My Angel (Part 3) [End] - Upi Hwang [Trilogi]

My Angel (Part 3) [End] - Upi Hwang [Trilogi]










Cast           : Kang Young Hyun aka Young K (DAY6), Lee Keumjo (9Muses).

Other Cast : Park Jae Hyung, Park Sungjin, Yoon Dowoon, Kim Wonpil (DAY6). Baek A Yeon

Genre        : Fantasy, Romance, Friendship.

Cover by   : SelinArt Design

Author      : Upi Hwang.

Lenght      : Trilogi.










Warning!



         Ini fanfic pertamaku dengan main cast Young K X Keumjo. Sempet bingung mau masangin Young K sama siapa, hingga akhirnya ketemu sama eonni ini. Dan entah kenapa kepikiran untuk ngebuat ff ini bergenre fantasi setelah berbulan-bulan udah gak bikin yg bergenre ini.
        Typo bertebaran, Alur kecepetan, Gaje, abal dan ide pasaran. Ooc. Dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan. Maklum author abal-abal.
       Sesungguhnya para tokoh bukan milik author, melainkan milik agensi dan orang tua masing-masing, author hanya memakai mereka untuk keperluan cerita.









Part 3


Happy Reading!
(Don't Like, Don't Read!)





Noona, Don't leave me.






       Tak terasa sudah tiga hari setelah keumjo memutuskan menjadi seorang manusia. Itu berarti sudah tiga hari ia bekerja di kedai kopi.
       Hari ini ia akan berangkat lebih pagi daripada Young K. Ia juga masih sibuk di dapur dengan masakan-masakan yang akan ia dan Young K makan nanti. Namun, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu depannya. Dengan sigap ia melepas celemek yang terpasang di tubuhnya dan berjalan menuju ke pintu depan untuk membukakan pintu.
        ''Ada yang bisa.... Ku bantu?'' tanya Keumjo sedikit terkejut ketika mengetahui siapa yang bertamu sepagi ini. Begitu pula orang itu. Dia adalah Baek A Yeon, gadis yang ia cemburui karna kedekatannya dengan Young K.
        ''Ah nona, Young K nya ada?'' tanya Ayeon yang baru tersadar dari keterkejutannya. Keumjo mengangguk.
        ''Tapi dia masih tidur, apa perlu kubangunkan?'' tawar Keumjo. Ayeon menggeleng cepat.
        ''Ani, aku hanya ingin mengembalikan ini,'' ucap Ayeon sambil memberikan novel yang ia pinjam. Keumjo menerimanya dan membaca sekilas judul buku tersebut. Lalu ia menatap Ayeon.
        ''Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan?'' tanyanya. Ayeon menggeleng lalu ia pergi meninggalkan rumah itu. Keumjo menutup pintunya dan berjalan menuju ke kamar Young K.
        ''Kenapa selalu tidak dikunci?'' ucapnya sedikit kesal saat pintu itu tak terkunci. ''Young Hyun-ah, ireona. Palli!'' ucap Keumjo sambil mengguncang-guncangkan tubuh Young K.
         Young K menggeliat, ia membuka sebelah matanya. ''Ada apa noona?'' erangnya, ''Ini masih terlalu pagi untuk memulai jam kuliah pagiku!'' lanjutnya.
         ''Araseo, kalau begitu aku pergi ne. Ah ini ada temanmu yang mengantarkan buku ini, aku taruh disini ne?'' ucap Keumjo sambil meletakkan novel tersebut diatas nakas.
           ''Hemmm,'' jawab Young K tanpa membuka matanya.

.
.
.
.
.
.
.

         ''Nona, coffe late-nya empat, dan americano-nya satu.''
         ''Ne tunggu sebentar.'' pria yang memesan kopi terus memperhatikan wajah sang waitress.
         ''Nona, kau pelayan baru?'' tanyanya.
         Keumjo mengangkat wajahnya. ''Ne, ah bukankah kau temannya Young Hyun?'' tanyanya ketika melihat rupa sang pembeli.
        ''Young Hyun hyung, kau mengenalnya noona?'' tanya pria itu bingung. Lalu ia kembali memperhatikan rupa Keumjo. *Rambut pirang dan bermata indah, ouh.....* batinnya. Pria itu membulatkan matanya. *Apakah wanita ini yang dimaksud Jae, hyung?* lanjut batinnya.
         ''Dia akan marah jika kau terus memanggilnya Young Hyun,'' komentar Keumjo sambil memberikan semua pesanan pria itu. ''Semuanya sepuluh ribu won,'' ucapnya.
        ''Apa untuk Young Hyun hyung juga aku harus membayarnya noona?'' canda pria itu, atau pria yang tidak lain adalah Wonpil.
        ''Tentu saja, aku harus bisa bersikap profesional sekarang,'' ucap Keumjo tegas. Wonpil menganggukkan kepalanya.
        ''Kau benar noona, ige,'' ucap Wonpil sambil memberikan kartu ATM'nya. Keumjo menggesekkan kartu itu di mesinnya. Setelahnya ia memberikan kembali kartu itu kepada Wonpil.
         ''Terimakasih, datang lagi ne,'' ucap Keumjo ramah. Wonpil mengangguk sebelum meninggalkan kedai.







€><€








         ''Ternyata noona yang tinggal di rumah Young K hyung sangat cantik!'' komentar Wonpil saat ia baru masuk ke dalam studio. Disana sudah ada Sungjin, Jae dan Dowoon. Young K, ia sedang dalam perjalanan.
         ''Kau melihatnya dimana hyung?'' tanya Dowoon.
       ''Ne, memangnya kau melihatnya dimana Wonpil-ah?'' timpal Sungjin.
       ''Di kedai kopi, ia menjadi pelayan disana!'' jawabnya. ''Tapi hebat juga noona itu, bisa mengenaliku sebagai temannya Young K hyung. Padahal seingatku aku tak pernah bertemu dengannya sebelum ini,'' ucap Wonpil panjang. Ia menghela nafas diakhir kalimatnya.
        ''Ne kau benar juga Wonpil-ah, dia juga......''
         ''Ada apa?'' tanya Young K memotong perkataan Jae. ''Siapa yang sedang kalian bicarakan?'' tanyanya lagi. Namun tak ada yang menjawab. Iapun hanya bisa mengangkat bahunya.

