Takdir - Upi Hwang [OneShoot]
Takdir - Upi Hwang [OneShoot]
Cast : Kim
Sang Bum, Kim So Eun.
Other Cast : Jung Il Woo, Lee Min Ho. Nam Gyuri, Bae Suzy
Cover By :
Kannakenny Art
Genre : Romance
Author : Upi
Hwang.
Lenght : OneShoot
'' You and Me
always together. I believe it!''
Flashback
Sekarang sedang berlari seorang pria dengan
kaos santai lengan panjang berwarna abu-abu, dengan celana jeansnya serta
terdapat banyak tepung dan Kue di wajahnya menandakan ia sedang dikerjai oleh
seseorang karna ia sedang berulang tahun saat ini, tak sengaja menabrak seorang
gadis yang jauh lebih pendek darinya, seorang gadis yang mengenakan dress hijau
muda selututnya. Dress yang dibalut oleh blazer berwarna putih. Ditangannya
terdapat banyak buku, yang bisa dibilang tidak ringan. Karna meskipun buku yang
di pegang gadis itu tipis-tipis, tapi tetap saja buku – buku tipis itu lumayan
banyak. Alhasil buku- buku yang sedang dibawa sang gadis berjatuhan di koridor suatu bangunan.
”Mianhae nona,” ucap pria itu sambil
berjongkok membantu sang gadis membereskan buku-bukunya. Pria itu mengangkat
wajahnya. ”Ini nona.”
”Kim So Eun, panggil saja So Eun.” ucap
gadis itu sambil mengangkat wajahnya. Seketika dua pasang mata itu bertemu
saling memandang,pandangan mereka sama-sama terkunci terhadap pemandangan yang
berada didepan mereka.
”Kim Sang Bum, panggil saja Kim Bum.” balas
Kim Bum, So Eun berdiri lalu,
”Apa kita pernah bertemu sebelum
ini?”tanyanya. Kim Bum mengangkat bahunya.
”Sepertinya belum,”
”Benarkah? Padahal aku seperti
mengingatmu,”ucap So Eun.
”Aku yakin kita belum pernah bertemu sebelum
ini, tapi aku juga seperti mengingatmu.”
Flashback End
Semenjak hari itu,
hari dimana Kim Bum yang sedang berulang tahun dan tidak sengaja menabrak So
Eun, mereka sudah menjadi teman dekat. Walau masih dibilang baru kenal, namun
kenyamanan yang mereka rasakan ketika sedang bersama membuat mereka tak sulit untuk berteman.
Buktinya sekarang
mereka sedang berada di Queens Kafe. Setiap akhir pekan, Kim Bum memang sering menyempatkan diri untuk main
bersama So Eun, walau hanya sekedar untuk berjalan-jalan.
Sekarang Kim Bum
sedang duduk di kursi dekat jendela, ia sedang membaca buku - buku novel yang
So Eun bawa. So Eun yang baru kembali dari toilet, duduk di hadapan Kim Bum, lalu melanjutkan
acara membacanya yang sempat tertunda oleh kepergiannya ke toilet.
''Sso-ah,''
panggil Kim Bum memecah keheningan yang terjadi diantara dirinya dan So Eun.
''Hem?''
tanya So Eun tanpa mengalihkan
pandangannya dari buku yang sedang ia baca.
''Apa kau
percaya dengan reinkarnasi Sso-ah?'' tanya Kim Bum. So Eun melihat kearah Kim
Bum, dan menatap wajah pria itu.
'' Aku percaya
tidak percaya, '' jawabnya seraya mengalihkan pandangannya kembali kepada
halaman buku yang sedang ia baca. ''Memangnya kenapa? Apa kau percaya dengan
hal semacam itu Bum-ah?'' tanya So Eun masih dengan acara membacanya. Kim Bum
mengangguk.
''Ne, dulu
awalnya aku tidak percaya akan hal itu, tetapi setelah membaca buku tentang
reinkarnasi, ditambah lagi tentang hubungan kita, aku sepertinya mempercayai
sebuah reinkarnasi.'' jelas Kim Bum. So Eun mengerutkan keningnya, lalu ia
meletakkan buku yang sedang ia baca. Matanya langsung menatap lurus mata Kim
Bum. Dengan kedua tangan yang diletakkan diatas meja.
''Apa maksudmu
Bum-ah?'' tanya So Eun, sekarang raut wajahnya sudah berubah menjadi serius.
