Takdir - Upi Hwang [OneShoot]

Takdir - Upi Hwang [OneShoot]






Cast           : Kim Sang Bum, Kim So Eun.
Other Cast : Jung Il Woo, Lee Min Ho. Nam Gyuri, Bae Suzy
Cover By    : Kannakenny Art
Genre        :  Romance
Author       : Upi Hwang.
Lenght       : OneShoot







       '' You and Me always together. I believe it!''






   Flashback

    Sekarang sedang berlari seorang pria dengan kaos santai lengan panjang berwarna abu-abu, dengan celana jeansnya serta terdapat banyak tepung dan Kue di wajahnya menandakan ia sedang dikerjai oleh seseorang karna ia sedang berulang tahun saat ini, tak sengaja menabrak seorang gadis yang jauh lebih pendek darinya, seorang gadis yang mengenakan dress hijau muda selututnya. Dress yang dibalut oleh blazer berwarna putih. Ditangannya terdapat banyak buku, yang bisa dibilang tidak ringan. Karna meskipun buku yang di pegang gadis itu tipis-tipis, tapi tetap saja buku – buku tipis itu lumayan banyak. Alhasil buku- buku yang sedang dibawa sang gadis berjatuhan  di koridor suatu bangunan.
     ”Mianhae nona,” ucap pria itu sambil berjongkok membantu sang gadis membereskan buku-bukunya. Pria itu mengangkat wajahnya. ”Ini nona.”
   ”Kim So Eun, panggil saja So Eun.” ucap gadis itu sambil mengangkat wajahnya. Seketika dua pasang mata itu bertemu saling memandang,pandangan mereka sama-sama terkunci terhadap pemandangan yang berada didepan mereka.
   ”Kim Sang Bum, panggil saja Kim Bum.” balas Kim Bum, So Eun berdiri lalu,
   ”Apa kita pernah bertemu sebelum ini?”tanyanya. Kim Bum mengangkat bahunya.
   ”Sepertinya belum,”
   ”Benarkah? Padahal aku seperti mengingatmu,”ucap So Eun.
   ”Aku yakin kita belum pernah bertemu sebelum ini, tapi aku juga seperti mengingatmu.”
 
 Flashback End



    Semenjak hari itu, hari dimana Kim Bum yang sedang berulang tahun dan tidak sengaja menabrak So Eun, mereka sudah menjadi teman dekat. Walau masih dibilang baru kenal, namun kenyamanan yang mereka rasakan ketika sedang bersama membuat mereka  tak sulit untuk berteman.
   Buktinya sekarang mereka sedang berada di Queens Kafe. Setiap akhir pekan, Kim Bum  memang sering menyempatkan diri untuk main bersama So Eun, walau hanya sekedar untuk berjalan-jalan.
    Sekarang Kim Bum sedang duduk di kursi dekat jendela, ia sedang membaca buku - buku novel yang So Eun bawa. So Eun yang baru kembali dari toilet,  duduk di hadapan Kim Bum, lalu melanjutkan acara membacanya yang sempat tertunda oleh kepergiannya ke toilet.
      ''Sso-ah,'' panggil Kim Bum memecah keheningan yang terjadi diantara dirinya dan So Eun.
     ''Hem?'' tanya  So Eun tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca.
      ''Apa kau percaya dengan reinkarnasi Sso-ah?'' tanya Kim Bum. So Eun melihat kearah Kim Bum, dan menatap wajah pria itu.
     '' Aku percaya tidak percaya, '' jawabnya seraya mengalihkan pandangannya kembali kepada halaman buku yang sedang ia baca. ''Memangnya kenapa? Apa kau percaya dengan hal semacam itu Bum-ah?'' tanya So Eun masih dengan acara membacanya. Kim Bum mengangguk.
     ''Ne, dulu awalnya aku tidak percaya akan hal itu, tetapi setelah membaca buku tentang reinkarnasi, ditambah lagi tentang hubungan kita, aku sepertinya mempercayai sebuah reinkarnasi.'' jelas Kim Bum. So Eun mengerutkan keningnya, lalu ia meletakkan buku yang sedang ia baca. Matanya langsung menatap lurus mata Kim Bum. Dengan kedua tangan yang diletakkan diatas meja.
       ''Apa maksudmu Bum-ah?'' tanya So Eun, sekarang raut wajahnya sudah berubah menjadi serius. Kim Bum yang melihat perubahan itu menjadi bersemangat untuk membahas lebih lanjut topik yang sedang mereka bahas saat ini.
      ''Apa kau ingat bagaimana pertemuan awal kita?'' So Eun mengangguk, ''Waktu itu kau bertanya padaku,  apakah kita pernah bertemu sebelum ini?'' So Eun kembali menangguk, '' Apa kau tak pernah memikirkan kemungkinan bahwa pertemuan kita saat itu memang sudah di takdirkan?'' tanya Kim Bum lagi. Mendengar jawaban itu, So Eun hanya menghela nafas. Dia juga sudah merubah posisi duduknya menjadi lebih santai, dengan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
       ''Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?'' tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Kim Bum. Kim Bum hanya terkekeh ketika mendapat jawaban dari So Eun.
        ''Kau tau, mungkin saja di masa lampau kita adalah kekasih yang tertunda, oleh karna itu sekarang kita dipersatukan kembali lewat pertemuan waktu itu. Dan itu artinya sudah terjadi reinkarnasi diantara kita.'' jawab Kim Bum santai, yang sukses mendatangkan sebuah jitakan di kepalanya. Sebuah jitakan yang berasal dari tangan seorang wanita mungil yang sekarang sedang menatapnya kesal.  ''Yak Sso-ah, kenapa kau memukul kepalaku heoh?'' tanya Kim Bum sedikit kesal, ia juga memegangi kepalanya yang habis di pukul oleh So Eun. So Eun hanya mendengus.
        ''Apa bekerja selama satu minggu ini, sudah membuat otakmu rusak Bummie-ah?'' tanya So Eun sambil tersenyum menyepelehkan.
       ''Apa maksudmu Sso-ah?''
       ''Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau jadi seperti ini? Tiba-tiba saja membicarakan reinkarnasi, lalu mengkait-kaitkannya dengan pertemuan kita! Pasti pekerjaanmu membuat otakmu rusak!''
      ''Yak enak saja! Tentu saja tidak,'' ucap Kim Bum membela, ''Tapi ada satu hal yang ingin benar- benar ku lakukan jika memang kita adalah pasangan yang tertunda dimasa lampau.'' ucap Kim Bum
      ''Dan apakah itu?'' tanya So Eun penasaran,
      ''Menjadikanmu pendamping hidupku, selamanya.'' Blush, wajah So Eun serasa panas mendengar kata-kata itu, lalu di detik setelahnya Kim Bum memegang tangan So Eun, So Eun terkejut ''Dan mau kah kau menjadi kekasihku?'' sebuah pertanyaan yang sukses membuat wajah So Eun memerah sepenuhnya.
         Kim Bum yang merasa tidak mendapat tanggapan, mendekatkan wajahnya kewajah So Eun, ''Hei, bagaimana, kau mau kan? Mau yah? Please....'' desak Kim Bum. So Eun yang sudah terdesak, ditambah lagi dengan posisi wajahnya dengan wajah Kim Bum yang hanya terpaut delapan sentimeter, hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah, dan ia mengangguk.
        ''N-nne.'' jawabnya sedikit gugup. Namun apa yang ia dapat sebagai tanggapan dari jawabannya? Kim Bum malah menjauhkan wajahnya, kemudian ia menampilkan wajah cemberutnya. '' Hei kenapa kau jadi murung heoh?'' tanya So Eun bingung. Kim Bum menatap So Eun,
        ''Kau menerimaku karna terpaksa, jadi aku marah karnanya!'' jawab Kim Bum manyun, Setelahnya Kim Bum berjalan keluar meninggalkan So Eun yang masih terpaku.
      Dan tanpa pikir panjang lagi, setelah So Eun memasukkan novel-novelnya kedalam tas, ia langsung berlari keluar, mengejar Kim Bum.
     Saat berada di luar, So Eun mencoba memanggil Kim Bum, namun Kim Bum mengacuhkannya. So Eun mendengus kesal, lalu ia mempercepat langkah kakinya untuk menyusul langkah kaki Kim Bum. Dan ketika So Eun sedang berlari-lari, tiba-tiba saja Kim Bum menghentikan langkahnya. Alhasil itu membuat So Eun menabrak punggung kokoh milik Kim Bum, yang berakibat pada jatuhnya So Eun.
      Kim Bum melihat kearah So Eun yang sedang terduduk di koridor, dan tanpa dosa bertanya,
    ''Kenapa kau duduk di koridor Sso-ah?'' So Eun tidak menjawab dia hanya mendengus kesal karna perbuatan dan pertanyaan Kim Bum. So Eun bangun, lalu menatap kesal pada Kim Bum.
     ''Kenapa kau pergi heoh? Dikala aku sudah mengatakan Iya padamu?'' tanya So Eun sedikit emosi.
     ''Itu semua karna kau menjawabnya dengan terpaksa!'' jawab Kim Bum sambil pura-pura marah.
     ''Hei, aku menjawabnya dengan tidak terpaksa tau!'' bela So Eun.
      ''Benarkah?'' So Eun mengangguk, ''Kalau begitu cium aku!'' pinta Kim Bum. Sebuah permintaan yang membuat So Eun membulatkan matanya.
       ''Tidak mau!'' tolak So Eun, Kim Bum kembali menampilkan wajah dinginnya.
       ''Ya sudah kalau begitu,'' ucapnya, seraya akan membalikkan badannya, namun belum sepenuhnya badan itu berbalik, So Eun sudah menempelkan bibirnya disalah satu pipi Kim Bum. Kim Bum menghentikan pergerakkannya, lalu ia menampilkan senyum terindahnya. Akan tetapi So Eun hanya cemberut dan mendengus kesal. Dan melihat ekspresi So Eun yang seperti itu membuat Kim Bum malah tertawa terbahak - bahak.
         ''Yak Bummie-ah, berhentilah menertawaiku!'' ucap So Eun masih dengan nada kesalnya.
       ''Ne, ne araseo.'' ucap Kim Bum sambil mengacak-acak rambut So Eun.