        ''Sepertinya dia menyukaimu, Young K-ah,'' ucap Jae memecah keheningan disela-sela istirahat mereka.
        ''Siapa?''
        ''Noona mu itu, siapa lagi!'' ucap Sungjin sambil menekankan kalimatnya. Young K mengerutkan keningnya.
        ''Ne hyung, dia juga cantik. Kau tunggu apa lagi heoh?'' kini giliran Wonpil yang membuka suaranya. Dowoon, ia hanya diam menyimak apa yang sedang dibicarakan oleh hyung-hyungnya itu.
         ''Tapi aku......''
         ''Jangan katakan kau masih menyukai Ayeon-ssi?'' terka Sungjin. Dan Young K hanya terdiam. Mereka semua menggelengkan kepalanya. Padahal sudah satu tahun berlalu Young K dan A Yeon berpisah, namun pria itu belum mampu melupakan sang gadis.
        ''Lupakanlah dia, bukan kau yang meninggalkannya!'' ucap Jae lembut sambil menepuk pundak Young K.
        ''Ne, atau kau akan kehilangan noonamu itu,'' timpal Sungjin. Young K hanya menatap mereka sendu.
         ''Entahlah,,,,'' gumamnya pelan.

.
.
.
.
.

        ''Sepertinya dia menyukaimu.''
        ''Lupakanlah dia, atau kau akan kehilangan noonamu itu!''



       Perkataan kedua hyungnya itu terus terngiang-ngiang di telinga Young K. Bahkan televisi yang sedang ia tonton, sudah tak diperhatikan lagi. Ia juga memejamkan matanya guna menghilangkan penat di kepalanya, dan saat itu pula bel rumahnya berbunyi. Ia segera bangkit untuk membuka pintu. Di luar sana, ia melihat Keumjo yang sedang tersenyum manis padanya.
        Young K diam saja, Keumjo mengerutkan keningnya. ''Aku pulang, sangat terlambat yah?'' tanyanya. Young K menggeleng lalu melangkah menjauh dari pintu. Keumjo mengikutinya. ''Apa kau ingin makan sesuatu Young Hyun-ah? Akan aku buatkan.....''
         ''Tidak perlu!'' potongnya menolak. Keumjo terperanjat karna penolakan yang dilakukan Young K. Ia menyadari hari ini Young K sedikit berbeda. Cara bicaranya berubah menjadi dingin kepadanya.
         ''Atau kau ingin aku,,,,,''
         ''Tidak usah!'' lagi dan lagi Young K memotong perkataan Keumjo. Keumjo yang mendengarnya sudah berkaca-kaca. Lalu dengan cepat ia berlari kearah Young K dan memeluk erat pria itu dari belakang.
         Young K yang mendapat pelukan itu hanya bisa mematung. ''Mianhae, kau marah padaku Young Hyun-ah? Jika ia marahi aku, tapi jangan seperti ini,'' ucap Keumjo yang sudah mulai menangis. Young K merasakan punggungnya basah. ''Aku......''
        ''Aku mau tidur noona,'' ucap Young K masih dengan nada dinginnya. Keumjo melemas seketika, ia juga melepaskan pelukan itu. Ia membiarkan Young K berlalu dari hadapannya. Keumjo terduduk lemas, lalu ia menangis.
         Young K yang sedang di dalam kamar merutuki kebodohannya karna sikapnya yang seperti anak kecil, marah tanpa alasan. Hanya karna ia tau gadis itu menyukainya, ia jadi seperti ini? Sebenarnya ada apa dengannya. ''Arrrrrrgh,'' teriaknya frustasi.
        Ia akan keluar dari kamarnya akan tetapi ponselnya berdering. ''Ne yoboseyo,''
        ''Mwo jam lima pagi? Apa itu tidak terlalu pagi?'' tanyanya sedikit terkejut.
        ''Araseo, ne......''
       Setelah sambungan telphone berakhir, ia langsung turun dari kamar menuju ke ruang tamu. Dan betapa terkejutnya ia kala melihat Keumjo yang tertidur di lantai. ''Aigo,'' teriaknya tertahan. Lalu segeralah ia mengangkat tubuh itu dan membaringkannya di sofa.
       Ia menyelimuti tubuh itu. Suara isakan masih terdengar sesekali di dalam tidurnya. ''Mianhae noona,'' ucapnya.

.
.
.
.
.

      Pagi-pagi sekali Young K sudah bersiap-siap untuk pergi, bahkan sebelum mata indah milik Keumjo terbuka. Sebelum pergi, ia menyempatkan diri mengelus lembut kepala Keumjo. ''Noona, dua hari ini aku akan berada di Busan, jadi kau baik-baik ne di rumah!'' ucapnya lembut.
       Setelah mengatakannya, ia pergi meninggalkan rumah.
       Tak lama setelah kepergiannya, mata indah itu terbuka. Menampilkan suasana sendu di matanya. ''Ternyata hanya mimpi. Pasti Young Hyun masih marah padaku,'' gumamnya sambil menatap pintu kamar Young K.








€><€






          

       Keumjo berdiri di depan pintu kamar Young K, dengan ragu ia mengetuk pintu yang tertutup rapat itu. Tak ada jawaban dari penghuni kamar. ''Apakah dia sangat marah?'' gumamnya bertanya. Ia menutup matanya guna mencegah airmata itu turun lagi. ''Mianhae, Young Hyun-ah. Jika kau tak suka padaku, maafkan aku,'' ucapnya. ''Tapi turun dan makanlah!'' lanjutnya sambil berlalu.