Kim Bum yang melihat perubahan itu menjadi bersemangat untuk membahas lebih
lanjut topik yang sedang mereka bahas saat ini.
''Apa kau ingat
bagaimana pertemuan awal kita?'' So Eun mengangguk, ''Waktu itu kau bertanya
padaku, apakah kita pernah bertemu
sebelum ini?'' So Eun kembali menangguk, '' Apa kau tak pernah memikirkan
kemungkinan bahwa pertemuan kita saat itu memang sudah di takdirkan?'' tanya
Kim Bum lagi. Mendengar jawaban itu, So Eun hanya menghela nafas. Dia juga
sudah merubah posisi duduknya menjadi lebih santai, dengan menyandarkan
punggungnya di sandaran kursi.
''Sebenarnya
apa yang ingin kau katakan?'' tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Kim Bum. Kim
Bum hanya terkekeh ketika mendapat jawaban dari So Eun.
''Kau tau,
mungkin saja di masa lampau kita adalah kekasih yang tertunda, oleh karna itu
sekarang kita dipersatukan kembali lewat pertemuan waktu itu. Dan itu artinya
sudah terjadi reinkarnasi diantara kita.'' jawab Kim Bum santai, yang sukses
mendatangkan sebuah jitakan di kepalanya. Sebuah jitakan yang berasal dari
tangan seorang wanita mungil yang sekarang sedang menatapnya kesal. ''Yak Sso-ah, kenapa kau memukul kepalaku
heoh?'' tanya Kim Bum sedikit kesal, ia juga memegangi kepalanya yang habis di
pukul oleh So Eun. So Eun hanya mendengus.
''Apa bekerja
selama satu minggu ini, sudah membuat otakmu rusak Bummie-ah?'' tanya So Eun
sambil tersenyum menyepelehkan.
''Apa maksudmu
Sso-ah?''
''Seharusnya
aku yang bertanya kenapa kau jadi seperti ini? Tiba-tiba saja membicarakan
reinkarnasi, lalu mengkait-kaitkannya dengan pertemuan kita! Pasti pekerjaanmu
membuat otakmu rusak!''
''Yak enak saja!
Tentu saja tidak,'' ucap Kim Bum membela, ''Tapi ada satu hal yang ingin benar-
benar ku lakukan jika memang kita adalah pasangan yang tertunda dimasa
lampau.'' ucap Kim Bum
''Dan apakah
itu?'' tanya So Eun penasaran,
''Menjadikanmu
pendamping hidupku, selamanya.'' Blush,
wajah So Eun serasa panas mendengar kata-kata itu, lalu di detik setelahnya Kim
Bum memegang tangan So Eun, So Eun terkejut ''Dan mau kah kau menjadi
kekasihku?'' sebuah pertanyaan yang sukses membuat wajah So Eun memerah
sepenuhnya.
Kim Bum yang
merasa tidak mendapat tanggapan, mendekatkan wajahnya kewajah So Eun, ''Hei,
bagaimana, kau mau kan? Mau yah? Please....''
desak Kim Bum. So Eun yang sudah terdesak, ditambah lagi dengan posisi wajahnya
dengan wajah Kim Bum yang hanya terpaut delapan sentimeter, hanya bisa menelan
ludahnya dengan susah payah, dan ia mengangguk.
''N-nne.''
jawabnya sedikit gugup. Namun apa yang ia dapat sebagai tanggapan dari
jawabannya? Kim Bum malah menjauhkan wajahnya, kemudian ia menampilkan wajah
cemberutnya. '' Hei kenapa kau jadi murung heoh?'' tanya So Eun bingung. Kim
Bum menatap So Eun,
''Kau
menerimaku karna terpaksa, jadi aku marah karnanya!'' jawab Kim Bum manyun,
Setelahnya Kim Bum berjalan keluar meninggalkan So Eun yang masih terpaku.
Dan tanpa pikir
panjang lagi, setelah So Eun memasukkan novel-novelnya kedalam tas, ia langsung
berlari keluar, mengejar Kim Bum.
Saat berada di
luar, So Eun mencoba memanggil Kim Bum, namun Kim Bum mengacuhkannya. So Eun
mendengus kesal, lalu ia mempercepat langkah kakinya untuk menyusul langkah
kaki Kim Bum. Dan ketika So Eun sedang berlari-lari, tiba-tiba saja Kim Bum
menghentikan langkahnya. Alhasil itu membuat So Eun menabrak punggung kokoh
milik Kim Bum, yang berakibat pada jatuhnya So Eun.
