il Woo yang
menjauh. Lalu Yo Won menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi, setelahnya ia
menghela nafas. ''Ada yang berbeda dengannya, akhir-akhir ini,'' gumamnya.
''Dia bahkan memainkan ponselnya saat sedang makan bersamaku. Padahal
sebelum-sebelumnya, ia tidak pernah melakukan hal itu,'' lanjutnya.
¤¤¤¤¤¤¤
''Yo Won-ah, jankanman!''
Yo Won yang sedang berjalan dengan Min
Jung, menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang.
''Yak mau apa lagi kau Nam Gil-ssi?''
tanya Min Jung marah, ia masih terbawa emosi jika melihat wajah Kim Nam Gil,
entah mengapa.
''Aku ingin bicara denganmu, Yo
Won-ah. Hanya berdua.''
''Yak.......''
''Tak apa Min Jung-ah,'' cegah Yo Won
sambil tersenyum. ''Baiklah, dimana?'' tanyanya pada Nam Gil.
Nam Gil yang mendapat respon baik dari
Yo Won hanya tersenyum.
Mereka pun pergi ke Queens kafe.
''Ada apa?'' tanya Yo Won langsung.
Nam Gil yang sedang menyesap kopinya, menghentikan kegiatannya itu dan menatap
Yo Won lekat.
''Apa kau yakin dengan bocah itu?''
tanya Nam Gil serius. Yo Won mengerutkan keningnya.
''Ah, maksudmu, Jung Il Woo?'' tanya
Yo Won. Nam Gil mengangguk. ''Ne, aku serius dengannya. Karna kurasa dia jauh
lebih baik,'' jelas Yo Won.
Yah memang hubungannya dengan Il Woo
sudah berkembang jauh selama dua bulan lebih ini, dan dia juga sudah bisa
menerima kehadiran Il Woo. Karna sebenarnya, jauh di dalam hatinya, ia juga
mencintai seorang Jung Il Woo.
Nam Gil yang mendengarnya hanya
terkekeh.
''Wae?'' tanya Yo Won bingung.
''Apa kau percaya bahwa dia lebih
baik?''
''Maksudmu?''
''Ige,'' Nam Gil memberikan ponselnya
kepada Yo Won dan disana terlihat gambar Il Woo sedang berpelukkan dengan
seorang gadis. Yo Won menelan ludahnya. Ia tak percaya pada apa yang
dilihatnya, lalu ia menatap Nam Gil. Tatapannya menandakan ia membutuhkan
penjelasan dari Nam Gil. ''Aku melihatnya langsung.'' Yo Won masih tak percaya.
''Percayalah padaku, Yo Won-ah. Pria itu tak ada bedanya denganku! Bahkan aku
lebih baik darinya.'' Yo Won tak menghiraukan lagi perkataan Nam Gil, ia sedang
mencoba tidak menangis. ''Aku masih mencintaimu, kembalilah padaku.''
''Bohong! Dan hentikan omong kosongmu
itu!'' ucap Yo Won sambil bangkit berdiri, ia akan pergi meninggalkan
kafe.
Dan saat didepan pintu ia berpapasan
dengan Il Woo yang sedang tertawa bersama gadis yang ada di ponsel itu. Il Woo
dan Yo Won saling menatap. Yo Won menampilkan wajah kecewa, sedangkan Il Woo,
ia menampilkan wajah terkejut.
Yo Won yang sudah tidak tahan, langsung
berlari meninggalkan kafe itu dengan airmata yang yang terus menetes.
Il Woo yang menyadarinya, langsung
berlari untuk mengejar kekasihnya itu, namun lengannya ditahan oleh Gyuri.
''Ada apa Woo-ya?'' tanya Gyuri
polos.
Il Woo menatap keji diri Gyuri,
apalagi setelah ia melihat ada seorang Kim Nam Gil disana. Otak cerdasnya
langsung bekerja, ia sudah masuk kedalam jebakan mereka. ''Lepas!'' ucapnya
dingin sambil menghentakkan pegangan tangan Gyuri.
Gyuri yang melihatnya hanya bisa
mematung melihat perubahan sikap Il Woo. Ia tak menyangka di dalam diri Il Woo
yang hangat ada sikap dingin seperti itu. Dan dia hanya bisa menatap kepergian
Il Woo.
Di sudut kafe, Gyuri melihat Nam Gil yang sedang tersenyum kecut.
''Mianhae, oppa.....'' gumamnya.
Flashback.