.
.
.
.
.

       Hari ini tanpa ia kehendaki, airmata turun begitu saja. Sang pemilik kedai yang melihatnya menjadi khawatir.
       ''Keumjo-ssi, kau tak apa?'' tanyanya sambil memegang pundak Keumjo. Keumjo menengok lalu dengan senyum yang dipaksakan Keumjo mengangguk.
       ''Ne, gwaenchana.''
       ''Kau yakin?'' tanyanya lagi. Kali ini Keumjo mengangguk lebih pasti agar bisa lebih meyakinkan. Itu terbukti karna sang pemilik sudah tak bertanya-tanya lagi.

.
.
.
.
.
.

        Keumjo pulang lebih awal dari biasanya. Karna sang pemilik kedai mengizinkannya. Tapi tetap saja ini tak bisa dibilang masih siang, karna ia hanya pulang satu jam lebih awal dari biasanya, yaitu jam delapan malam.
        Keumjo menghela nafas kala menyadari lampu rumah yang belum menyala. Ia segera masuk dan meyalakan semua lampu dan bergegas membuat makan malam untuknya dan Young K. Dan setelah selesai menyiapkannya, ia kembali berdiri untuk mengajak Young K makan. Namun hasilnya tetap sama seperti tadi pagi, tak ada jawaban.
         ''Young Hyun-ah, kumohon keluar dan makanlah!'' ucapnya sedikit frustasi. ''Kau bahkan tak memakan sarapan pagimu. Jadi kumohon makanlah makan malammu.'' Tak ada jawaban.
        ''Bodoh, jika kau tidak menyukaiku kau jujur saja. Jika kau marah, marahi aku, pukul aku. Tapi jangan seperti ini!''
       Keumjo yang frustasi hanya bisa terduduk lemas di depan pintu itu. ''Mianhae, jeongmal mianhae,'' gumamnya terus menerus.








€><€








       ''Young K-ah,'' panggil seseorang saat Young K dan teman-temannya baru selesai perform. Young K menengok kearah panggilan. Dan setelah ia mengetahui siapa yang memanggil, ia langsung meminta izin untuk pergi ke orang itu berada. Teman-temannya mengangguk. ''Kau melakukannya dengan baik,'' ucapnya sambil menyodorkan sebotol air putih.
        ''Gomaweo,'' ucap Young K sambil mengambil air itu. ''Kau disini, Ayeonni?'' sebuah pertanyaan yang konyol.
         A Yeon menghentikan langkahnya dan menatap Young K. ''Jadi kau tak membacanya?''
        ''Membaca apa?''
        ''Ani, ah mungkin saja wanita yang berada dirumahmu, ia sudah membuangnya,'' ucap Ayeon dengan nada getir terdengar disana.
        Ada rasa marah di hati Young K saat perkataan Ayeon yang secara tidak langsung menjelek-jelekkan Keumjo itu.
       ''Jangan bicara seperti itu, Keumjo noona, tak mungkin ia melakukannya!'' ucap Young K menjadi dingin. Ayeon terbelalak tak percaya dengan apa yang didengarnya. Seorang Young K marah hanya karna ia menjelek-jelekkan seseorang?
       ''Mianhae,'' ucap Ayeon sambil menundukkan kepalanya.

.
.
.
.
.
.

        ''Kau dari mana Young K-ah?'' tanya Jae saat Young K baru menginjakkan kakinya di penginapan. ''Sungjin, Wonpil dan Dowoon sudah menunggumu,'' lanjutnya.
       ''Mianhae hyung.'' Jae menggeleng.
       ''Sudahlah, kajja,'' ajaknya pada Young K untuk memasuki kamar mereka.
       ''Akhirnya kau datang hyung,'' ucap Dowoon.
       ''Ne, Sungjin hyung hampir tertidur karna menunggumu,'' canda Wonpil.
       ''Sudahlah, kau pasti lapar. Kajja,'' ajak Sungjin. Mereka pun akhirnya memulai makannya.

          ''Ouh apa ini?'' gumam Young K saat ia melihat selembar kertas yang terlipat rapi di dalam novelnya. ''Apa ini yang tadi dibicarakan Ayeonnie?'' gumamnya lagi. Lalu ia membacanya.


     '' Jika kau membaca ini, berarti datanglah ke festival dua malam di Busan, aku menunggumu. Ada yang ingin ku bicarakan denganmu!''


        ''Yak hyung,'' ucap Young K yang kesal karna Jae tiba-tiba saja datang dan membaca isi kertas itu dengan sedikit bersuara. Tapi untung saja ketiga temannya yang lain sudah terlelap.
        ''Hehehe, sudahlah lebih baik kau tidur Young K-ah,'' ucap Jae sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur.
       Young K menghela nafasnya sebelum ia juga membaringkan tubuhnya di samping tubuh Jae.






€><€






        ''Young Hyun-ah, kumohon bukalah pintunya dan makan!'' ucap Keumjo frustasi. ''Sudah hentikan acara marahmu itu padaku. Ne aku tidak menyukaimu, jadi keluarlah!'' ucapnya kemudian marah. ''Arrrrgh,'' teriaknya ketika Young K tak membuka pintunya.
       ''Araseo, kau mati saja di dalam sana! Aku tidak peduli!'' ucap Keumjo sebelum berlalu dari depan pintu. Ia merutuki perkataan terakhirnya, tapi nasi sudah menjadi bubur. Alhasil ia hanya bisa mencaci dirinya sendiri.
        ''Apa dia benar-benar tak mau keluar?'' ucapnya bertanya sambil menatap pintu kamar Young K horor.
       Hari ini Keumjo libur, jadi dia tak bisa ke kedai untuk bekerja. Dan ia memutuskan untuk pergi ke kedai es krim yang berada di sebrang jalan di dekat rumah Young K. Ia terlalu kesal jika berlama-lama di rumah.








€><€






       Hari ini adalah hari kedua Young K dan teman-temannya berada di Busan. Hari ini mereka tidak tampil, mereka hanya menunggu pengumuman pemenang diakhir acara. Teringat akan sesuatu, Young K pun meminta izin untuk pergi ke festival.
       ''Ne tapi jangan lewatkan pengumuman pemenangnya Young K-ah,'' ucap Sungjin. Young K mengangguk sebelum pergi meninggalkan mereka.

.
.
.
.
.

       Sesampainya ia di tempat festival, matanya terpaku pada salah satu stand aksesoris. Matanya tertuju pada sebuah kalung dengan bandul mahkota tergantung disana. ''Ahjumma, tolong bungkus yang ini,'' ucapnya langsung. Ahjumma itupun melakukan apa yang disuruh Young K. Ia pergi dari stand itu ketika ia sudah selesai membayar.
       Baru beberapa langkah ia melangkah dari stand tersebut, ia melihat sosok A Yeon yang sedang menatapnya lengkap dengan senyum manis sang gadis.
       A Yeon berjalan menjauhi keramaian, Young K yang mengerti akan hal itu, mengikuti jejak sang gadis. Hingga akhirnya mereka berada di tepi danau didekat festival.
       ''Ada apa?'' tanya Young K langsung ketika ia baru duduk di samping A Yeon. Ia tak mau berlama-lama disini, karna teman-temannya sudah menunggunya.
       A Yeon memberikan sekaleng minuman, yang diterima oleh Young K. ''Aku tau kau pasti masih membenciku, tapi tak bisakah kita kembali seperti dulu?'' tanya A Yeon to the point. Young K membelalakkan matanya. ''Aku tau, dulu itu adalah kesalahan paling bodoh yang pernah kulakukan. Meninggalkanmu, oleh karna itu, aku ingin kembali lagi kepadamu dan menebus semua kesalahanku. Aku........''
        Belum sempat Ayeon menyelesaikan perkataannya, tangannya sudah dipegang oleh Young K. Sekarang mereka saling bertatapan. ''Aku tidak membencimu, Ayeonnie,'' ucapnya jujur. ''Tapi maaf, kurasa untuk kembali bersama itu adalah hal yang mustahil,'' lanjutnya.
        ''Wae? Wae Young K-ah?'' tanya Ayeon mencoba menahan untuk tidak menangis.
        Young K melepaskan pegangan tangannya, lalu ia menatap ke depan dan mendongak untuk melihat Bintang-bintang di langit. ''Karna rasa sayangku sekarang kepadamu sudah berbeda.'' Hening terjadi, ''Sekarang aku menyayangimu hanya sebagai sahabat, tidak lebih!''
         A Yeon menutup matanya guna mencegah airmata itu turun. Lalu dengan senyum palsu ia berkata, ''Geuraeyo. Araseo. Araseo, naega......'' Kali ini ia benar-benar menangis, ia tak bisa membohongi perasaannya. Tapi ia tak bisa memaksa Young K menerimanya kembali.
       Young K yang melihat Ayeon menangis, tak tega. Ia merasa gagal menjadi pria jika melihat seorang wanita menangis karnanya. Oleh karna itu, tangannya tergerak untuk memeluk tubuh sang gadis. ''Mianhae, jeongmal,'' ucapnya sambil mengelus punggung Ayeon. Ayeon semakin terisak karnanya.
       Tapi tiba-tiba saja, salah satu gelang yang sedang digunakan Young K terlepas, jatuh ke rerumputan. Young K melihatnya, itu kalung Keumjo. Ia membulatkan matanya kala mengingatnya. Hatinya menjadi was-was seketika, ia telah mengkhianati noonanya! Itulah yang ia fikirkan sekarang.
       Fikirannya menjadi kalut seketika, ia takut terjadi apa-apa dengan Keumjo yang sendirian di rumahnya. Lalu dengan cepat ia melepaskan pelukannya dari tubuh Ayeon.
        A Yeon mengerutkan keningnya menyadari perubahan sikap Young K, ''Wae?'' tanyanya, namun Young K tak menjawab. Ia malah melihat Young K yang kalut, dan memungut sesuatu lalu pergi begitu saja.
        ''Taxi,'' panggil Young K. Setelahnya ia masuk. ''Seoul, pak. Palli!'' ucapnya khawatir.
         ''Oppa,'' gumam Ayeon saat melihat kepergian Young K.





€><€






       Keumjo menatap pintu kamar yang masih tertutup rapat itu. Ia ingin mengetuk pintu itu, namun diurungkan. Akhirnya ia hanya bisa menjauh dari sana. Dan setibanya ia dibawah, ia merasakan nyeri di punggungnya. ''Akkh,,'' rintihnya sambil jatuh terduduk. Ia melihat sayapnya yang mulai terlihat. Lalu cahaya mulai meliputi sayapnya itu. Dan perlahan namun pasti sedikit demi sedikit sayapnya mulai memudar. ''Arrrrggh,''
       Keumjo menitikkan airmata, ''Kau mengkhianatiku!'' gumamnya.




        ''Noona,'' teriak Young K ketika ia sampai dirumahnya. Ia lihat tubuh Keumjo yang terbaring, dan sayap-sayapnya menghilang, berubah menjadi butiran-butiran halus yang mengudara. Ia langsung berlari dan memangkunya, ''Noona, andwae, andwae!'' Merasa dejavu dengan kejadian ini, ia semakin memeluk erat Keumjo.
       Keumjo membuka matanya dan menatap sendu Young K. Tangannya yang lemah terangkat mengusap wajah Young K. Ia tersenyum lemah. ''Mianhae,'' ucapnya tanpa suara.
       Young K membulatkan matanya,''Andwae. Noona andwae, andwae, andwaeeeeee.'' teriaknya. Tangan yang menyentuh pipinya terjatuh. Dan tubuh yang dipeluknya itu menghilang. Hancur berkeping-keping dan mengudara begitu saja.
       ''Noona,'' ucapnya.








€><€







       Pagi ini, Young K terbangun dari tidurnya yang menyedihkan. Ia terus menangis dengan tangan yang menutupi kedua matanya. Kalung berbandul sayap tergantung indah ditangannya. Kalung yang sempat terputus tanpa sebab. ''Aku harap semalam hanya mimpi,'' ucapnya sambil bangkit dari duduknya dan menuju ke kamar Keumjo.
       Harapan tak terkabul saat melihat kamar itu kosong, tak ada Keumjo di dalamnya. Ia terduduk lemas dan menangis lagi, merutuki kebodohannya. ''Noona, don't leave me!'' gumamnya. Ia berdiri dan melihat pantulan dirinya yang mengenaskan di cermin. Lalu cermin yang tak berdosa itu mendapat pukulan dari tangan Young K. Kaca itu retak menjadi beberapa bagian, dan tangan itu mengeluarkan darah.
      Tanpa memperdulikan darah yang terus menetes dari tangannya, ia menatap kosong televisi yang tak menyala di hadapannya. Namun kegiatannya terganggu kala pintunya ada yang mengetuk.
        Dengan gontai Young K berjalan membuka pintu dan,''Aigo, apa yang kau lakukan heoh?'' tanya orang itu. Tanpa persetujuan Young K, orang itu langsung masuk, ia juga menarik Young K untuk duduk dan mengobati luka di tangan Young K.
       ''Mau apa Jae hyung kesini?'' tanya Young K lemah. Jae, ia menatap Young K lalu menggelengkan kepalanya.
        ''Kami semua khawatir denganmu,'' ucapnya sambil terus membalut tangan itu dengan perban putih.''Kau tiba-tiba pulang tanpa memberitahu kami.''
        ''Mianhae hyung,'' ucap Young K. Tiba-tiba airmatanya menetes lagi.  Jae yang melihatnya langsung memeluk erat Young K. ''Dia pergi hyung, noona itu pergi!'' isaknya.
        Jae hanya diam sambil menepuk-nepuk punggung Young K yang bergetar.










€><€











        ''Annyeong,'' sapanya. Dowoon, pria muda itu menghentikan langkahnya ketika ada suara yang menyapanya. Ia memperhatikan gadis yang baru saja menyapanya itu. Gadis putih dengan rambut pirang dan mata indah. Ia terpana akan kecantikan wanita yang ada di hadapannya saat ini.
        ''Nu....guseyo?'' tanyanya terbata.
        ''Apa Young Hyun-ssi ada?'' tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Dowoon.
        Dowoon membulatkan matanya, ia mengangguk lalu berlari meninggalkan gadis itu. Ia masuk kedalam studio.
         ''Hyung,'' panggilnya sambil ngos-ngos'an karna lelah sehabis berlari. Ke empat hyungnya itu melongo melihat Dowoon yang seperti itu. ''Young K hyung, noonamu, ada di depan!'' pekiknya. Young K membulatkan matanya. Dan tanpa fikir panjang, ia langsung berlari meninggalkan studio.


       Sesampainya ia di depan, ia melihat seorang gadis memakai dress selutut berlengan panjang berwarna soft merah muda, sedang membelakanginya. Rambutnya yang pirang panjang, di kuncir setengah. Sehingga menyisahkan sebagian rambutnya yang tergerai. Tertiup angin, ''Indahnya,'' gumam Young K.
        Dengan gerakan perlahan, gadis itu berbalik. Poni depannya yang tak rapat tertiup angin. Ia menatap Young K dengan mata indahnya. Dan tersenyum.
       Young K berjalan kearahnya dan langsung memeluk tubuh itu. ''Keumjo Noona, don't leave me!'' ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.
        Keumjo mengangguk ''Cengeng!'' cibirnya. Seketika Young K melepaskan pelukannya. Menatap Keumjo penuh arti. ''Baru kutinggal sebentar saja kau sudah seperti ini, apalagi.....''


      -Cup-


       Perkataannya terhenti ketika bibirnya dibungkam oleh bibir Young K. Mereka tak menyadari bahwa adegan itu disaksikan oleh keempat teman Young K. Keumjo melihatnya dan langsung mendorong tubuh Young K. ''Yak pabo!'' ucapnya kesal.
       ''Wae noona, wae?'' tanya Young K kesal karna kegiatannya dihentikan.
       ''Mereka melihatnya, bodoh!'' Young K berbalik untuk melihatnya dan benar memang teman-temannya sedang memperhatikan mereka. Dan saat teman-temannya ketahuan mengintip, mereka pura-pura tidak melihatnya lalu pergi dari sana.
       ''Kenapa kau kurus sekali? Apa kau tidak makan dengan benar? Pipimu tirus,'' tanya Keumjo saat memperhatikan tubuh Young K yang memang terlihat lebih kurus Ia juga memegang pipi Young K. ''Bodoh, seharusnya kau itu makan yang benar! Jangan terus menangis sepanjang malam!''
         ''Noona,''
         ''Kajja, akan ku buatkan makanan yang paling enak untukmu!'' ucap Keumjo sambil menarik lengan Young K menjauhi studio.

.
.
.
.
.

        Young K memperhatikan Keumjo yang masih sibuk dengan masakannya. Keumjo melihatnya dan tersenyum.


      *Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, tapi kuharap kau tetap disini noona. Bersamaku, selamanya. Meski kau sempat pergi dariku, tapi pada akhirnya kau kembali lagi padaku.* batinnya. Young K terkekeh karnanya.


       ''Wae?''
       Young K menggeleng, ''Kau cantik noona,'' ucap Young K sambil tersenyum manis.
       ''Jangan menggodaku! Itu memalukan,'' ucap Keumjo yang sekarang sudah bersemu merah.

.
.
.

       Masakanpun sudah disajikan. ''Makanlah yang banyak!'' Young K mengangguk. Ia memulai makannya.

.
.
.


       Ia beranjak menuju Keumjo yang sedang mencuci piring di westafel. Lalu ia memasangkan sesuatu ke leher Keumjo. Keumjo terkejut dan melihat ada sebuah kalung berbandul mahkota sudah terpasang indah di lehernya.
        Young K memeluk Keumjo dari belakang, lalu menaruh dagunya di pundak sang gadis. ''Tetaplah disini noona, bersamaku selamanya,'' ucapnya. Keumjo terharu dan mengangguk. ''I Love You.........,'' ujar Young K sambil mengeratkan pelukannya.
        ''Love you too.''
        Keumjo memegang tangan Young K yang memeluknya.









€>THE END<€








23 Juni 2016

0 comments:

Waiting For You (Part 8) [End] - Upi Hwang [Chapter]

Waiting For You (Part 8) [End] - Upi Hwang [Chapter]










Cast           : Choi Sungmin (SPEED), Myoui Mina (Twice).

Other Cast : Yoo Youngjae (B.A.P), Park Jihyo (Twice), Hwang Minhyun (NU'EST), Song Minyoung, Kim Yugyeom (GOT7).

Cameo      : Jung JinWoon (2AM), Park Jiyeon (T-Ara).

Genre        : School-life.

Cover by    : Reniart

Author       : Upi Hwang.

Lenght       : Chapter.









Warning!


        Yeay fanfic pertama lagi dengan cast yang baru :). Entah kenapa bisa mikir mau masangin mereka. Mina X Sungmin.
        Seperti biasa typo bersebaran, gaje, abal-abal, alur kecepetan, OOC. Dan jika ada kesamaan alur, itu murni ketidaksengajaan.
Dislaimer : Para tokoh bukan milik author, melainkan milik agensi masing-masing dan keluarga, author menggunakan mereka hanya untuk kepentingan cerita.









Part 8

Happy Reading!
(Don't Like, don't read!)






Not only you, but I'm also. Can't you stare at me?






       ''Mina-ya.'' Jihyo memegang tangan Mina yang berada di atas meja. Mina tergelak karnanya. ''Kau tak apa?'' tanyanya. Mina mengangguk.
       ''Apa kau akan menerimanya, Mina-ya?'' tanya Minyoung ragu. Sebuah pertanyaan yang juga ingin diajukan oleh Jihyo.
        Mina menatap kedua sahabatnya itu bergantian. ''Aku......'' Mina menundukkan kepalanya, kembali mengaduk-aduk minumannya. ''Tidak tau!'' lanjutnya. Ya, dia memang tidak tau. Disaat perasaannya terhadap Sungmin yang muncul tiba-tiba ditambah surat itu, surat yang mengatakan Sungmin akan menunggunya. Dan sekarang pernyataan cinta Youngjae yang memintanya menjadi kekasihnya. Haruskah ia memilih Youngjae dan membiarkan Sungmin menunggu sia-sia?
       Mina langsung menggelengkan kepalanya kala ide terakhir itu muncul di kepalanya. Dalam hatinya ia ingin bersama Youngjae, tapi jauh di dalam hatinya ia juga ingin bersama Sungmin. Karna lelah memikirkan itu, tanpa ia kehendaki air matanya turun. Apalagi saat ia membayangkan Sungmin yang sedang tersenyum tulus padanya.
       Jihyo dan Minyoung yang melihat itu jadi khawatir. ''Mina-ya,'' gumam Jihyo. Mina menyeka air matanya sebelum bangkit dan pergi meninggalkan kantin. Hari ini ia tidak mau masuk kelas, ia ingin membolos. Dan akhirnya ia berjalan cepat meninggalkan Jihyo dan Minyoung, menuju ke tempat yang dulu membuatnya menjadi teman seorang Choi Sungmin.

       Mina kembali ke kamar asramanya ketika hari mulai gelap. Ia masuk ke kamarnya dan mendapati tatapan khawatir dari Jihyo dan Minyoung. Mina tersenyum untuk memberitahu mereka bahwa ia tak apa-apa, tapi sedetik kemudian Jihyo dan Minyoung sudah memeluknya erat.
      Mina yang mendapat pelukan hangat, mengangkat tangannya untuk mengelus punggung kedua sahabatnya itu. ''Gwaenchana, jangan khawatir,'' ucapnya menyakinkan. Jihyo dan Minyoung mengangguk sambil terus terisak.






*****+++*****





      Hari ini Mina berjalan seorang diri menuju ke kelasnya karna Jihyo sudah pergi terlebih dahulu, sedangkan Minyoung, ia sedang pulang. Dan ketika ia sedang melewati koridor loker yang sepi, ia melihat seorang Youngjae sedang menatapnya sambil tersenyum.
      Mina terpaku di tempatnya berdiri, apalagi saat ia menyadari pria itu berjalan ke arahnya. Ingatannya tentang pernyataan cinta Youngjae dan pengakuan Sungmin kembali terbayang olehnya.
       Ia tau tujuan pria itu menghampirinya pasti meminta jawaban darinya. Fikiran Mina ingin sekali menjawab iya, tapi hatinya menolak, entah karna apa.
       Mina tetap terpaku bahkan saat Youngjae sudah berada tepat di depannya dan memegang pundaknya. Mina mendongak untuk melihat Youngjae yang lebih tinggi darinya. Ia melihat Youngjae masih dengan senyumannya.
        ''Mina-ya.'' Mendengar Youngjae memanggilnya selembut itu, membuat ia teringat akan Sungmin yang sedang memanggilnya. Pria itu selalu memanggilnya dengan suara lembut.
     Air mata menggenang di pelupuk mata Mina dan tanpa disadarinya, air mata itu jatuh ke salah satu pipinya.
      Youngjae menyadari itu, lalu ia langsung mengusap pelan air mata itu. Mina yang mendapat perlakuan seperti itu malah semakin mengeluarkan banyak air mata. Tangan pria itu terasa dingin di wajah Mina, tidak hangat seperti yang diharapkannya.
      Setelah cukup lama, akhirnya Mina dapat mengendalikan dirinya. Ia menjauhkan tangan Youngjae dari wajahnya. ''Mianhae oppa, tapi aku tidak bisa menerimamu!'' ucapnya kemudian.
       Youngjae, bukannya terkejut, ia malah tersenyum. ''Sudah kuduga, lagipula aku hanya ingin mengatakan apa yang ada di hatiku, itu saja!'' ucapnya beralasan.
       ''Sekali lagi, mianhae oppa.'' Setelahnya ia pergi meninggalkan Youngjae yang masih menatap kepergiannya.