Kim Bum melihat
kearah So Eun yang sedang terduduk di koridor, dan tanpa dosa bertanya,
''Kenapa kau duduk
di koridor Sso-ah?'' So Eun tidak menjawab dia hanya mendengus kesal karna
perbuatan dan pertanyaan Kim Bum. So Eun bangun, lalu menatap kesal pada Kim
Bum.
''Kenapa kau
pergi heoh? Dikala aku sudah mengatakan Iya
padamu?'' tanya So Eun sedikit emosi.
''Itu semua karna
kau menjawabnya dengan terpaksa!'' jawab Kim Bum sambil pura-pura marah.
''Hei, aku
menjawabnya dengan tidak terpaksa tau!'' bela So Eun.
''Benarkah?'' So
Eun mengangguk, ''Kalau begitu cium aku!'' pinta Kim Bum. Sebuah permintaan
yang membuat So Eun membulatkan matanya.
''Tidak mau!''
tolak So Eun, Kim Bum kembali menampilkan wajah dinginnya.
''Ya sudah
kalau begitu,'' ucapnya, seraya akan membalikkan badannya, namun belum
sepenuhnya badan itu berbalik, So Eun sudah menempelkan bibirnya disalah satu
pipi Kim Bum. Kim Bum menghentikan pergerakkannya, lalu ia menampilkan senyum
terindahnya. Akan tetapi So Eun hanya cemberut dan mendengus kesal. Dan melihat
ekspresi So Eun yang seperti itu membuat Kim Bum malah tertawa terbahak -
bahak.
''Yak
Bummie-ah, berhentilah menertawaiku!'' ucap So Eun masih dengan nada kesalnya.
''Ne, ne
araseo.'' ucap Kim Bum sambil mengacak-acak rambut So Eun.
__________________________
''Yak
Bummie-ah sedang apa kau di kamar ku heoh?'' teriak So Eun sedikit terkejut
dengan kehadiran Kim Bum di rumahnya, ah tidak, di kamar So Eun maksudnya. Di
tambah lagi dengan keadaan So Eun yang hanya terbelit sebuah handuk, dikarnakan
memang So Eun baru selesai mandi.
''Sso-ah, apa
yang sedang kau kenakan heoh?'' tanya Kim Bum sambil menatap lekat pada tubuh
So Eun. So Eun melihat tubuhnya yang hanya menggunakan sebuah handuk,
setelahnya.
''Yak,
kyaaaaaaaa....'' teriaknya sebelum kembali masuk ke kamar mandi yang terdapat
di kamarnya. Meninggalkan Kim Bum yang masih melongo. ''Bummie-ah, keluarlah!''
pinta So Eun. Kim Bum hanya mengiyakan dan melangkahkan kakinya menjauhi kamar
So Eun.
Ceklek, suara pintu tertutup. So Eun
segera keluar dari dalam kamar mandi dan dengan cepat memakai pakaian
santainya, yaitu sebuah celana pendek dengan kaos lengan panjang berwarna
orange.
...................
''Ini
minumlah,'' ucap So Eun sambil meletakkan dua gelas teh hijau. Kim Bum
mengangguk. Sekarang mereka sedang berada di beranda kamar So Eun yang
kebetulan berada di lantai dua. ''Kau sedang apa heoh??'' tanya So Eun
mendudukkan dirinya di samping Kim Bum yang sedang memainkan Laptopnya. So Eun mencondongkan tubuhnya
untuk bisa melihat apa yang sedang Kim Bum lihat. Dan ternyata Kim Bum melihat
album foto So Eun.
''Sso-ah,''
''Ne?''
''Ini foto saat
usia mu berapa tahun?'' tanya Kim Bum sambil menunjuk sebuah gambar dimana So
Eun sedang bersama teman-temannya.
''Ouh itu saat
usiaku ke tujuh belas tahun.'' jawab So Eun santai. Kim Bum hanya ber oh ria
''Ouh ini kan
Gyuri, Nam Gyuri?'' tanya Kim Bum sambil
menunjuk salah satu teman So Eun. So Eun menatap bingung pada Kim Bum, ia juga
mengerutkan keningnya.
''Dari mana kau
mengenalnya?'' tanya So Eun curiga. Namun Kim Bum hanya terkekeh.
''Ternyata kalian
berteman!'' jawab Kim Bum. Jawaban yang membuat So Eun sedikit kesal.