__________________________








         ''Yak Bummie-ah sedang apa kau di kamar ku heoh?'' teriak So Eun sedikit terkejut dengan kehadiran Kim Bum di rumahnya, ah tidak, di kamar So Eun maksudnya. Di tambah lagi dengan keadaan So Eun yang hanya terbelit sebuah handuk, dikarnakan memang So Eun baru selesai mandi.
      ''Sso-ah, apa yang sedang kau kenakan heoh?'' tanya Kim Bum sambil menatap lekat pada tubuh So Eun. So Eun melihat tubuhnya yang hanya menggunakan sebuah handuk, setelahnya.
       ''Yak, kyaaaaaaaa....'' teriaknya sebelum kembali masuk ke kamar mandi yang terdapat di kamarnya. Meninggalkan Kim Bum yang masih melongo. ''Bummie-ah, keluarlah!'' pinta So Eun. Kim Bum hanya mengiyakan dan melangkahkan kakinya menjauhi kamar So Eun.

    Ceklek, suara pintu tertutup. So Eun segera keluar dari dalam kamar mandi dan dengan cepat memakai pakaian santainya, yaitu sebuah celana pendek dengan kaos lengan panjang berwarna orange.


...................


        ''Ini minumlah,'' ucap So Eun sambil meletakkan dua gelas teh hijau. Kim Bum mengangguk. Sekarang mereka sedang berada di beranda kamar So Eun yang kebetulan berada di lantai dua. ''Kau sedang apa heoh??'' tanya So Eun mendudukkan dirinya di samping Kim Bum yang sedang memainkan Laptopnya. So Eun mencondongkan tubuhnya untuk bisa melihat apa yang sedang Kim Bum lihat. Dan ternyata Kim Bum melihat album foto So Eun. 
      ''Sso-ah,''
      ''Ne?''
      ''Ini foto saat usia mu berapa tahun?'' tanya Kim Bum sambil menunjuk sebuah gambar dimana So Eun sedang bersama teman-temannya.
       ''Ouh itu saat usiaku ke tujuh belas tahun.'' jawab So Eun santai. Kim Bum hanya ber oh ria
       ''Ouh ini kan Gyuri, Nam Gyuri?'' tanya  Kim Bum sambil menunjuk salah satu teman So Eun. So Eun menatap bingung pada Kim Bum, ia juga mengerutkan keningnya.
      ''Dari mana kau mengenalnya?'' tanya So Eun curiga. Namun Kim Bum hanya terkekeh.
     ''Ternyata kalian berteman!'' jawab Kim Bum. Jawaban yang membuat So Eun sedikit kesal.
     ''Yak Bummie-ah, aku bertanya dari mana kau mengenalnya??'' tanya So Eun sedikit memaksa.
      ''Aku mengenalnya saat kami kuliah, dia dulu selalu mengejar-ngejar diriku!'' jawab Kim Bum dengan bangga. So Eun menatap Kim Bum dengan malas mendengar jawaban Kim Bum. Lalu ia meminum teh hijaunya dan berkomentar,
       ''Jangan bergurau! Gyuri tidak mungkin mengejar-ngejar dirimu!'' Kim Bum menatap So Eun. Setelahnya ia terkekeh,
       ''Hei, jadi kau tidak percaya heoh? Asal kau tau saja Sso-ah, dulu saat aku kuliah, aku dan teman-temanku sangat di gilai oleh segala wanita.''
        ''Benarkah? Heoh, aku tidak percaya!'' ucap So Eun. ''Memangnya siapa teman-temanmu itu heoh?'' lanjutnya.
       ''Dulu, aku, Min Ho dan Il Woo itu di juluki the flower boys, dan hampir semua siswi di Universitas mengetahui kami.'' narsis Kim Bum. So Eun hanya mengangguk-angguk.