*****+++*****






        Mina terduduk sambil menatap danau yang tenang di hadapannya. ''Tempat ini sama sekali tidak berubah!'' gumamnya dengan buku-buku yang berada di samping tubuhnya.
        Mina mengenakan celana bahan abu-abu dengan kemeja putih lengan panjang. Rambutnya yang sebahu berwarna kecoklatan dibiarkannya tergerai. Dipadu dengan high heels berwarna putih. ''Padahal sudah delapan tahun berlalu sejak hari itu.''
        Mina menutup matanya, membiarkan angin menyapu lembut rambut dan wajahnya. ''Sungmin oppa, apa kabarmu? Apa kau menepati janjimu bahwa kau akan menungguku?'' gumamnya dengan mata yang masih terpejam. ''I miss you, oppa!'' lanjutnya.
         ''I miss you too,'' bisik seseorang tepat di telinga Mina. Mina yang masih memejamkan matanya hanya terkekeh.
        ''Kau menghayal lagi Mina-ya,'' ucapnya menyakinkan dirinya sendiri bahwa yang tadi ia dengar itu bukan suara Sungmin. Karna tidak mungkin Sungmin berada di sini, saat ia tak mendengar suara langkah kaki berjalan.
        ''Jadi itukah yang selama ini kau lakukan selama aku di Amerika?'' tanya suara itu lagi. Mina yang terkejut, menengok ke belakangnya. Dan tambah terkejut ketika ia melihat Sungmin yang berada di belakangnya.
        Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Sungmin yang melihat itu terkekeh, lalu ia mengacak-acak puncak kepala Mina. ''Yak.....''
        ''Apa kabar Mina-ya?'' potong Sungmin. Kemudian ia berjalan ke depan Mina dan berjongkok. Mina membulatkan matanya melihat itu.
       ''Aku......'' Mina tercekat, ia gugup ketika mata Sungmin menatapnya lembut. Rasanya ia ingin sekali berteriak agar pria itu tak menatapnya. ''Aku baik,'' lanjutnya sambil mengalihkan pandangannya. Ia mengipaskan tangannya ke wajahnya yang entah mengapa terasa panas.
      ''Hei, ada apa dengan wajahmu?'' tanya Sungmin dengan nada menggoda.
      ''Memangnya kenapa dengan wajahku?'' tanya balik Mina.
      ''Wajahmu memerah,'' jawab Sungmin santai.
      ''Tidak mungkin!'' Mina mengelak. ''Itu pasti hanya........,''
        Tapi ucapannya menguap ke udara ketika bibirnya menyatu dengan bibir Sungmin. Mina membulatkan matanya, namun ia tak berniat menghentikan Sungmin menciumnya. Apalagi kala ia merasakan kehangatan yang disalurkan dari bibir pria itu. Akhirnya iapun ikut memejamkan matanya seperti pria itu.
        Cukup lama, sebelum Sungmin menghentikan ciuman itu. Tidak ada kemarahan di dalam diri Mina karna ciuman tiba-tiba itu. Ia malah menatap polos diri Sungmin yang sedang tersenyum padanya.
        ''Saranghae!'' ucap Sungmin jujur.
       Mina yang mendengarnya langsung berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan mendengar kata-kata itu dari mulut seorang Sungmin. ''Kenapa baru sekarang?''
       ''Itu karna aku baru berani mengatakannya. Dan aku sudah mempersiapkan diriku untuk ditolak olehmu.'' Sungmin mengelus lembut pipi Mina. Hangat, itulah yang ia rasakan.
         Mina langsung memeluk erat Sungmin. ''Bodoh, kau tau. Aku lelah menunggumu! Dan aku sempat berfikir, untuk ke depannya lebih baik aku menikah saja dengan pria lain. Dari pada pria yang kutunggu tak juga hadir!''
       Sungmin terkekeh dan balas memeluk Mina. ''Apa itu artinya kau mau menerimaku?'' tanya Sungmin memastikan. Mina mengangguk pasti. ''Baiklah, seperti kita sudah cukup umur untuk menyusul Eunjung noona dan Taecyeon hyung!''
       Mina langsung melepaskan pelukannya dan menatap Sungmin lekat. ''Jadi kau sudah tau jika mereka sudah menikah?'' tanyanya tak percaya yang mendapat anggukan dari Sungmin.
       ''Kenapa terkejut seperti itu?'' tanya Sungmin santai. ''Aku bahkan tau ketika pria itu menyatakan perasaannya padamu lewat siaran radio!''
        Mina membulatkan matanya. ''Lalu kau juga tau, jika aku........'' Mina tak dapat melanjutkan perkataannya. Sungmin yang mengerti, mengangguk.
        ''Aku terkejut kenapa kau menolaknya. Bukankah dia pria yang kau tunggu selama ini? Tadinya aku fikir kau akan menerimanya.''
       Mina menggeleng. ''Aku juga bingung, kenapa aku bisa menolaknya dan malah memilih untuk menunggu pria menyebalkan sepertimu. Yang meninggalkanku dan menitipkan perasaanmu lewat sebuah surat jelek!'' gerutu Mina.
      Sungmin tertawa mendengar gerutuan Mina, dan tawanya semakin terdengar kala Mina cemberut.
       ''Kan sudah kubilang, sebenarnya aku juga tidak mau menulis surat! Tapi apalah daya, yang ada hanya selembar kertas lusuh dan amplop usang. Jadi aku hanya tinggal mengambil pulpenku dan menuliskan kata-kata di sana!'' jelas Sungmin.
       Mina tersenyum, sangat manis. Senyuman yang sangat dirindukan Sungmin selama delapan tahun ini. Sungmin kemudian berdiri dan memeluk Mina sehingga Mina dengan pas berada di dalam dada bidangnya. Wangi maskulin langsung meresap ke hidung Mina. Sangat nyaman sampai ia tidak mau melepaskan pelukan itu. ''Tapi aku senang kau masih menungguku,'' bisiknya.
       Mina mengangguk. ''Terima kasih juga sudah mau menunggu!'' balas Mina.