''Yak Bummie-ah,
aku bertanya dari mana kau mengenalnya??'' tanya So Eun sedikit memaksa.
''Aku
mengenalnya saat kami kuliah, dia dulu selalu mengejar-ngejar diriku!'' jawab
Kim Bum dengan bangga. So Eun menatap Kim Bum dengan malas mendengar jawaban
Kim Bum. Lalu ia meminum teh hijaunya dan berkomentar,
''Jangan
bergurau! Gyuri tidak mungkin mengejar-ngejar dirimu!'' Kim Bum menatap So Eun.
Setelahnya ia terkekeh,
''Hei, jadi kau
tidak percaya heoh? Asal kau tau saja Sso-ah, dulu saat aku kuliah, aku dan
teman-temanku sangat di gilai oleh segala wanita.''
''Benarkah?
Heoh, aku tidak percaya!'' ucap So Eun. ''Memangnya siapa teman-temanmu itu
heoh?'' lanjutnya.
''Dulu, aku, Min Ho dan Il Woo itu di
juluki the flower boys, dan hampir
semua siswi di Universitas mengetahui kami.'' narsis Kim Bum. So Eun hanya
mengangguk-angguk.
________________________
''Hei,
Bummie-ah Banguuuuuunnnnnn.'' teriak
seorang namja di telinga Kim Bum yang membuat pria itu bangun dari
alam mimpinya.
''Yak Il Woo noona, berhentilah membangunkanku!''
ucap Kim Bum. Sebuah perkataan yang membuat urat - urat kekesalan muncul di
dahi pria tersebut.
''Yak Bummie-ah, berhenti memanggilku Noona!'' balas pria yang bernama Il Woo
itu dengan menekankan kata Noona yang
terdapat diakhir kalimatnya. Namun Kim Bum hanya nyengir, ia juga berniat untuk
tidur kembali. Terbukti dengan dia mulai menarik kembali selimutnya, akan tetapi
tangan Il Woo dengan cekatan menarik paksa Kim Bum turun dari singgasana
kebesarannya. Yang mengakibatkan Kim Bum terguling kebawah, dan Kim Bum juga
mengaduh kesakitan.
''Cepatlah, kau
sudah janji kan, bahwa akhir pekan ini akan kau habiskan bersama aku dan Min
Ho. Dan jangan coba-coba untuk mengingkarinya!'' ucap Il Woo penuh dengan
ancaman, ia pun meninggalkan Kim Bum sendiri di dalam kamar.
''Ugh dasar Noona Killer!'' teriak Kim Bum,namun
yang diteriaki sudah tak terlihat.
Kim Bum segera
bangun dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.
Sekarang
mereka berdua sudah berada di dalam mobil, dengan wajah Kim Bum yang sudah
segar.
''Kita akan kemana
noona?'' tanya Kim Bum yang sukses mendapat pelototan dari seorang Il Woo. Kim
Bum yang mendapatan tatapan seperti itu hanya nyengir kuda.
''Aku akan
memperkenalkan mu dengan tunanganku.'' jawab Il Woo dengan senyum merekah di
bibirnya. Kim Bum mengangguk.
''Memangnya siapa
tunanganmu itu hyung?'' tanya Kim Bum penasaran.
''Rahasia!'' jawab
Il Woo singkat.
Il Woo mulai
melajukan mobilnya menuju ke rumah Lee Min Ho, teman mereka yang satunya lagi.
Berhubung rumahnya masih satu komplek dengan rumah Kim Bum, jadi tak butuh
waktu lama bagi mereka untuk sampai dirumah Min Ho.
Mereka turun dari
mobil dan menekan bel, lalu keluarlah seorang pembantu.
''Ada yang bisa
saya bantu tuan?'' tanyanya.
''Sepertinya dia
pembantu baru hyung, dia tidak mengenali kita.'' bisik Kim Bum yang mendapat
anggukan dari Il Woo.
''Kami ingin
bertemu denga Min Ho-ssi, apa kami boleh masuk?'' tanya Il Woo sopan.
''Boleh, tapi maaf
tuan, tuan muda sudah pergi dari sepuluh menit yang lalu.'' jawab pembantu itu.
''Mwo? Kemana
dia pergi?'' tanya Il Woo dan Kim Bum serempak.
''Jeosonghamnida
tuan, saya tidak tau, yang pasti dia pergi bersama kekasihnya.''
''Araseo,
khamsamnida,'' ucap Il Woo seraya meninggalkan rumah Min Ho, diikuti oleh Kim
Bum.