________________________



         ''Hei, Bummie-ah Banguuuuuunnnnnn.'' teriak seorang namja di telinga  Kim Bum yang membuat pria itu bangun dari alam mimpinya.
      ''Yak Il Woo noona, berhentilah membangunkanku!'' ucap Kim Bum. Sebuah perkataan yang membuat urat - urat kekesalan muncul di dahi pria tersebut.
        ''Yak Bummie-ah, berhenti memanggilku Noona!'' balas pria yang bernama Il Woo itu dengan menekankan kata Noona yang terdapat diakhir kalimatnya. Namun Kim Bum hanya nyengir, ia juga berniat untuk tidur kembali. Terbukti dengan dia mulai menarik kembali selimutnya, akan tetapi tangan Il Woo dengan cekatan menarik paksa Kim Bum turun dari singgasana kebesarannya. Yang mengakibatkan Kim Bum terguling kebawah, dan Kim Bum juga mengaduh kesakitan.
      ''Cepatlah, kau sudah janji kan, bahwa akhir pekan ini akan kau habiskan bersama aku dan Min Ho. Dan jangan coba-coba untuk mengingkarinya!'' ucap Il Woo penuh dengan ancaman, ia pun meninggalkan Kim Bum sendiri di dalam kamar.
       ''Ugh dasar Noona Killer!'' teriak Kim Bum,namun yang diteriaki sudah tak terlihat.
  Kim Bum segera bangun dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.

         Sekarang mereka berdua sudah berada di dalam mobil, dengan wajah Kim Bum yang sudah segar.
    ''Kita akan kemana noona?'' tanya Kim Bum yang sukses mendapat pelototan dari seorang Il Woo. Kim Bum yang mendapatan tatapan seperti itu hanya nyengir kuda.
    ''Aku akan memperkenalkan mu dengan tunanganku.'' jawab Il Woo dengan senyum merekah di bibirnya. Kim Bum mengangguk.
    ''Memangnya siapa tunanganmu itu hyung?'' tanya Kim Bum penasaran.
    ''Rahasia!'' jawab Il Woo singkat.
   Il Woo mulai melajukan mobilnya menuju ke rumah Lee Min Ho, teman mereka yang satunya lagi. Berhubung rumahnya masih satu komplek dengan rumah Kim Bum, jadi tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai dirumah Min Ho.
    Mereka turun dari mobil dan menekan bel, lalu keluarlah seorang pembantu.
    ''Ada yang bisa saya bantu tuan?'' tanyanya.
    ''Sepertinya dia pembantu baru hyung, dia tidak mengenali kita.'' bisik Kim Bum yang mendapat anggukan dari Il Woo.
    ''Kami ingin bertemu denga Min Ho-ssi, apa kami boleh masuk?'' tanya Il Woo sopan.
    ''Boleh, tapi maaf tuan, tuan muda sudah pergi dari sepuluh menit yang lalu.'' jawab pembantu itu.
      ''Mwo? Kemana dia pergi?'' tanya Il Woo dan Kim Bum serempak.
      ''Jeosonghamnida tuan, saya tidak tau, yang pasti dia pergi bersama kekasihnya.''
      ''Araseo, khamsamnida,'' ucap Il Woo seraya meninggalkan rumah Min Ho, diikuti oleh Kim Bum.

    Di dalam mobil Il Woo terus saja menggurutu tidak jelas, sedangkan Kim Bum sibuk berkiriman pesan dengan kekasihnya, siapa lagi kalau bukan dengan Kim So Eun.
   ''Yasudah Bummie-ya, kita terpaksa hanya berdua perginya.'' kata Il Woo akhirnya,
    ''Ne, hyung.'' jawab Kim Bum.
    Il Woo melajukan mobilnya menuju ke tempat awal tujuannya. Yaitu tempat pertemuannya dengan tunangannya.
      ''Sudah sampai,''
    Mereka sampai di Hottest Kafe, kemudian tanpa menunggu, mereka langsung melangkahkan kaki mereka untuk memasuki kafe tersebut.
    Ketika mereka berada di dalam, Il Woo mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok tunangannya itu. Sedangkan Kim Bum, ia masih sibuk dengan sms nya.
   Akhirnya, Il Woo melihat sosoknya sedang duduk di kursi di sudut ruangan, Il Woo berjalan kearahnya, begitu pun Kim Bum, yang masih mengekor dibelakangnya. Il Woo duduk di depan tunangannya. Kim Bum duduk di samping Il Woo.
    Kemudian Kim Bum mengangkat kepalanya, untuk melihat siapa tunangan temannya itu. Matanya membulat ketika ia melihat sosok orang itu, dan bukan hanya dirinya, namun juga wanita itu, ia juga membulatkan matanya.
    Il Woo yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya. ''Ada apa? Apa kalian sudah saling kenal?'' tanya Il Woo.
   ''Ya'' jawab Kim Bum ''Tidak'' jawab wanita itu bersamaan.
    ''Ouh hayolah Gyuri-ya, mengaku saja kalau kau memang mengenalku.'' ucap Kim Bum sambil tersenyum penuh kemenangan.
     ''Gyuri-ya, jadi kau mengenal bocah nakal ini chagia?'' tanya Il Woo kepada Gyuri, tunangannya. Mau tidak mau Gyuri pun mengangguk.
      ''Ne, aku mengenalnya, dia itu cinta monyetku!'' jawab Gyuri akhirnya, Il Woo mengangguk - angguk mengerti. ''Tapi kau tenang saja Il Woo-ya, aku sudah tidak menyukainya lagi!'' lanjut Gyuri, ia tidak mau Il Woo salah paham dengannya.
      ''Ne, hyung, kami hanya berteman. Yah meskipun tidak akur. Lagi pula aku tidak menyukainya, sudah ada wanita yang mengisi hatiku.'' ucap Kim Bum.
     ''Araseo, lagipula itu kan hanya masa lalu kalian.'' ucap Il Woo santai. ''Ouh kalian mau pesan apa?'' tanya Il Woo.
     ''Aku sudah memesankan sesuatu untuk kita, jadi kuharap kalian menyukainya.'' jawab Gyuri. Kim Bum dan Il Woo mengangguk.
   Saat menunggu pesanan mereka datang, pandangan Kim Bum tertuju pada novel yang tergeletak di atas meja. Ia mengambilnya dan memperhatikan novel itu.
   ''Kau pergi bersama seseorang Gyuri-ya?'' tanya Kim Bum, Il Woo dan Gyuri menatap Kim Bum.
    ''Ne, bersama temanku, dia sedang berada di toilet sekarang.'' jawab Gyuri.
    ''Maaf aku lama yah Gyuri eonni,'' tanya gadis yang baru datang itu. Semua mata menatapnya, dan betapa terkejutnya Kim Bum ketika mengetahui siapa temannya Gyuri itu.
    ''Chagia, jadi kau yang dimaksud Gyuri-ya?'' ucap Kim Bum. Gadis itu langsung menengok, sedangkan Il Woo dan Gyuri hanya mengerutkan kening mereka. Gadis itu duduk di hadapan Kim Bum.
    ''Bummie-ya, jadi kau temannya tunangan Gyuri eonni?'' tanya balik gadis itu.
    ''Ah So Eun-ah,'' ucap Kim Bum mengangguk.
    ''Jadi kalian sepasang kekasih?'' tanya Il Woo dan Gyuri berbarengan. Kim Bum dan Kim So Eun mengangguk.
    ''Pantas saja, aku seperti mengenal novel ini.'' bisik Kim Bum kepada So Eun. Sedangkan So Eun hanya tersenyum kecil.
    ''Ekhem, Sso-ah, perkenalkan dia Jung Il Woo, tunanganku.'' akhirnya ucap Gyuri mengganggu keromantisan Kim Bum dan So Eun. ''Dan oppa, ini Kim So Eun, teman baikku.'' ucap Gyuri memperkenalkan mereka. Il Woo dan So Eun saling berjabat tangan.
     Kemudian pesanan mereka datang. Selagi mereka menikmati makanan mereka,
    ''Ouh eonni, aku telat yah?'' tanya seseorang yang baru datang bersama seorang namja. Semua pandangan teralihkan kepada orang itu.
    ''Ouh Suzy-ah,'' ucap So Eun dan Gyuri. ''Hyung!'' ucap Kim Bum dan Il Woo. Mereka saling bertatapan bingung,
     ''Hei, ada apa ini? Suzy-ah kenapa kau tidak bilang kalau kau akan bertemu dengan teman - temanku?'' tanya Namja itu. Suzy menatap namja itu tak percaya.
    ''Hei Min Ho oppa, mana aku tau kalau mereka itu teman - temanmu. Aku hanya di undang oleh Gyuri eonni, untuk datang ke kafe ini!'' jawab Suzy jutek.
      ''Sudah - sudah, lebih baik kalian duduk.'' lerai Gyuri. Dan Suzy duduk di samping So Eun sedangkan Minho duduk disamping Kim Bum.
       ''Min Ho-ssi, jangan salahkan Suzy-ah, Suzy memang tidak tau, aku bahkan tidak tau jika temannya Il Woo adalah kalian. Ini adalah ketidaksengajaan.'' jelas Gyuri.
     ''Ralat,'' ucap Kim Bum usai Gyuri menjelaskan, semua pandangan tertuju padanya, seolah menuntut jawaban apa yang akan di ucapkan Kim Bum. ''Ini bukanlah sebuah ketidaksengajaan, tapi ini adalah sebuah takdir.'' lanjut Kim Bum.
    ''Yak Bummie-ya, berhentilah bicara tentang hal - hal seperti itu.'' ucap So Eun.
     ''Tapi kau sendiri sering membaca buku yang berkaitan dengan takdir Sso-ah? Kenapa aku tak boleh bicara tentang takdir?'' tanya Kim Bum tak mau kalah.
     ''Sudahlah, kalian seperti anak kecil.'' ucap Il Woo, '' Yasudah kita anggap saja ini adalah takdir. Suzy, Min Ho kalian berbaikan lah. Dan kalian juga, So Eun, Kim Bum!'' suruh Il Woo yang mendapat anggukan dari Gyuri.
    Akhirnya, mereka berbaikan dengan pasangan masing - masing. Kemudian mereka pun melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.






________________________






         ''Kau tau Bummie-ya, aku tidak menyangka jika semua bisa terhubung seperti ini.'' ucap So Eun. So Eun baru saja memberikan Teh hijau kepada Kim Bum. Kim Bum menerimanya. Lalu So Eun duduk di samping Kim Bum.
    ''Ne, Sso-ya, aku juga tidak menyangka.''

    Sekarang mereka sedang berada di beranda kamar So Eun. Mereka menatap bintang yang bertebaran di langit malam.
    ''Hem, Sso-ya. Bagaimana kalau kita menyusul Il Woo hyung, dan Gyuri?'' tanya Kim Bum. So Eun yang mendengar akan hal itu menengok kearah Kim Bum. Sekarang posisi mereka, Kim Bum sedang memeluk pinggang So Eun yang berada di sampingnya.
     ''Maksudmu Bum?'' tanya So Eun polos. Kim Bum menatap So Eun. Hal itu membuat wajah mereka hanya terpaut beberapa senti saja.
     ''Kita menikah!'' ajak Kim Bum. Setelahnya senyuman indah terukir di bibir manis So Eun, So Eun mengangguk. ''Gomaweo Sso.''
   Kim Bum mendekatkan wajahnya kewajah So Eun, lalu bibir itu mencium singkat bibir So Eun. Hanya untuk menghangatkan di malam yang semakin dingin ini. ''Disini dingin Sso, mari kita masuk.'' ajak Kim Bum akhirnya, So Eun mengangguk.
    Mereka pun masuk ke dalam, dengan posisi So Eun di peluk Kim Bum dari belakang.











              -End-

0 comments:

FIRST SIGHT - UPI HWANG [ONESHOOT]



First Sight- Upi Hwang [OneShoot]



Cast           : Shannon William. Bambam
Other Cast : Got7, Kim Dani, Ahn Eunjin
Cameo       : Ok Taecyeon, Nichkhun Horvejkul.
Cover by    : Catastrophe Art
Genre         : School-life, Friendship.
Author       : Upi Hwang.
Lenght       : Oneshoot





    

Can you love me?
Can you love me?
Yeoja maeum da sobakhaeseo
Saranghae hanmadie
Modeungeol dajuge doeneungeol
So will you love me?



   Shannon, wanita cantik itu tidak sengaja menabrak pria ketika ia sedang mendengarkan musik di trotoar jalan,  itu terlihat dari earphone putih yang ia pakai.
   Pria yang sedang bercanda ria dengan teman-temannya sekaligus pria yang ditabrak itu berhenti, dan menatap Shannon. Begitupun sebaliknya.
    Shannon membungkukkan badan dan kepalanya. ''I'm sorry sir,'' ucapnya dengan bahasa inggris yang fasih.
    ''Yeah, i'm all right.'' jawab pria itu sambil tersenyum, bertepatan dengan itu, Shannon mengangkat kepalanya dan melihat senyuman itu. Nae joaheyo,,,,,  batinnya.
     Setelah mengucapkan hal itu, pria tadi pun melanjutkan jalannya karna teman-temannya sudah jauh berada didepan. Dan Shannon juga melanjutkan jalannya kembali.




                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



    Shannon, sekarang ia sedang berdiri didepan gerbang sekolah barunya, Seoul International Art School. Ia menutup matanya, membiarkan angin menerpa wajah dan rambutnya. Rambutnya yang tergerai berkibar tertiup angin.
   Ternyata dibelakangnya ada seseorang yang kebetulan sedang berjalan kearahnya, ia menghirup aroma alami yang tercium dari rambut Shannon. Harumnya,,,, batin orang itu. Lalu ia melihat wajah Shannon, Ah neomu yeppo,,, batinnya kemudian.
     Kemudian saat orang itu sedang asik melihat Shannon yang masih memejamkan matanya, ada yang memanggilnya.
    ''Bambam hyung,'' orang itu yang ternyata bernama Bambam mengalihkan pandangannya dari Shannon, kearah orang yang memanggilnya yang ternyata adalah Yugyeom, salah satu sahabatnya.
    ''Ne, Yugyeom-ah, wae?'' teriak Bambam sambil berjalan menuju Yugyeom meninggalkan Shannon.
    ''Kenapa kau disitu saja? Kha, Mark hyung dan JaeBeom hyung sudah menunggu.'' ucap Yugyeom. Bambam mengangguk.
    ''Araseo, kha.''
   Saat Bambam pergi, Shannon membuka matanya lalu ia melihat punggung Bambam yang semakin menjauh. Ia mengerutkan keningnya, setelahnya ia mulai memasuki halaman sekolah.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



     ''Jadi kau murid baru itu?'' tanya yeoja tinggi berambut hitam panjang, yang diketahui bernama Eunjin, Shannon mengangguk.
    ''Ah kau mengerti bahasa korea?'' tanya gadis yang berkacamata, Dani.
    ''Ne, nae eomma hanguk saram. Jadi aku mengerti dan bisa.'' ucap Shannon dengan bahasa korea yang fasih.
     ''Woaaah,'' komentar Eunjin dan Dani bersamaan. Shannon, ia hanya tersenyum melihat ekspresi dua teman barunya itu.
    Memang wajah Shannon itu terlihat western, dikarnakan ayahnya seorang British. Jadi tak heran dia lebih terlihat ke western dibanding korea. ''Ne, aku butuh bantuan kalian. Mannaseo bangapseumnida.''
    ''Ne, selamat bergabung di sekolah ini.'' ucap Dani.
    ''Ne semoga kau suka kamar nya.'' lanjut Eunjin. Shannon mengangguk sambil tersenyum yang menampilkan gigi kelincinya.




                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



   ''Bammie-ya tolong ambilkan bukuku di Eunjin-ssi,'' ucap Youngjae.
   ''Kenapa aku hyung?'' tanya Bambam.
   ''Ouh hayolah Bammie-ya, bukankah hari ini kau ada kelas dengannya.'' Bambam nampak berfikir.
   ''Aku tidak tau Eunjin mana yang kau maksud hyung,''
   ''Ouh Bammie-ya, jangan bercanda. Dia satu kelas denganmu saat pelajaran Song sonsaengnim. Ahn Eunjin.'' jelas Youngjae. Bambam, ia mengangguk.
    ''Araseo.'' ucapnya sebelum meninggalkan kamar mereka.




                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



    Sekarang Bambam sedang berada di depan pintu kamar Eunjin. Ia menarik nafasnya sambil menutup matanya, karna ini pertama kalinya ia ke asrama wanita. Saat ia sedang melakukan itu, seorang wanita berambut pirang panjang dengan poni depannya berhenti ketika melihatnya.
    Wanita yang tidak lain adalah Shannon, terpaku melihat pemandangan saat ini. Dan tepat saat ia sedang menatap Bambam lekat, Bambam membuka matanya. Bambam pun terpaku. Ia terlihat menahan nafasnya agar detak jantungnya yang tak beraturan tidak terdengar oleh Shannon. Wajah Shannon memerah sempurna.
     ''Bambam sunbaenim, apa yang kau lakukan disini?'' tanya Dani yang baru datang, suara yang sukses menyadarkan Shannon dan Bambam dari kebisuan mereka.
    ''Ah anu,,,'' Bambam terlihat mengumpat karna kegugupannya. Sedangkan Shannon hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. ''Aku disuruh Youngjae hyung untuk mengambil bukunya di Eunjin-ssi.'' lanjut Bambam setelah berhasil mengatasi kegugupannya.
    ''Tapi Eunjin eonni baru saja mengembalikannya kepada Youngjae oppa.'' jawab Dani.
    ''Mwo? Jinjah?'' Dani mengangguk. Bambam terlihat sangat kesal. ''Araseo, gomaweoyo.'' ucap Bambam. Dani mengangguk. Bambam meninggalkan kamar Shannon dan Dani sambil terus menggerutu tidak jelas.
    Shannon masih terpaku didepan pintu, menatap kepergian Bambam. ''Wae eonni?'' tanya Dani, Shannon seketika sadar,
    ''Ne?''
    ''Ani, kha kita masuk.'' ucap Dani. Shannon mengangguk, dan mengekor Dani yang sudah lebih dulu berjalan kedalam kamar.




                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



     ''Dia itu orang yang baik eonn.'' ucap Dani tiba-tiba, dan seketika membuat suasana yang tenang menjadi sedikit gaduh, apalagi Eunjin yang langsung berlari menuju ke kasur Dani,
    ''Nugu?'' tanya Eunjin.
    ''Bambam sunbaenim, dia itu orang yang baik.'' ulang Dani. Dua ekspresi berbeda dilihat Dani. Shannon menampilkan ekspresi penasaran, sedangkan Eunjin menampilkan ekspresi malasnya.
     ''Kenapa kau jadi membicarakan dia...'' komentar Eunjin.
      ''Sepertinya ada yang menyukainya.'' goda Dani, wajah Shannon memerah, sedangkan Eunjin yang tidak tau apa-apa hanya mengerutkan keningnya. ''Dia itu orang Thailand, dan ia itu trainee JYP Ent, ini adalah tahun keduanya disini.'' jelas Dani.
    ''Ouh hayolah Dani berhenti membicarakan napeun namja itu!''
     ''Napeun?'' ulang Shannon. Eunjin mengangguk. ''Ne dia itu menyebalkan, dan itu sangat buruk.'' Shannon mengangguk. Lalu Eunjin mengerutkan keningnya. Ia menatap Shannon, dan terlihatlah semburat merah muda di kedua pipi Shannon, ''Omona, jangan bilang kalau kau itu.......??'' ucap Eunjin tak percaya.
     ''Ne, Shannon eonni menyukainya!'' ucap Dani.
    ''Yak, siapa yang suka siapa heoh?'' elak Shannon. Namun terlambat, karna Eunjin dan Dani sudah mulai menggodanya.




                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



    ''Youngjae-ya,''
    ''Ne, Jinyoung hyung, wae?'' tanya Youngjae yang masih tidak mengalihkan pandangannya. Sekarang mereka sedang berada di aula asrama. Disana juga terdapat seorang Mark Tuan dan Jackson Wang yang sedang bermain catur, dan masih banyak siswa lainnya.
    ''Dimana Bambam?'' tanya Jinyoung.
    ''Dia sedang di kamar, bersama Yugyeom,'' jawab Youngjae tanpa melihat Jinyoung. Jinyoung yang sudah selesai urusannya dengan Youngjae langsung pergi meninggalkan Youngjae di aula. Ia pergi menuju kamar Bambam dan Yugyeom.
    Ia langsung masuk, ketika menyadari pintu tidak dikunci. Lalu terlihat seorang Bambam yang sedang tidur-tiduran dikasurnya. Yugyeom? Iyah tidak terlihat didalam kamar itu, entah dimana dia sekarang ini. ''Bammie-ya,'' rajuk Jinyoung. Bambam sedikit terkejut, terbukti dengan menengoknya ia kearah panggilan. Namun setelahnya ia kembali keposisi awalnya.
    ''Ne hyung, waeyo?''
    ''Niatnya aku ingin mengajakmu ke Queens kafe malam ini,'' Jinyoung melihat jamnya. ''Tapi sepertinya kau sedang tidak mau keluar.'' lanjutnya. Bambam yang mendengar jawaban Jinyoung, langsung terduduk tegas.
      ''Ani hyung, kha kita pergi.'' ucapnya. Jinyoung, dia hanya tersenyum melihat tingkah Bambam. Mereka pergi ke Queens kafe.