       ''Kau pakai sampo apa?'' tanya Sungmin memecah keheningan yang sempat terjadi diantara mereka.
       ''Kenapa?''
       ''Aku menyukainya. Seperti aku menyukai tubuhmu!'' ucap Sungmin dengan nada menggoda.
        Mina yang mendengarnya langsung mendorong tubuh Sungmin agar menjauh. ''Yak, dasar yadong!'' bentak Mina. Wajahnya sudah memerah karna ucapan Sungmin.
       Sungmin terkejut, lalu ia terkekeh. ''Aku hanya bercanda, Mina-ya,'' ucapnya bersungguh-sungguh. Mina menatap ke mata Sungmin mencari kebenaran di dalam sana. Mina tak menemukan kebohongan.
       Hingga akhirnya ia hanya bisa menunduk. Sungmin yang melihat itu, mengangkat dagu Mina agar bisa menatapnya. Lalu ia menampilkan sebuah senyuman. ''Saranghae,'' ucapnya lagi. Kemudian dengan lembut ia menuntun wajah Mina mendekat, untuk menyatukan bibir mereka kembali.
        ''Gomaweo,'' ucap Mina disela-sela ciuman mereka. Sungmin tak menghiraukan, ia malah terus melumat bibir Mina yang semanis cherry.






*****+ The End +*****




24 Juli 2016

0 comments:

Powered by Blogger.

Translate

Labels

15& 2AM 2NE1 2PM 5Dolls 9Muses After School Ahn Eunjin Ahn Seo Hyun Ahn Sohee auliasyalwa B.A.P B1A4 Bae Sun Mi Bae Suzy Baek A Yeon Baek Azizah Baek Yebin Baek Yerin Bambam Baro Bestie Big Bang Boyfriend Brothership BTOB BTS Byun Baekhyun Cha Hyun Rin Chapter Cho Kyuhyun Choi Hanny Choi Seung Hyun Choi Seungri Choi Siwon Choi Sungmin Choi Youngjae Cholict Click-B CNBLUE Comedy D.O Davichi DAY6 DIA Do Kyung Soo Donghyun Drama Eunhyuk EXO EXO-K EXO-M F.T. Island Fafiter Challenge Family FANFICTION Fantasy Friendship GFriend Girls' Generation Go Ahra GOT7 Ham Eunjung Han Hye Sun Han Hyo Joo Han Hyori Han Nayeon Hurt Hwang Chansung Hwang Minhyun Im Yoona Jang Geun Suk Jang Wooyoung Jenny Jeon Boram Jia Jinyoung Joo Ji Hoon Jr Jung Ho Seok Jung Il Woo Jung Jinwoon Jung Min Joo Jung Yerin Jung Yong Hwa Juniel Kaeun Kang Hye Ri Kang Hyo Rya Kang Min Hyuk Kang Yo Ra Kang Young Hyun Khunpimook Bhuwakul Kim Bum Kim Dani Kim Hanny Kim Hanny/Choi Hanny Kim Ji Ah Kim Jong In Kim Jong Woon Kim Min Jung Kim Nam Gil Kim Nam Joon Kim Nana Kim Naya Kim Seok Jin Kim So Eun Kim Soo Hyun Kim Sookyu Kim Wonpil Kim Woo Bin Kim Yugyeom Kris Wu Krystal Jung Lee Areum Lee Donghae Lee Hae Na Lee Hyo Jin Lee Hyo Ra Lee Hyukjae Lee Jae In Lee Jang Woo Lee Ji Eun Lee Jong Suk Lee Junho Lee Keina Lee Keumjo Lee Min Ho Lee Qri Lee Seung Gi Lee Sungmin Lee Sunny Lee Yo Won Married-life MellyTaenggo MeloDrama Min Yoon Gi Mistery Myoui Mina Na Haeryung Nam Gyuri Nichkhun Horvejkul Noh Lee Young NU'EST OC Oh Ha Ni Oh Jong Hyuk Ok Taecyeon OneShoot Park Chan Yeol Park Hyomin Park Jae Hyung Park Ji Eun Park Jihyo Park Jimin Park Jiyeon Park Keyla Park Se-young Park Shin Hye Park Soyeon Park Sungjin Park Yeon Jung Rap Monster Risma Song Romance Romantic Roy Kim Ryewook Sandara Park Sandeul School-life SeoHyun Sequel Shannon William Song Minyoung Sowon SPEED Sung Hyun Jae Super Junior T-Ara The Ark Tiffany Hwang Tiramisuu Latté TOP Trilogi Twice TwoShoot U-Kiss Upi Hwang V Wonder Girls Yaoi Yesung Yoo Youngjae Yook Sung Jae Yoon Dowoon Yoon Eun Hye Young K Yuna Kim