Di dalam mobil Il
Woo terus saja menggurutu tidak jelas, sedangkan Kim Bum sibuk berkiriman pesan
dengan kekasihnya, siapa lagi kalau bukan dengan Kim So Eun.
''Yasudah
Bummie-ya, kita terpaksa hanya berdua perginya.'' kata Il Woo akhirnya,
''Ne, hyung.''
jawab Kim Bum.
Il Woo melajukan
mobilnya menuju ke tempat awal tujuannya. Yaitu tempat pertemuannya dengan
tunangannya.
''Sudah
sampai,''
Mereka sampai di
Hottest Kafe, kemudian tanpa menunggu, mereka langsung melangkahkan kaki mereka
untuk memasuki kafe tersebut.
Ketika mereka
berada di dalam, Il Woo mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok
tunangannya itu. Sedangkan Kim Bum, ia masih sibuk dengan sms nya.
Akhirnya, Il Woo
melihat sosoknya sedang duduk di kursi di sudut ruangan, Il Woo berjalan
kearahnya, begitu pun Kim Bum, yang masih mengekor dibelakangnya. Il Woo duduk
di depan tunangannya. Kim Bum duduk di samping Il Woo.
Kemudian Kim Bum
mengangkat kepalanya, untuk melihat siapa tunangan temannya itu. Matanya
membulat ketika ia melihat sosok orang itu, dan bukan hanya dirinya, namun juga
wanita itu, ia juga membulatkan matanya.
Il Woo yang
melihat itu hanya mengerutkan keningnya. ''Ada apa? Apa kalian sudah saling
kenal?'' tanya Il Woo.
''Ya'' jawab Kim
Bum ''Tidak'' jawab wanita itu bersamaan.
''Ouh hayolah
Gyuri-ya, mengaku saja kalau kau memang mengenalku.'' ucap Kim Bum sambil
tersenyum penuh kemenangan.
''Gyuri-ya, jadi
kau mengenal bocah nakal ini chagia?'' tanya Il Woo kepada Gyuri, tunangannya.
Mau tidak mau Gyuri pun mengangguk.
''Ne, aku
mengenalnya, dia itu cinta monyetku!'' jawab Gyuri akhirnya, Il Woo mengangguk
- angguk mengerti. ''Tapi kau tenang saja Il Woo-ya, aku sudah tidak
menyukainya lagi!'' lanjut Gyuri, ia tidak mau Il Woo salah paham dengannya.
''Ne, hyung,
kami hanya berteman. Yah meskipun tidak akur. Lagi pula aku tidak menyukainya,
sudah ada wanita yang mengisi hatiku.'' ucap Kim Bum.
''Araseo,
lagipula itu kan hanya masa lalu kalian.'' ucap Il Woo santai. ''Ouh kalian mau
pesan apa?'' tanya Il Woo.
''Aku sudah memesankan
sesuatu untuk kita, jadi kuharap kalian menyukainya.'' jawab Gyuri. Kim Bum dan
Il Woo mengangguk.
Saat menunggu
pesanan mereka datang, pandangan Kim Bum tertuju pada novel yang tergeletak di
atas meja. Ia mengambilnya dan memperhatikan novel itu.
''Kau pergi bersama
seseorang Gyuri-ya?'' tanya Kim Bum, Il Woo dan Gyuri menatap Kim Bum.
''Ne, bersama
temanku, dia sedang berada di toilet sekarang.'' jawab Gyuri.
''Maaf aku lama
yah Gyuri eonni,'' tanya gadis yang baru datang itu. Semua mata menatapnya, dan
betapa terkejutnya Kim Bum ketika mengetahui siapa temannya Gyuri itu.
''Chagia, jadi kau
yang dimaksud Gyuri-ya?'' ucap Kim Bum. Gadis itu langsung menengok, sedangkan
Il Woo dan Gyuri hanya mengerutkan kening mereka. Gadis itu duduk di hadapan
Kim Bum.
''Bummie-ya, jadi
kau temannya tunangan Gyuri eonni?'' tanya balik gadis itu.
''Ah So Eun-ah,''
ucap Kim Bum mengangguk.
''Jadi kalian
sepasang kekasih?'' tanya Il Woo dan Gyuri berbarengan. Kim Bum dan Kim So Eun
mengangguk.
''Pantas saja, aku
seperti mengenal novel ini.'' bisik Kim Bum kepada So Eun. Sedangkan So Eun
hanya tersenyum kecil.