    @Queens kafe.


    ''Eunjin eonni, apa tidak apa-apa, jika kita pergi malam-malam seperti ini?'' tanya orang itu.
    ''Ne Shannon-ah, tidak apa-apa, besok hari sabtu jadi kita bisa datang lebih siang untuk memulai pelajaran.'' jelas Eunjin. Lalu Eunjin menarik lengan Shannon agar cepat masuk ke dalam kafe, karna keadaan diluar cukup dingin di akhir tahun ini.
     ''Ah dinginnya,'' komentar Eunjin saat mereka sedang menunggu pesanan mereka datang.

  Satu detik kemudian,

    ''Ouh Eunjin-ah, kau juga disini?'' tanya seseorang, Eunjin dan Shannon menengok kearah orang yang baru datang itu. ''Bolehkah kami gabung dengan kalian?'' tanyanya kemudian. Eunjin mengangguk ketika ia tau siapa dua orang yang baru datang itu. Ia tersenyum jahil ketika mengetahui siapa orang yang bersama dengan pria yang baru saja bertanya padanya. Sedangkan Shannon, ia menundukkan kepalanya ketika ia merasa diperhatikan.
    ''Ne Jinyoung oppa, duduk saja.'' ucapnya lembut.
    ''Oppa?'' ulang orang yang bersama Jinyoung itu, orang yang tak lain adalah Bambam. Eunjin menatap Bambam, lalu ia menampilkan tatapan deathglare kepada Bambam.
     ''Ne, waeyo?''
     ''Sudahlah, Bammie-ya, aku yang menyuruhnya memanggil seperti itu.'' Bambam mengangguk, lalu ia menengok kesampingnya, kebetulan ia duduk disamping Shannon. Ia melihat Shannon yang sedang mengatur pernafasannya. Jinyoung juga memperhatikan Shannon. ''Ah kau murid baru?'' tanyanya hati-hati. Shannon mengangkat kepalanya, lalu mengangguk.
     ''Ne, Shannon William imnida.'' ucapnya,
     ''Ah, Park Jinyoung imnida, dan ini, dia Bambam, dia sedikit pemalu.'' ucap Jinyoung sambil tersenyum jahil.
      ''Hyung.........'' rajuk Bambam. Namun Jinyoung hanya nyengir. Tak lama setelah percakapan, pesanan mereka datang, dua gelas coklat panas, dan dua gelas kopi americano.
    Mereka larut dalam percakapan santai, dan saat Bambam serta Shannon sibuk meminum minuman mereka, Eunjin mendekatkan bangkunya kebangku Jinyoung, kemudian ia membisikkan sesuatu. ''Oppa, bukankah mereka terlihat serasi?''
    Jinyoung melihat Bambam dan Shannon yang kebetulan sedang saling bertukar senyuman. Lalu ia mengangguk.
    ''Shannon, ia menyukai Bambam-ssi.'' jujur Eunjin. Jinyoung yang sedang minum, hampir saja tersedak kopinya ketika mendengar pengakuan itu.
     ''Mwo?''
     ''Hush,'' desis Eunjin, ia mengangguk. ''Bolehkah aku meminta sesuatu padamu oppa?''
      ''Apa?''
      ''Tolong cari tau apakah Bambam memiliki perasaan yang sama seperti sahabatku itu,'' Jinyoung nampak berfikir. ''Ayolah oppa, bukankah aku sudah kau anggap sebagai adikmu sendiri?'' desak Eunjin. Memang benar, Jinyoung selama ini sudah menganggap Eunjin sebagai adiknya sendiri, itu semua berawal dari seringnya Jinyoung membantu Eunjin jika Eunjin sedang kesulitan. Setelah cukup lama berfikir, Jinyoung akhirnya mengangguk. ''Gomaweo oppa.''
      ''Sudahlah, Kha, sudah malam, nanti kepala asrama marah jika kita pulang terlambat.'' ucap Jinyoung ketika selesai melihat jam ditangannya. Mereka mengangguk, lalu pergi meninggalkan kafe setelah sebelumnya membayar minuman mereka, kali ini Jinyoung yang membayar minumannya, termasuk minuman Shannon dan Eunjin.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



   Hari sabtu, mereka masuk ketika waktu sudah mulai siang, namun masih ada saja guru yang mengajar pagi, yaitu seperti Kang sonsaengnim, ia datang terlalu pagi untuk hari sabtu. Dan untung saja, hari ini Shannon tidak terlambat.
    Ia masuk kelas, lalu duduk di barisan ke-4 dari depan, ke-2 dari samping dekat pintu. Sepuluh menit sudah berlalu setelah dimulainya pelajaran Kang sonsaengnim, lalu pintu terbuka. Shannon masih terfokus dengan bukunya, ketika pintu itu terbuka.
    ''Yak, kenapa kau selalu terlambat dipelajaranku Bhuwakul-ssi?'' ucap Kang sonsaengnim pada pria yang baru saja datang.
     ''Jeoseonghamnida sonsaengnim,'' ucapnya menyesal.
    ''Baiklah, tapi jika kau telat lagi jangan harap untuk bisa masuk kekelasku,'' peringatan dari Kang sonsaengnim, ia hanya mengangguk. Lalu ia berjalan ke bangku kosong yang kebetulan berada di belakang Shannon, setelah Kang sonsaengnim menyuruhnya duduk.
    Ketika sampai disamping Shannon, ia melirik ah bahkan ia menengok dan memperhatikan Shannon setelahnya ia duduk dibangku paling belakang.
    ''Selalu saja terlambat!'' ucap seseorang yang berada disamping kiri pria itu, dia menengok.
    ''Ouh Yugyeom-ah, kenapa kau tidak membangunkanku?'' tanya orang itu sedikit kesal.
     ''Aku sudah melakukannya Bambam-ah, tapi kau saja yang tidak mau bangun,'' bela Yugyeom.
     ''Yah tapi seha.....''
     ''Berhentilah bicara di kelasku!'' ucap Kang sonsaengnim memotong pembicaraan antara Bambam dan Yugyeom. Ternyata suara itu tidak hanya didengar oleh Kang sonsaengnim, namun didengar juga oleh Shannon, alhasil ia pun menengok kebelakangnya. Lalu tampaklah seorang Bambam. Shannon tampak terkejut. Terbukti dari mulutnya yang berbentuk huruf O.
      ''Hi,'' sapa Bambam tanpa suara,
      ''Ekhem,'' batuk Yugyeom, suara kecil yang mampu membuyarkan keterkejutan Shannon, Shannon tersenyum, kemudian berbalik dan kembali mendengarkan penjelasan Kang sonsaengnim.

    Tak terasa pelajaran Kang sonsaengnim telah selesai, Shannon sedang membereskan buku-bukunya ketika Bambam berada disampingnya. Shannon mendongak untuk melihat Bambam yang berdiri disampingnya.
    ''Ternyata kau,'' ucap Shannon, lalu ia kembali membereskan buku-bukunya yang sempat tertunda.
    ''Apa kau mau ke kantin?'' tanya Bambam.
    ''Mollayo, Eunjin-ah dan Dani-ah belum mencariku.'' jawab Shannon sambil memasukkan buku terakhirnya.
     ''Kalau begitu, pergi bersama ku saja.'' ajak Bambam, Shannon menatap Bambam. Bambam tersenyum, lalu segera mungkin ia menarik tangan Shannon meninggalkan kelas itu. Selama perjalanan menuju kantin, Shannon sukses dibuat deg-deg'an oleh Bambam. Karna Bambam tak jua melepaskan genggamannya sedari mereka dikelas tadi.

     ''Kau mau pesan apa?'' tanya Bambam ketika mereka sudah duduk disalah satu bangku kantin.
    ''Aku tidak tau makanan apa yang enak disini,'' komentar Shannon.
     ''Baiklah kalau begitu kau tunggu disini.'' ucap Bambam, setelahnya ia berjalan meninggalkan Shannon dan memesan makanan untuk mereka berdua.

    Shannon memegang Dadanya yang terus saja berdetak tak karuan, ''Oh My God, aku sungguh menyukainya. Aku menyukainya sejak hari itu. Aku menyukainya pada pandangan pertama.'' gumam Shannon.
    ''Jinjahyo? Eonjena?, eodiseo?'' tanya seseorang yang baru saja duduk. Shannon terkejut, ia menengok kearah orang itu, ''Hi, i'm Mark Tuan, and you?'' ucap + tanyanya dengan bahasa inggris yang fasih.
    ''I'm Shannon William, senang berkenalan denganmu, sunbaenim?'' ucap Shannon sedikit ragu menyebut kata Sunbae.
    ''Aigo, kau kiyeon yeoja.'' komentar Mark sambil mengacak-acak rambut Shannon, karna ia terlalu gemas melihat wajah Shannon.
     ''Yak sunbae,''
     ''Oppa, panggil saja aku Mark oppa,'' ucap Mark ketika Shannon memanggilnya sunbae.
      ''Araseo, algaeseumnida.'' jawab Shannon. Tak lama Bambam datang dengan dua nampan.
     ''Woah, cinta memang hebat,'' komentar seseorang yang baru datang. Dia adalah Jackson Wang.
     ''Apa maksudmu hyung?'' tanya Bambam merengut.
     ''Ani, Mark hyung, kau dipanggil JaeBeom hyung,'' ucap Jackson, lalu ia berlalu dari sana.
      ''Araseo,'' ucapnya pada Jackson. ''Hei berjuanglah uri Bammie!'' teriak Mark yang sudah berjalan menjauh dari Bambam dan Shannon.
      ''Heoh, apa maksudnya itu.'' gerutu Bambam sedangkan Shannon hanya tersenyum.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^




    25 Desember 2015

   Hari ini murid Seoul International Art School sedang libur, banyak yang pergi berjalan-jalan. Shannon yang  baru masuk kedalam kamar, tampak bingung karna terdapat bingkisan diatas kasurnya. Shannon membuka bungkusan itu, yang ternyata adalah sebuah coat merah hangat dengan hodie yang berbulu. Disana terdapat sepucuk surat.
   ''Eunjin eonni, waeyo?'' tanyanya ketika melihat pengirim hadiah itu yang ternyata adalah Eunjin.


    Happy Mary Christmast Shannon-ah^^
Pakailah coat ini, aku dan Dani menunggumu di taman yang berada didekat sungai Han, datanglah, palliwa!! :)

   Shannon mengerutkan keningnya, ia bingung kenapa tiba-tiba seperti ini. Tapi ia masih melakukan perintah Eunjin, ia mengenakan coat merah itu dan pergi ke taman yang berada didekat sungai Han.
   Percayalah, ada sebuah rencana yang sudah dipersiapkan oleh Eunjin dan Dani.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^



   ''Bammie-ya, palliwa!'' suruh Jinyoung via telphone.
   ''Ne, hyung tunggu.'' balas Bambam, ia sedang memakai hodie hangatnya.
    ''Palliwa, disini dingin.''
    ''Araseo hyung, araseo.'' ucap Bambam sebelum menutup sambungan telphone.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^


   Shannon sudah berada ditempat tujuan, namun ia mengerutkan keningnya karna ia tak menemukan siapapun disana. Akhirnya Shannonpun mengeluarkan ponselnya, dan mencari kontak Eunjin kemudian menghubunginya.
    ''Yoboseyo,'' ucap Shannon ketika panggilan itu diangkat oleh Eunjin.
    ''Kau dimana eonni? Aku sudah berada disini.''
    ''Jinjahyo? Ah kau tunggu sebentar ne,''
    ''Araseo, keundae palliwa eonni, disini dingin.'' ucap Shannon mengakhiri sambungan.

  Lima menit kemudian, tak ada tanda - tanda akan kehadiran Eunjin maupun Dani. Shannon menghela nafas frustasi, iapun terduduk lemas dibangku yang terdapat ditaman itu, ia menghela nafas berat.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^


    Bambam, ia sudah sampai ditaman ini dari dua menit yang lalu, ia sedang mencari keberadaan hyungnya itu. Ia terus berjalan hingga akhirnya ia melihat seorang gadis berambut pirang panjang dengan coat berhodie warna merah. Bukankah itu??? Batin Bambam bertanya - tanya. Dan ia langsung menghubungi Jinyoung ketika ia menyadari sesuatu.
    ''Hyung,''
    ''Ouh ne Bammie-ya,''
    ''Apa kau yang merencanakan semuanya?'' tanya Bambam langsung.
     ''Hehehehe, sudah yah. Selamat berjuang!'' ucap Jinyoung mengakhiri percakapannya.
     ''Aish.......'' gerutu Bambam.

  Akhirnya, mau tidak mau, Bambam pun menghampiri Shannon, dan langsung duduk disamping gadis itu.
   Shannon menatap diri Bambam bingung.
   ''Kenapa kau disini?'' tanya Shannon polos.
   ''Seharusnya aku yang bertanya seperti itu.'' ucap Bambam.
    ''Aku menunggu seseorang,''
    ''Dia tidak akan datang.'' Shannon menatap Bambam, begitu pun dengan Bambam. Sekarang mereka saling berhadapan, kemudian Bambam memegang bahu Shannon dan menatap gadis itu lekat. ''Dengar Shannon-ah, mereka itu tidak akan datang. Karna ini semua direncanakan untuk kita.''
     ''Maksudmu?''
     ''Mereka tau bahwa nae joahaeyo ah ani, nae saranghae.'' jelas Bambam. Shannon terpaku seketika mendengar penjelasan Bambam. Bambam yang tak mendapat respon, melanjutkan perkataannya, ''Aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu. Yaitu di depan pintu gerbang sekolah, awal kau masuk sekolah itu. Dan, maukah kau menjadi nae yeojachingu?'' tanya Bambam.
   Shannon masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi, ''Bambam-ah,,,,,''
    ''Ne?'' Shannon terharu, lalu
    ''Ne aku mau.'' ucapnya tersenyum. Bambam yang melihatnya ikut tersenyum.
    ''Gomaweoyo, jeongmal gomaweo.'' ucapnya sambil memeluk Shannon.
    ''Tapi, kurasa bukan kau yang jatuh cinta pada pandangan pertama.'' komentar Shannon. Dan seketika Bambam langsung melepaskan pelukannya.
     ''Maksudmu?''
     ''Yang jatuh cinta pada pandangan pertama itu aku, bukan kau. Karna pertama kali kita bertemu itu di jalan setapak yang menuju ke Seoul International Art School. Waktu itu aku menabrakmu.'' jelas Shannon, Bambam yang mendengar penjelasan itu langsung berfikir.
     ''Kufikir saat itu aku ditabrak oleh seorang yeoja yang.......'' belum selesai Bambam bicara, Shannon langsung memotong perkataannya.
      ''Saat itu rambutku sedang di gelung, jadi tak terlihat rambut pirang panjangku.''
   Bambam mengerutkan keningnya. Lalu sebuah lampu berpijar terang di kepalanya.
  ''Ah kau benar..... Hehehehehe'' ucapnya sambil nyengir.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^


    ''Misi berhasil!'' teriak Jinyoung,
    ''Jinjahyo oppa?'' tanya Eunjin, Jinyoung mengangguk.
    ''Woah oppa kau hebat,'' puji Dani.
    ''Aniyo, ini juga berkat kalian. Terutama kau Eunjin-ah,'' ucap Jinyoung.
    ''Seharusnya kita tak boleh seperti ini.'' komentar Jaebeom yang baru duduk disamping Jinyoung dengan secangkir kopi ditangan kirinya. Sekarang mereka semua sedang menikmati hangatnya kopi di Queens kafe.
    ''Tak apa hyung, ini juga kan baik untuk mereka,'' bela Youngjae.
    ''Tapi kira-kira apa yang akan dilakukan Bambam hyung ya setelahnya....'' tanya Yugyeom sambil mengkhayal.
      ''Kau pikir apa lagi heoh yang bisa dia lakukan,'' komentar Mark.
     ''Tentu saja Kisseu..'' lanjut Jackson.
     ''Aish,,,,'' desis Eunjin dan Dani bersamaan.
  Namun kemudian mereka tertawa.



                 ^^^^~~~~~~~~~^^^^


    ''Tapi aku senang karna aku mencintaimu.'' ucap Bambam ''Meskipun aku kalah cepat olehmu.'' lanjutnya.
    ''Gwaenchana, aku tidak akan bilang pada siapapun. Yakseok'' ucap Shannon sambil menampilkan jari kelingkingnya, Bambam menyambut jari kelingking itu. Setelahnya, perlahan namun pasti, wajah mereka saling mendekat hingga akhirnya bibir mereka saling bertaut mengalirkan kehangatan ditengah cuaca dingin yang menusuk tulang.

    ''Ouh, Mwoya?'' ucap sebuah suara mengejutkan Shannon dan Bambam. Alhasil mereka langsung menghentikan kegiatan mereka. Bambam menengok keasal suara itu.
    ''Ouh Taecyeon sunbae, kau disini?'' tanya Bambam, Taecyeon mengangguk.
     ''Nickhun hyung juga,'' ucap Taecyeon sambil melirik Nichkhun, Bambam melihat arah tatapan Taecyeon dan benar disana memang ada seorang Nichkhun.
     ''Aigo, uri Bammie sudah besar rupanya.'' ucap Nichkhun lengkap dengan senyum jahilnya. ''Kajja Taecyeonnie, kita sudah mengganggu moment romantis mereka.''
     ''Araseo, araseo. Yasudah lanjutkan lagi kegiatan kalian sebelumnya.'' ucap Taecyeon. Setelahnya mereka berlalu.
    Shannon hanya bisa terkekeh geli melihat kepergian dua sunbae itu. Begitupun dengan Bambam. Kemudian Bambam menatap Shannon, dan memeluknya erat, sangat sangat erat.






                      ^The End^

0 comments:

Powered by Blogger.

Translate

Labels

15& 2AM 2NE1 2PM 5Dolls 9Muses After School Ahn Eunjin Ahn Seo Hyun Ahn Sohee auliasyalwa B.A.P B1A4 Bae Sun Mi Bae Suzy Baek A Yeon Baek Azizah Baek Yebin Baek Yerin Bambam Baro Bestie Big Bang Boyfriend Brothership BTOB BTS Byun Baekhyun Cha Hyun Rin Chapter Cho Kyuhyun Choi Hanny Choi Seung Hyun Choi Seungri Choi Siwon Choi Sungmin Choi Youngjae Cholict Click-B CNBLUE Comedy D.O Davichi DAY6 DIA Do Kyung Soo Donghyun Drama Eunhyuk EXO EXO-K EXO-M F.T. Island Fafiter Challenge Family FANFICTION Fantasy Friendship GFriend Girls' Generation Go Ahra GOT7 Ham Eunjung Han Hye Sun Han Hyo Joo Han Hyori Han Nayeon Hurt Hwang Chansung Hwang Minhyun Im Yoona Jang Geun Suk Jang Wooyoung Jenny Jeon Boram Jia Jinyoung Joo Ji Hoon Jr Jung Ho Seok Jung Il Woo Jung Jinwoon Jung Min Joo Jung Yerin Jung Yong Hwa Juniel Kaeun Kang Hye Ri Kang Hyo Rya Kang Min Hyuk Kang Yo Ra Kang Young Hyun Khunpimook Bhuwakul Kim Bum Kim Dani Kim Hanny Kim Hanny/Choi Hanny Kim Ji Ah Kim Jong In Kim Jong Woon Kim Min Jung Kim Nam Gil Kim Nam Joon Kim Nana Kim Naya Kim Seok Jin Kim So Eun Kim Soo Hyun Kim Sookyu Kim Wonpil Kim Woo Bin Kim Yugyeom Kris Wu Krystal Jung Lee Areum Lee Donghae Lee Hae Na Lee Hyo Jin Lee Hyo Ra Lee Hyukjae Lee Jae In Lee Jang Woo Lee Ji Eun Lee Jong Suk Lee Junho Lee Keina Lee Keumjo Lee Min Ho Lee Qri Lee Seung Gi Lee Sungmin Lee Sunny Lee Yo Won Married-life MellyTaenggo MeloDrama Min Yoon Gi Mistery Myoui Mina Na Haeryung Nam Gyuri Nichkhun Horvejkul Noh Lee Young NU'EST OC Oh Ha Ni Oh Jong Hyuk Ok Taecyeon OneShoot Park Chan Yeol Park Hyomin Park Jae Hyung Park Ji Eun Park Jihyo Park Jimin Park Jiyeon Park Keyla Park Se-young Park Shin Hye Park Soyeon Park Sungjin Park Yeon Jung Rap Monster Risma Song Romance Romantic Roy Kim Ryewook Sandara Park Sandeul School-life SeoHyun Sequel Shannon William Song Minyoung Sowon SPEED Sung Hyun Jae Super Junior T-Ara The Ark Tiffany Hwang Tiramisuu Latté TOP Trilogi Twice TwoShoot U-Kiss Upi Hwang V Wonder Girls Yaoi Yesung Yoo Youngjae Yook Sung Jae Yoon Dowoon Yoon Eun Hye Young K Yuna Kim