Drrrrt drrrrt drrrrt
Ponsel Gyuri bergetar, dan ia melihat ada pesan masuk didalamnya. Ia pun
segera membuka isi pesan tersebut,
Nam
Gil Oppa,
Kau
dimana Gyuri-ya? Apa kau sedang bersama dengan bocah itu?
Ne, oppa.
Balas Gyuri dengan singkatnya. Ia
tersenyum miris. Ia mencintai pria itu, tapi entah mengapa ia malah
dimanfaatkan oleh pria yang ia sukai.
Satu menit kemudian, kembali terdapat pesan masuk di ponsel Gyuri, ia
membacanya kembali.
Nam
Gil Oppa,
Cepatlah
ke Queens kafe!
Gyuri membaca pesan itu dengan tatapan miris.
Tak lama kemudian, Il Woo duduk dihadapan Gyuri setelah kembali dari
toilet. ''Ada apa?'' tanya Il Woo yang melihat Gyuri sedikit gelisah.
''Ne? Ah, maukah kau menemaniku bertemu seseorang di Queens kafe?''
tanya Gyuri sedikit kikuk. Il Woo nampak berfikir. ''Tapi jika tidak mau juga
tidak apa-.......''
''Baiklah, kha!'' potong Il Woo.
Merekapun pergi ke Queens kafe. *Mianhae,
Il Woo-ya.... Ini semua karna aku terlalu mencintainya!* batin Gyuri
Flashback End.....
¤¤¤¤¤¤¤
''Noona, jankanman,'' teriak Il Woo
masih dengan gerak seribu untuk mengejar Yo Won yang masih menangis. Jangankan
untuk menengok, menghiraukan panggilan Il Woo saja dia tidak mau. ''Noona,''
teriak Il Woo.
Il Woo menjadi awas ketika melihat
sebuah truck yang melaju dengan
kecepatan tinggi menuju kearah Yo Won. ''Sh*t,
Noona awas.......'' Il Woo menambah kecepatan larinya hingga,
Brugh-
Yo Won membulatkan matanya ketika
melihat tubuh Il Woo yang terpental jauh dengan darah yang
terus mengalir dari kepalanya. ''Ani, ani, ani......'' Yo Won menjadi kalut,
lalu dengan sisa tenaganya, ia berjalan dan bersimpuh disamping tubuh yang
terbaring lemah. ''Woo-ya, ani, kau harus sadar Woo-ya......'' teriaknya.
''Woo-ya......''
Il Woo membuka matanya, lalu ia tersenyum melihat wajah Yo Won.
Sekarang, kepalanya sedang berada dipangkuan Yo Won. ''Noona, kau salah paham.
Kami tidak ada hubungan apapun. Uhuk... Aku dijebak noona,'' jelas Il Woo.
Nafasnya sudah mulai tersenggal-senggal.
''Sudah cukup, hentikan ucapanmu Il
Woo-ya, aku aku akan menelpon rumah sakit.''
Yo Won mulai mengeluarkan ponselnya, namun ditahan oleh tangan Il Woo yang
sudah berlumur darah.
''Noo....na, kau ada...lah
sa...tu-sa....tu...nya wani....ta ya..ng ada di ha....tiku, kar....na a....ku
ya....ng memin.....ta.....nya. Goma.......weo noo...na, kau su.....dah
mengi......zinkan.....ku un....tuk mela.....kukan....nya,'' ucap Il Woo
tersendat-sendat.
Setelahnya ia menutup matanya.
Bertepatan dengan itu, So Eun dan Suzy datang. ''Wae eonni?'' tanya So Eun
kalut.
''Ah eonni tenang ne, aku sudah
menelpon rumah sakit,'' ucap Suzy, karna memang benar Suzy baru saja mematikan
ponselnya.
So Eun dan Suzy yang entah datang
darimana, hanya bisa menenangkan Yo Won yang terlihat kalut selama menunggu
ambulance datang.
¤¤¤¤¤¤¤
''Yo Won-ah, tenanglah. Adikku itu
memang kurang ajar! Sudah ku bilang jangan......''
''Min Jung-ah, ini salahku sungguh
ini salahku!'' potong Yo Won sambil masih terus menangis. Min Jung yang
melihatnya langsung memeluk Yo Won.
''Kau tenang ne, adikku itu kuat.
Jadi dia tidak mungkin.......'' Min Jung menghentikan perkataannya kala ia
menyadari bahwa perkataannya tak berefek pada Yo Won. Terbukti malah semakin
kerasnya tangisan Yo Won.
''Ne, Min Jung noona benar. Uri Il
Woo sangat kuat!'' ucap Min Ho.
''Ne, Il Woo hyung itu sangat kuat.
Jadi dia pasti akan membuka matanya dan tersenyum untuk kita semua,'' timpal
Kim Bum.
¤¤¤¤¤¤¤
''Ireona Woo-ya, jebal. Aku tidak
masalah jika kau tak mengingatku ketika kau sadar. Tapi aku mohon bangunlah!''
ucap Yo Won sambil membersihkan wajah Il Woo dengan handuk basah.
Tak lama berselang, suara pintu terbuka.
Min Jung yang baru datang, menatap nanar diri Yo Won. ''Yak sudah tiga hari
berlalu, tapi kau masih belum beranjak dari kursi itu, Yo Won-ah. Makanlah!''
Yo Won menggeleng,
''Yak Yo Won-ah, Eomma dan Appa tidak
ingin kau sakit, begitupun adikku, ia pasti tidak ingin kau sakit. Dia akan
marah padaku jika kau sampai sakit! Kumohon, makanlah Yo Won-ah,'' pinta Min
Jung memelas.
Yo Won menatap diri Min Jung, sebelum
akhirnya ia mau makan.
Lima menit sudah berlalu, dan hanya tiga
sendok suap nasi yang berhasil ditelannya. Dan pada saat yang bersamaan, Suzy,
So Eun, Min Ho serta Kim Bum datang.
''Eonni, kenapa kau sangat kurus? Kalau
bagini terus kau akan sakit,'' ucap Suzy lirih.
''Ne eonni, kau akan sakit eonni.....''
timpal So Eun lirih.
''Gwaenchana Suzy-ah, Sso-ya... Eonni
baik-baik saja......'' ucap Yo Won sambil tersenyum.
''Noona-ya......'' gumam Kim Bum lirih.
''Ne kau benar noona, kau memang harus
selalu baik dan sehat, jika tidak Il Woo akan memarahi kami!'' ucap Min Ho.
Yo Won tersenyum mendengar perkataan
Min Ho. ''Gomaweo, Min Ho-ssi.''
''Eonni, kami membawa baju ganti untuk
eonni. Ige,'' ucap So Eun sambil memberikan baju.
''Ne eonni, gantilah bajumu,'' lanjut
Suzy.
''Gomaweo ne.....''
Setelahnya Yo Won masuk kedalam kamar
mandi yang memang tersedia di dalam kamar VIP.
Min Jung menatap keadaan adiknya yang
terbaring dengan perban di kepalanya dan selang pernafasan yang menutupi hidung
dan mulutnya itu dengan nanar, ''Pabo-ya, kau bilang kau tidak akan membuat
temanku menangis, tapi apa ini? Heoh, seharusnya aku tak percaya pada omong
kosongmu itu, Woo-ya......'' ucapnya lirih.
''Eonni-ya......'' gumam So Eun,
sedangkan Suzy memegangi pundak Min Jung yang sudah bergetar.
Min Ho membenarkan selimut yang
menutupi tubuh Il Woo. ''Pabo, neo pabo-ya....'' ucapnya dengan nada mengejek,
namun di matanya tersirat kesedihan....
''Hyung-ah, bangunlah, kami rindu
melihat senyum manismu,'' ucap Kim Bum jujur. Yang mendapat anggukan dari
semuanya.
Yo Won yang baru keluar dari kamar mandi
terharu mendengarnya.
¤¤¤¤¤¤¤
''Noona,'' Gadis berambut hitam dan
panjang sebahu dengan poni samping itu menengok, ''Can I love you?'' Gadis
tersebut tersenyum mendengarnya.
Dia mengangguk dan langsung berlari
kearah pria itu dan memeluknya, memeluknya sangat erat. ''Ne, tentu
Woo-ya.........'' ucapnya di dalam pelukan Il Woo, ''Bogossippeoyo, Woo-ya,''
gumamnya.
Il Woo mengelus rambut gadis yang ada di
dalam pelukannya saat ini. Dan ia tersenyum. ''Nado bogossipeo, Yo Won-ah.''
Yo Won yang mendengar jawaban Il Woo
semakin mengeratkan pelukannya.
Flashback
''Ada apa ini, eommanim, abeonim? Kalian
akan membawa Il Woo kemana?'' tanya Yo Won panik ketika melihat semua peralatan
medis di tubuh Il Woo mulai dilepas.
Il Woo Eomma yang melihat reaksi Yo Won
hanya bisa terisak di dalam pelukan suaminya. Kemudian sang suamilah yang
menjelaskannya pada Yo Won. ''Sudah enam bulan berlalu, tapi tak ada
perkembangan yang terjadi pada tubuhnya. Jadi kami akan membawanya pergi dari
sini, Yo Won-ah....''
''Tapi abeonim, aku..........''
''Hiduplah dengan bahagia Yo Won-ah,
tanpa harus terbayang-bayang rasa bersalah karna keadaan yang terjadi pada uri
Il Woo.'' Yo Won yang mendengarnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya
dan menutup mulutnya agar tak mengeluarkan isakan. Il Woo appa yang melihatnya
langsung memegang pundak Yo Won yang bergetar. ''Kami tidak ingin melihatmu
seperti ini Yo Won-ah.''
Yo Won menatap kedua orang tua itu
dengan tatapan tak percaya.
Di depan pintu kamar ada seorang Kim Min
Jung yang juga sedang menahan tangisannya.
Flashback
End
''Kenapa baru sekarang, kau
menemuiku, Woo-ya?'' tanya Yo Won. Sekarang mereka sedang duduk di bangku taman
Dankook University. ''Kenapa setelah lima tahun berlalu, kau baru menemuiku?''
tanyanya lagi sambil menundukkan kepalanya dan memegang erat minuman kaleng
yang di berikan oleh Il Woo tadi. ''Bencikah kau.........'' Il Woo menatap
lekat diri Yo Won, lalu ia mengusap kepala Yo Won, menyebabkan perkataan Yo Won
mengambang begitu saja.
Yo Won menatap kearah Il Woo yang
sedang tersenyum padanya.
''Apa kau sehat Yo Won-ah?'' tanya Il
Woo tak menjawab pertanyaan Yo Won. Yo Won tak menjawabnya. ''Sepertinya kau
sehat, tapi kenapa kau memotong rambutmu?'' Yo Won masih diam, ''Tapi aku
menyukainya....... Kau selalu cantik dimataku,'' lanjutnya sambil tersenyum.
Kali ini Yo Won tak bisa menahan tangisnya. Namun sedetik kemudian ia sudah
berada di dalam pelukan Il Woo.
''Woo-ya,,,,,, '' gumamnya sambil
terisak.
''Karna aku ingin saat kau melihatku
lagi, kau melihatku sebagai pria dewasa yang bisa bersanding disampingmu, bukan
pria yang jauh lebih muda darimu lima tahun.'' Yo Won semakin mengeratkan
pelukannya. ''Pabo!'' ucapnya mencibir.
Yo Won yang mendengar ucapan itu langsung
melepaskan pelukannya, dan menatap tak percaya diri Il Woo yang sedang
tersenyum mengejek kearahnya. ''Mwo?''
''Ne, kenapa dulu kau lari saat
melihatku bersama wanita itu?''
''Itu salahmu, suruh siapa kau
berken....''
''Aigo tuduhan macam apa itu? Kenapa
kau mengambil kesimpulan sendiri?''
''Tentu saja aku curiga padamu
Woo-ya,'' ucap Yo Won sengit. ''Sudah seminggu itu kau berubah padaku, kemudian
aku melihat fotomu sedang berpelukan dengan wanita. Dan pada saat ku ingin tak
mempercayainya, aku malah melihat langsung kau bersama wanita itu!'' jelasnya.
Il Woo tersenyum, lalu ia memegang
tangan Yo Won. ''Aku tidak mungkin berkencan dibelakangmu Yo Won-ah. Aku tidak
menyukainya, dan kau tau. Aku dijebak oleh pria itu.''
''Tapi kenapa........''
''Aku sudah meminta padamu, agar
membiarkanku mencintaimu, jadi sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu,''
potong Il Woo meyakinkan Yo Won. ''Sama seperti tadi, ditempat tadi, di masa
lampau, aku bertanya padamu bisakah aku mencintaimu. Itu adalah keputusanku
yang sampai kapanpun tak akan pernah berubah. Dan kau tau Yo Won-ah, aku sangat
senang ketika kau mengizinkannya. Saranghae,'' ucapnya mengakhiri
penjelasannya.
Kemudian perlahan namun pasti, bibir
mereka saling bertaut mengalirkan sebuah kehangatan diantara dua insan itu.
''Nado, saranghae.''
--''The End''--
Aku suka banget. Jadi kepengen baca fanfic yang lainnya. Tapi ada yang aku bingung, kenapa setelah 5 tahun, Yo Won masih di universitas Dankook. Apakah dia belum lulus? Atau sedang melanjutkan kuliah kejenjang berikutnya? Atau lagi berkunjung aja, mengenang masa lalu gitu?
ReplyDelete