''Ekhem, Sso-ah,
perkenalkan dia Jung Il Woo, tunanganku.'' akhirnya ucap Gyuri mengganggu
keromantisan Kim Bum dan So Eun. ''Dan oppa, ini Kim So Eun, teman baikku.''
ucap Gyuri memperkenalkan mereka. Il Woo dan So Eun saling berjabat tangan.
Kemudian pesanan
mereka datang. Selagi mereka menikmati makanan mereka,
''Ouh eonni, aku
telat yah?'' tanya seseorang yang baru datang bersama seorang namja. Semua
pandangan teralihkan kepada orang itu.
''Ouh Suzy-ah,''
ucap So Eun dan Gyuri. ''Hyung!'' ucap Kim Bum dan Il Woo. Mereka saling
bertatapan bingung,
''Hei, ada apa
ini? Suzy-ah kenapa kau tidak bilang kalau kau akan bertemu dengan teman -
temanku?'' tanya Namja itu. Suzy menatap namja itu tak percaya.
''Hei Min Ho oppa,
mana aku tau kalau mereka itu teman - temanmu. Aku hanya di undang oleh Gyuri
eonni, untuk datang ke kafe ini!'' jawab Suzy jutek.
''Sudah - sudah,
lebih baik kalian duduk.'' lerai Gyuri. Dan Suzy duduk di samping So Eun
sedangkan Minho duduk disamping Kim Bum.
''Min Ho-ssi,
jangan salahkan Suzy-ah, Suzy memang tidak tau, aku bahkan tidak tau jika
temannya Il Woo adalah kalian. Ini adalah ketidaksengajaan.'' jelas Gyuri.
''Ralat,'' ucap
Kim Bum usai Gyuri menjelaskan, semua pandangan tertuju padanya, seolah
menuntut jawaban apa yang akan di ucapkan Kim Bum. ''Ini bukanlah sebuah
ketidaksengajaan, tapi ini adalah sebuah takdir.'' lanjut Kim Bum.
''Yak Bummie-ya,
berhentilah bicara tentang hal - hal seperti itu.'' ucap So Eun.
''Tapi kau
sendiri sering membaca buku yang berkaitan dengan takdir Sso-ah? Kenapa aku tak
boleh bicara tentang takdir?'' tanya Kim Bum tak mau kalah.
''Sudahlah,
kalian seperti anak kecil.'' ucap Il Woo, '' Yasudah kita anggap saja ini
adalah takdir. Suzy, Min Ho kalian berbaikan lah. Dan kalian juga, So Eun, Kim
Bum!'' suruh Il Woo yang mendapat anggukan dari Gyuri.
Akhirnya, mereka
berbaikan dengan pasangan masing - masing. Kemudian mereka pun melanjutkan
acara makannya yang sempat tertunda.
________________________
''Kau tau
Bummie-ya, aku tidak menyangka jika semua bisa terhubung seperti ini.'' ucap So
Eun. So Eun baru saja memberikan Teh hijau kepada Kim Bum. Kim Bum menerimanya.
Lalu So Eun duduk di samping Kim Bum.
''Ne, Sso-ya, aku
juga tidak menyangka.''
Sekarang mereka
sedang berada di beranda kamar So Eun. Mereka menatap bintang yang bertebaran
di langit malam.
''Hem, Sso-ya.
Bagaimana kalau kita menyusul Il Woo hyung, dan Gyuri?'' tanya Kim Bum. So Eun
yang mendengar akan hal itu menengok kearah Kim Bum. Sekarang posisi mereka,
Kim Bum sedang memeluk pinggang So Eun yang berada di sampingnya.
''Maksudmu Bum?''
tanya So Eun polos. Kim Bum menatap So Eun. Hal itu membuat wajah mereka hanya
terpaut beberapa senti saja.
''Kita menikah!''
ajak Kim Bum. Setelahnya senyuman indah terukir di bibir manis So Eun, So Eun
mengangguk. ''Gomaweo Sso.''
Kim Bum mendekatkan
wajahnya kewajah So Eun, lalu bibir itu mencium singkat bibir So Eun. Hanya
untuk menghangatkan di malam yang semakin dingin ini. ''Disini dingin Sso, mari
kita masuk.'' ajak Kim Bum akhirnya, So Eun mengangguk.
Mereka pun masuk ke
dalam, dengan posisi So Eun di peluk Kim Bum dari belakang.
-End-
0 comments: