She's Ma Girl - Upi Hwang [OneShoot]

She's Ma Girl - Upi Hwang [OneShoot]
j

Author : Upi Hwang
Cast : Jang Wooyoung, Park Hyomin
Genre : Fantasy, Romance
Length : OneShoot
Rating :
Sinopsis : Hyomin bukanlah gadis biasa,, tapi dia ditakdirkan bertemu dengan seseorang yang bernama Wooyoung.
   
Copyright : Upi Hwang

       ''Wooyoung-ah.''
      ''Ne?'' Namja yang di panggil -Wooyoung- menengok.
       ''Mau pulang bersama?'' Tawar orang yang memanggil tadi. Wooyoung berfikir sejenak, lalu ia menganggukkan kepalanya. Memang rumah mereka berada di arah yang sama.
 Di dalam perjalanan pulang, mereka saling bercanda, karna tak jarang mereka terlihat sedang tertawa.
      ''Hyoyeon-ah, aku duluan ne :) .'' Ucap Wooyoung saat sudah berada didepan rumahnya. Orang yang dipanggil Hyoyeon mengangguk.
  Wooyoung pun masuk kedalam rumahnya, saat Wooyoung berjalan menuju pintu rumahnya,
     ''Kau sudah pulang Wooyoungie?'' Sapa Seorang namja.
     ''Ne hyung, kau tidak pergi hyung?'' Tanya  Wooyoung mengurungkan niatnya untuk masuk kerumahnya.
      ''Ani, yeoja chinguku sedang marah padaku.''
      ''Ckckck.... Memangnya kau punya yeojachingu Taecyeon hyung? :/ .'' Canda Wooyoung.
        ''Aissh sombong sekali bocah ini, memangnya kau juga punya yeojachingu heoh? Tidakkan? :) .'' Canda namja yang di panggil -Taecyeon-.

                                 ~

  -Huh- desahan nafas seseorang berulang kali ''Lebih baik aku keluar untuk mencari makanan.'' Ucapnya setelah sekian menit hanya berbaring diatas kasur.
     -Ceklek- suara pintu terkunci. Suara derap kakipun terdengar disaat dia sedang berjalan menuruni tangga.... Orang itu pun berjalan menuju Supermarket yang berada didekat rumahnya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai ditempat tujuan, ia pun masuk dan mencari sesuatu yang sesuai dengan selera makannya saat ini. Ketika ia akan mengambil sebungkus mie ramyeon, ada sebuah tangan yang juga akan mengambil mie itu. Dia pun mengalah dan orang yang memegang mie itu menatapnya.
    ''Ouh Wooyoung? Kau kah itu?'' Ucapnya,      -Wooyoung- orang itu menengok. ''Ah benar ini kau!'' Lanjutnya dengan senyum mengembang dibibirnya. Wooyoung hanya -nyengir- ketika ia ingat, siapa manusia yang ada didepannya saat ini.
         ''Ne, Yuri-ssi, kau rupanya!''
  Mereka terus saja berbincang. Mereka itu teman lama disekolah dance sewaktu di Busan dulu.
 Tidak terasa semua yang ingin dibeli Wooyoung pun sudah ada dikeranjangnya, ia membayarnya lalu keluar, begitu pula Yuri.
    ''O ya ku dengar kau satu Universitas dengan Hyoyeon?'' Tanya Yuri ketika mereka berada di depan Supermarket. Wooyoung mengangguk.
    ''Sepertinya dia masih terobsesi denganmu.''     ''Mwo?'' Tanya Wooyoung bingung, Yuri menengok kearah Wooyoung, ia mengerutkan keningnya.
     ''Kau tidak tau?'' Wooyoung menggelengkan kepalanya. ''Jadi begitu, sepertinya dia tidak ingin kau tau.'' Ucap Yuri. ''Ya sudah aku balik duluan ne :) .'' Lanjutnya setelah terdiam cukup lama. Wooyoung yang tak mau ambil pusing pun hanya mengangguk. Mereka berpisah di persimpangan jalan. Karna  sekarang waktu  sudah cukup larut, jalanan yang ia lewati terasa sangat sunyi. Namun ketika ia melewati gang kecil yang menuju kerumahnya, ia melihat  seorang gadis (?)  mengenakan dress putih selutut tanpa lengan. Wooyoung yang cuek hanya menengok kearahnya sebentar, lalu berjalan kembali. Akan tetapi pikirannya sedikit terusik ketika ia melihat beberapa lelaki hidung belang sedang mendekat kearah gadis tadi yang sekarang sedang duduk dibangku yang berada dipinggir jalan dibawah sinar lampu. Ia berusaha cuek, namun
    ''Yak menajuhlah dari gadisku!'' Teriak Wooyoung dibelakang mereka. Lelaki tadi menengok, lalu mereka menertawakan Wooyoung.
    ''Siapa bocah ini?'' Tanya salah satu dari mereka.
    ''Entahlah, tapi tadi dia bilang -Gadisku-.'' Sahut laki - laki lainnya. Wooyoung yang jengah akhirnya berteriak lagi.
    ''Menjauhlah!'' Ia maju dan menarik lengan gadis tadi, gadis itu hanya menatap Wooyoung dengan tatapan -polos- . Namun belum jauh melangkah, mereka menahan pundak Wooyoung. Wooyoung menengok, pria yang memegang pundak Wooyoung tiba - tiba memukul wajah Wooyoung -Bugh- pukulannya mengenai ujung bibir Wooyoung hingga mengeluarkan sedikit darah. Gadis yang bersama Wooyoung membulatkan matanya. Wooyoung membalas pukulan tersebut. Dan mau tidak mau perkelahian pun terjadi -Bugh- -Bugh- -Bugh-, suara - suara seperti itulah  yang terdengar di kegelapan malam.                     Wooyoung yang kalah segalanya, baik dari segi postur maupun dari banyak nya orang, ia pun akhirnya jatuh tersungkur. Namun tak lama kemudian, entah apa yang terjadi, para pria hidung belang tadi tiba - tiba saja jatuh dan tak sadarkan diri. Wooyoung yang sudah setengah tidak sadar, tidak terlalu memperhatikan kejadian tersebut. Sang gadis duduk bersimpuh di samping kepala Wooyoung. Sekarang Wooyoung sudah tak sadarkan diri. Gadis tadi menangis dan air matanya jatuh membasahi wajah tampan Wooyoung.
    Wooyoung yang sudah 15 menit terpejam, akhirnya menunjukkan bola mata indahnya pada sang gadis yang kini sedang membiarkan paha putihnya untuk menahan kepala Wooyoung. Wooyoung mengerjapkan matanya berkali - kali, hingga dia menyadari kalau dia sedang berada di pangkuan seorang gadis yang sedang menangis. Wooyoung yang terkejut refleks berdiri, gadis tadi menatap senang Wooyoung, matanya yang indah masih menyisahkan sedikit air mata dipelupuk matanya.
    ''Pulanglah!'' Ucap Wooyoung dingin, ketika mereka sudah saling berhadapan, sang gadis hanya diam . Wooyoung berbalik, lalu berjalan pergi. Wooyoung tidak menyadari bahwa sang gadis masih mengikutinya.
     Saat Wooyoung akan membuka pintu,
    ''Yak apa yang kau lakukan disini?'' Teriak Wooyoung ketika menemukan gadis tadi berada disampingnya. ''Pulanglah aku mau istirahat!'' Lanjutnya. Wooyoung masuk begitu saja.
   1/2 jam lebih hingga akhirnya terdengar -Ceklek- suara pintu terbuka.
    ''Yak kenapa kau masih disini?'' Ujar Wooyoung frustasi, karna ia masih melihat -gadis- nya itu duduk sambil memegang lututnya berada disamping pintunya. Sang gadis menengok dan menatap Wooyoung dengan mata yang berbinar - binar. Entah ada angin apa, Wooyoung akhirnya luluh dan membiarkan -gadis-nya itu masuk.
        
                                     ~~~

         ''Ulurkan tanganmu.'' Pinta Wooyoung, -Gadis- nya itu menurut. Lalu Wooyoung membalut luka disiku -gadis-nya itu. ''Siapa namamu?'' Tanya Wooyoung datar.
      ''Heoh namaku?'' Tanya balik sang gadis bingung.
    ''Tentu saja, jangan bilang kau tidak punya nama?'' Terka Wooyoung, sang gadis nampak berfikir.
    ''Hyomin, Park Hyomin....'' Ucap sang gadis setelah cukup lama terdiam.
    ''Ouh.....''Ucap Wooyoung ber-Oh-ria. ''Namaku Jang Wooyoung!'' Lanjutnya.
    Wooyoung selesai mengobati luka disiku Hyomin. ''Tidurlah!'' Perintah Wooyoung. Hyomin membaringkan badannya, lalu matanya yang indah terpejam.
     Wooyoung menyelimuti tubuh dari gadis berwajah tenang disaat tidur itu. Karna hari sudah larut, Wooyoung pun Terlelap.

                                   ~~~

   ''Kau jangan kemana - mana! Tunggu aku disini, araseo?'' Orang yang diperintah hanya mengangguk. Semua pasang mata pada menatap ke-2 makhluk berbeda jenis yang baru datang itu. Sang namja pergi meninggalkan -gadis-nya dibangku taman.
    ''Wooyoung-ah.'' Panggil yeoja lain kepada pria tadi. Wanita itu berjalan mendekat kearah Wooyoung, dan menengok kearah wanita tadi yang datang bersama Wooyoung, wanita yang tak lain adalah Hyomin.
    ''Siapa dia?'' Tanya wanita yang memanggil Wooyoung. ''Ah Hyoyeon-ah, dia Park Hyomin.'' Jawab Wooyoung. Hyoyeon mengangguk dan ber-oh-ria.

       Tik |tik |tik.
   Waktu terus bergulir, Hyomin masih setia duduk dibangku itu sendiri. Ia masih sama seperti semalam, memakai dress putih selutut tanpa lengan, namun sekarang dibalut dengan jaket levis milik Wooyoung. Ia juga nampak memakai sepatu tali berwarna hitam putih.
   ''Hei...'' Sapa seseorang yang baru duduk disamping Hyomin. Hyomin yang mendengarnya, mengalihkan pandangan dari arah sepatu kearah seseorang yang berada disampingnya saat ini.
   ''Naneun Kim Donghyun, kalau kau?'' Ucap + tanya nya sembari mengulurkan tangannya. Hyomin memperhatikan uluran tangan itu, sebelum akhirnya menyambutnya.
   ''Park Hyomin.'' Ucap Hyomin tersenyum.
   ''Cantik...'' Gumam Donghyun, Hyomin menatap bingung Donghyun.
    ''Gomaweo..'' Ucap Hyomin. Donghyun tertegun. *Apakah dia mendengar gumamanku?* batin Donghyun, lalu Donghyun terkekeh geli. Tak lama kemudian Wooyoung terlihat dikejauhan, dan entah mengapa Wooyoung merasa panas di hatinya.
     ''Kajja kita pulang!'' Ajak Wooyoung ketika ia sudah berada didepan Hyomin dan Donghyun, namun belum sempat dijawab, Hyoyeon datang menghampiri mereka.
    ''Wooyoung-ah hari ini kita jadi bukan? Untuk latihan dance bersama?'' Tanyanya.
   ''Mianhae Hyoyeon-ah, sepertinya aku tidak bisa!'' Jawab Wooyoung dingin. Dia kemudian menarik tangan Hyomin.
    ''Tunggu dulu!'' Cegah Donghyun.
    ''Mwo?'' Tanya Wooyoung dingin.
    ''Biarkan Hyomin pulang denganku, kau pergilah bersama Hyoyeon.'' Donghyun melepaskan tangan Wooyoung yang memegang tangan Hyomin, lalu berjalan melewatinya bersama Hyomin. Wooyoung berusaha mengejar mereka, namun terlambat. Tangannya sudah ditahan dan ditarik oleh Hyoyeon.

                                  ~~~

  ''Kenapa kau masih diluar?'' Tanya Wooyoung dingin dan dengan cuek berjalan melewati Hyomin yang berdiri didekat pintu, kemudian membuka pintu. Hyomin hanya mengekor dibelakang Wooyoung.
   ''Apa kau masih marah padaku?''
    ''Ne aku marah padamu, kenapa kau pergi bersamanya heoh?'' Teriak Wooyoung, hal itu membuat Hyomin takut dan sedih. Airmata pun tak dapat dicegah.
   ''Pergilah!'' Ucap Wooyoung melemah.
   ''Anio, tolong biarkan aku tinggal bersama mu 1 minggu lagi!'' Pinta Hyomin terisak.
   Memang mereka sudah tinggal bersama hampir 2 minggu. Dan semenjak pertemuan Hyomin dengan Donghyun 1 minggu lalu, membuatnya sering pergi bersama Donghyun dan hal itu membuatnya jauh dari Wooyoung.
   Wooyoung memperhatikan keseriusan diwajah Hyomin *sepertinya dia serius.* batin Wooyoung.
   ''Baiklah!'' Ucap Wooyoung, lalu ia berjalan kekamarnya meninggalkan Hyomin seorang diri.

---------
 --------
------

    ''Kau tidak ikut denganku?'' Tanyanya saat baru duduk, yang diajak bicara hanya menggeleng. ''Wae?'' Tanyanya lagi sambil menggigit roti bakar yang sudah disiapkan oleh sang yeoja.
    ''Gwaenchana, hanya saja aku ingin selalu dirumah selama 1 minggu ini. Kau tidak masalah kan Wooyoung-ssi?'' Wooyoung hanya mengangguk-angguk.
   ''Terserah kau saja!'' Ucap Wooyoung seraya mengambil tas dan pergi meninggalkan rumah. *kau tenang saja Wooyoung-ssi, aku akan pergi setelah mengucapkannya.* batin yeoja tadi sambil memperhatikan punggung Wooyoung yang menjauh. Hari itu pun berlalu.....

                               ~~~

   Suasana di kediaman itu masih terlalu canggung bagi dua orang yang sedang duduk berhadap - hadapan saat ini.
   ''Kau tidak perlu seperti ini.'' Ucap Wooyoung datar.
   ''Heoh?'' Ucap Hyomin tak mengerti.
   ''Keluarlah, pergilah jalan - jalan. Sudah 4 hari kau tetap dirumah.'' Lalu sebuah senyuman terukir dibibir manis sang yeoja.
   ''Araseo!'' Balasnya singkat.
   ''Pergilah bersama Donghyun, dia terus saja menanyakan keberadaanmu.'' Suruh Wooyoung dengan sedikit nada tak rela.
   ''Shirreo! Aku ingin bersama Wooyoung-ssi untuk sisa hari yang sudah kita sepakati.'' Ucap Hyomin jujur. Tiba - tiba saja wajah Wooyoung terasa panas karna malu. ''Ouh wajahmu memerah.'' Ucap Hyomin sambil memegang wajah Wooyoung dan memperhatikannya. Wooyoung menepis tangan Hyomin pelan.
     ''A   anio..'' Ucap Wooyoung gugup. ''Baiklah ini sudah malam, aku mau tidur dulu.'' Lanjutnya, ia meninggalkan Hyomin. Hyomin masih duduk terpaku.
    ''Ada apa dengannya?'' Gumam Hyomin.


             Tik |tik |tik |tik
Bunyi jam terus saja terdengar. Hari - hari pun sudah berlalu....
Sekarang adalah hari yang sudah ditunggu - tunggu.
   ''Wooyoung-ssi.''Cegah Hyomin ketika Wooyoung akan keluar. Wooyoung menengok.
   ''Wae?'' Tanyanya singkat.
   ''Nanti sore kau pulang jam berapa?'' Wooyoung mengerutkan keningnya, lalu menggeleng.
   ''Molla, memangnya kenapa?''
   ''Pulang lah lebih awal, aku akan menunggumu.'' Ucap Hyomin mengabaikan pertanyaan Wooyoung.
    ''Araseo!''
Wooyoung pun berlalu........

                                ~~~

     ''Wooyoung-ah.'' Wooyoung menengok, lalu tampaklah Hyoyeon.
    ''Wae?''
    ''Nanti pulang kuliah, mau kah kau ikut denganku?''
    ''Eodiseo?''
    ''Kau ikut saja ne!'' Paksa Hyoyeon.

----Skip----

   ''Sebenarnya kita mau apa disini?'' Tanya Wooyoung mulai bosan.
    ''Tentu saja merayakan ulang tahunmu!'' Ucap Hyoyeon tersenyum bangga. Tak lama kemudian Yuri, Taecyeon dan teman - teman Wooyoung datang, bahkan Donghyun pun datang. Mereka semua merayakan Ulang tahun Wooyoung disebuah Restaurant Jepang.
     Mereka terlalu larut dalam suasana, buktinya mereka lupa kalau ini sudah hampir larut. Wooyoung juga melupakan janjinya pada seorang gadis yang kini sedang menunggunya.

@Rumah

  Tik |Tik |Tik.....|

    Wajahnya sering kali berpaling dari Kue yang ada diatas meja kearah jam yang tergantung didinding. Raut wajahnya tampak gusar dan senyumannya mulai menghilang. Seiring waktu berlalu, detik demi detik pun berganti menit. Sekarang waktu menunjukkan pukul 23.57.
   ''Wooyoung-ah......'' Gumamnya ''Dimana kau sekarang?'' lanjutnya lirih.
Suara detak jarum jam pun semakin lama semakin kencang ditelinganya. Hyomin pun menutup matanya, ia menarik nafasnya semakin dalam, lalu menghempaskannya kasar. ''Sudah waktunya!'' Ucapnya berdiri.
    Tiba - tiba saja cahaya memenuhi tubuhnya dan dress selutut yang digunakannya berubah menjadi gaun panjang. Ia berjalan menuju pintu, ia membukanya lalu tampaklah gadis imut dibawah anak tangga, Hyomin menuruni anak tangga. Setelah sampai didasar anak tangga,
   ''Yak kenapa kau lama sekali......'' Marah yeoja imut tadi.
   ''Mianhae Soyeon sunbaenim.''
   ''Araseo! Sudahlah, sudah saatnya. Kajja.'' Ajak Soyeon, Hyomin mengangguk.
   ''Ne Soyeon sunbae.''
Hyomin menengok untuk terakhir kalinya, sebelum sepasang sayap muncul dibalik punggungnya. Sayap yang sama seperti yang dimiliki gadis yang berada didepannya saat ini.

@Restaurant.

     ''Ouh hayolah oppa, kau harus senang :) .'' Ucap Yuri yang sudah mulai mabok.
    ''Ne kau harus bersemangat!'' Timpal Hyoyeon. Wooyoung juga tidak tau kenapa ia harus merasa gelisah, namun ditengah kegelisahannya, ----Wooyoung-ah---- Ia mendengar namanya dipanggil. Lalu sedetik kemudian ia teringat pada Hyomin, teringat pada percakapan tadi pagi. Dan tanpa fikir panjang lagi, ia langsung pergi meninggalkan restaurant. Dia menaiki Taxi yang melintas.. Tak butuh waktu lama, Wooyoung turun di gang menuju rumahnya, ia terus saja berlari hingga ia melihat sepasang bidadari cantik sedang berdiri didasar anak tangga menuju kerumahnya. Satu wanita itu bertubuh mungil dan satu nya lagi *Seperti Hyomin* batinnya. Wooyoung mengerjapkan matanya berkali - kali sampai ia menangkap raut kesedihan dimata Hyomin. Sekian detik kemudian,
      ''Mwo Hyomin?'' Ucapnya pada diri nya sendiri setelah ia menyadari bahwa bidadari itu adalah Hyomin. Wooyoung berjalan semakin cepat, akan tetapi terlambat !!!! Hyomin dan Yeoja kecil tadi sudah menghilang di kegelapan malam, entah kenapa Wooyoung merasakan seperti ada yang hilang di dalam hati nya yang kecil.

                                ~~~

     -^- Saengil Chukkaeyo. Mungkin ketika kau membaca surat ini, hari sudah berganti. Sebenarnya aku ingin menunggumu :) tapi aku tidak bisa, mianhaeyo :( . Wooyoung-ah Haengbokhaeyo :) . Ah satu lagi, semoga kue nya enak dan kau suka hadiahnya. -^-
                                            Park Hyomin.

  Wooyoung menutup kertas itu, lalu ia menangis, ya ia menangis karna membuat wanita yang disukai nya pergi.
     ''Pabo, naneun paboya!'' Teriaknya di kesendirian malam. Disaat itu juga ia teringat ucapan nenek - nenek peramal, waktu dia menghadiri acara festival musim dingin. Nenek peramal itu mengatakan : ''Kau akan bertemu dengan seorang gadis sebelum ulang tahunmu, gadis yang ulang tahunnya sebulan setelah ulang tahun mu. Janganlah kau menyia - nyia kannya atau kau akan menyesal. Mungkin sekarang kau belum mengerti, tetapi suatu saat nanti kau akan menyadarinya.''
    Wooyoung teringat kata - kata sang nenek yang dulu ia tak perdulikan. Wooyoung menangis setelahnya.
   ''Mianhae jeongmal mianhae.'' Isaknya, air matanya terus turun dari dua kelopak mata nya. Dia menangis di detik - detik terakhir ulang tahunnya.
   ''Mianhae.'' Sebuah kata yang terus - terusan terucap dari dua belah bibirnya.

       ''Wooyoung-ah....''
       ''Hyomin-ah kau kah itu?'' Ucap Wooyoung masih terisak, ketika ia mendengar suara yang ia kenal memanggil namanya.
       ''Ne, ini aku.....'' Wooyoung mengangkat wajahnya lalu terlihatlah matanya yang sembab. Kemudian tampaklah wanita cantik dengan sayap di balik punggungnya.
       ''Mianhae karna sudah membohongimu.'' Lanjutnya, kemudian ia maju dan memeluk tubuh Wooyoung yang rapuh. ''Saengil chukkaeyo Wooyoung-ah. Haengbokkhaeyo.''
      ''Joahaeyo.'' Ucap Wooyoung. Wooyoung melihat Hyomin yang mulai memudar dan ia melihat sebuah senyum kebahagiaan di bibir sexy gadis itu.

------------------
-------------------------
----------------------

        ''kenapa wajahmu murung Hyomin-ah....'' Tanya Lembut seorang yeoja mungil. Yeoja yang dipanggil Hyomin hanya diam tak menanggapi. ''Yak Hyomin-ah!!'' Teriaknya sekarang karna kesal pertanyaannya tidak ditanggapi oleh sang empunya raga.
     ''Ne Soyeon sunbae wae?'' Tanya Hyomin tak berdosa. ''Sudahlah lupakan!!!'' Kesal yeoja mungil tadi yang ternyata bernama Soyeon. Soyeon beranjak, namun baru beberapa langkah, pertanyaan Hyomin membuatnya berhenti ''Apa tidak bisa aku menjadi manusia seutuhnya sunbae?''
     ''Mwo? Jadi wajahmu murung, itu semua karna ini?'' Tanya Soyeon tak percaya, Hyomin melihat wajah Soyeon lalu mengangguk polos. ''Itu bisa saja, tapi kau harus bisa memenuhi syaratnya.'' Jawab Soyeon lembut, setelah melihat ekspresi Hyomin yang memelas. Hyomin yang mendengar hal itu, matanya langsung berbinar - binar.
     ''Jinjah sunbae? Apa itu syaratnya?''
     ''Gelang yang ada ditanganmu, harus kau lepaskan dan setelah itu......'' Soyeon menggantung perkataannya. Hyomin masih memperhatikan raut wajah Soyeon. ''Setelah itu kau harus mendapatkan sebuah cinta yang tulus dari seorang pria. Jika pria itu menyatakan cintanya padamu. Dan terbukti tulus,kau akan berubah selamanya menjadi manusia. Akan tetapi.......'' Lagi Soyeon menggantung perkataannya. Kali ini ia terdiam cukup lama.
     ''Wae Sunbae?'' Tanya Hyomin yang tak kunjung mendengar perkataan Soyeon.
     ''Akan tetapi, jika satu minggu setelah hari ulang tahunmu, kau tak kunjung mendapatkan pernyataan cinta dari pria yang tulus mencintaimu, kau akan berubah menjadi bidadari paling buruk lalu diasingkan dipulau terpencil......'' Ucap Soyeon akhirnya. Hyomin meneguk salivanya, cukup lama Hyomin terdiam sebelum akhirnya ia berkata ''Hanya itu sajakah sunbae?'' Ucapnya, Soyeon tak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh Hyomin.
      ''Apa kau yakin Park Hyomin?'' Tanya Soyeon dengan nada seriusnya, Hyomin mengangguk pasti. ''Baiklah, ikuti aku!'' Lanjutnya sambil berjalan menuju kesuatu tempat yang diikuti oleh Hyomin...
 Dan sekarang mereka ada di sebuah ruangan putih, kosong dan luas hanya ada sebuah lemari dan gelas - gelas eksperimen,
    ''Tempat apa ini sunbae?'' Tanya Hyomin, namun Soyeon tak menjawabnya melainkan terus berjalan didepan Hyomin. Soyeon mengeluarkan sebuah gelas eksperimen.
      ''Lepaskanlah gelangmu, lalu taruhlah disini.'' perintah Soyeon. Hyomin menurut, akan tetapi sebelum gelang itu jatuh kedalam gelas, Soyeon menanyakan kembali apakah Hyomin bersungguh - sungguh. Dan Hyomin mengangguk pasti, gelang itupun jatuh kedalam gelas, kemudian sebuah cahaya bersinar terang. Hyomin menutup matanya, ketika ia membuka matanya ia sudah berada ditempat yang berbeda.
    ''Aku sudah mempersiapkan semua keperluanmu sebagai manusia. Bekerjalah agar kau menghasilkan uang untuk bertahan hidup.'' Hyomin hanya mengangguk senang. ''Ouh ya satu lagi, bukankah kau ingin bertemu dengannya? Jangan menemuinya langsung, biarkanlah dia yang mengenalimu lebih dulu.'' Hyomin mengerutkan keningnya. ''Wae?'' Tanya Hyomin. ''Karna jika kau yang menyapanya lebih dulu, semua usahamu akan sia - sia.''
      ''Ne araseo.''
      ''Ingat waktu mu hanya 1 minggu setelah ulang tahunmu, kau harus mendapatkannya. Jika tidak..... Kau tau kan akibatnya?'' Hyomin mengangguk, Soyeon menghilang setelahnya. 

                              -~~~-

    -Bruk-
   ''Mianhae ahgassi.''
   ''Ne gwaenchana.'' Yeoja tadi menengok. *Ugh kukira tadi ini kau!* batin Namja yang menabrak yeoja itu.
    ''Ouh apakah kau Jang Wooyoung?'' Namja yang ditanya seperti itu hanya terdiam mengerutkan keningnya, dia juga membatin *Apakah aku seterkenal itu? Sampai - sampai gadis asing pun mengenaliku!* Tanyanya dalam hati. Wooyoung hanya mengangguk.
    ''Pantas saja Hyoyeon jatuh hati padamu, ia juga sangat menderita setelah kau menolaknya!'' -Deg- *Apalagi ini?* Batin Wooyoung lagi. ''Ternyata bukan hanya karna kau tampan tapi juga karna kau baik dan sopan.'' lanjut yeoja tadi.       ''Jeoseonghamnida, memangnya kau siapa?'' Tanya Wooyoung selembut mungkin. Yeoja tadi tertawa.
     ''Ah, mianhae Wooyoung-ssi aku lupa :D hehehe. Namaku Jessica Jung.'' Ucap yeoja tadi sambil tertawa. *Dasar yeoja aneh!* Batin Wooyoung. ''Aku sepupunya Kim Hyoyeon.'' Lanjutnya ''Dia sering cerita tentangmu padaku, dan sepertinya aku harus meminta maaf padanya. Karna aku menyukai pangeran pujaannya itu.'' Ucap Jessica panjang lebar. *Ya ampun apa yeoja ini sudah gila?* batin Wooyoung menautkan alisnya.
    ''Ah Jessica-ssi, mianhae aku harus pergi.'' Ujar Wooyoung kikuk. ''Dasar yeoja aneh.'' Gumam Wooyoung ketika meninggalkan yeoja yang bernama Jessica itu.

                             -~~~-

  *Siapa dia?* batin Wooyoung saat melihat ada seorang gadis sedang menatap rumahnya. Dia mengenakan Jeans pendek dan kaos yang dibalut kemeja lengan panjang tak terkancing. Gadis itu pergi ketika Wooyoung mendekat.
   ''Siapa dia?'' Ucapnya ''Posturnya seperti gadisku.'' Lanjutnya, namun Wooyoung yang cuek hanya mengangkat bahu nya.

Tak terasa malam pun tiba,,,,,,,,,

    ''Akh perutku lapar sekali.....'' Ucap Wooyoung yang masih sibuk dengan tugas - tugas kuliahnya. Ia pun memutuskan untuk mencari makanan didapur, akan tetapi nihil, dia tak menemukan apapun disana selain peralatan dapur. Sehingga mau tak mau ia harus keluar untuk mencari makanan. Ia pergi ke supermarket. Setelah sampai di supermarket yang kebetulan tidak jauh itu, dia langsung memilih apa yang akan Wooyoung beli. Setengah jam sudah ia berada ditempat itu, ia sudah selesai memilih. Wooyoung pun memberikan belanjaannya kepada sang kasir. Ia tertegun saat melihat siapa yang berada dimeja kasir itu.
   ''Ige ahjussi,,,, semuanya 3800 won.'' Ucap sang kasir sembari menyerahkan belanjaan Wooyoung, Wooyoung memberikan uangnya.
    ''Jadi benarkah ini kau Park Hyomin?'' Ucap Wooyoung setelah melihat pin nama sang kasir. Sang kasir yang merasa namanya disebut, menengok. Mata mereka bertemu, dan saat itu waktu serasa berhenti.
   ''Ekhem...'' Ucap suara dibelakang Wooyoung, mereka (Hyomin & Wooyoung) tersadar dari lamunan masing - masing. ''Ahjussi, menyingkirkan lah jika kau sudah selesai.'' Lanjutnya, Wooyoung pun menyingkir. ''Ouh kau lagi Wooyoung-ah?'' Ucap orang itu. Wooyoung melihat kearahnya, setelah tau siapa yang berada didepannya saat ini. Dia menunjukkan raut wajah tak suka. Berbanding terbalik dengan orang itu. ''Apa mungkin kita berjodoh?'' Tanya orang itu yang terus mengoceh.
    ''Hahahaha,,,, itu tidak mungkin Jessica-ssi. Kita bertemu hanya karna suatu kebetulan saja. Ah aku duluan ne, Jessica-ssi. Annyeong.'' Ucap Wooyoung dengan nada yang sedikit dingin. Hyomin menatap Jessica dengan pandangan tak suka.
    ''Yak nona Park, cepatlah sedikit.'' Kesal Jessica.
    ''Ige, 5000 won.'' Ucap Hyomin datar. Jessica memberikan uangnya lalu berlari mengejar Wooyoung, namun yang dikejar sudah tak terlihat di kegelapan malam. Jessica pun kembali kerumahnya.

    Tik,,,,,, tik,,,,,,,, tik
   ''Hyomin-ssi, pulanglah! Tokonya akan ku tutup sebentar lagi.'' Ucap pemilik supermarket itu. ''Ne ahjumma. Aku pamit. Annyeong!'' Ucap Hyomin setelah selesai berberes. Hyomin berjalan keluar, ia sudah berganti pakaian.
   ''Hyomin-ah......'' Panggil sebuah suara dibelakang Hyomin disuatu gang gelap. Hyomin berbalik, dan namja itu sudah berada didepan Hyomin, lalu memeluknya. ''Aku merindukanmu Park Hyomin.'' Ucapnya masih erat memeluk Hyomin.
    ''Woo      young-ssi.''Gumam Hyomin terharu.

                                 -~~~-

     ''Kemana saja kau selama 3 minggu ini?'' Tanya Wooyoung yang baru memberikan minuman kepada Hyomin, lalu ia duduk disamping Hyomin.
     ''Ne? Ah aku..........''
    ''Sudahlah. Itu tidak penting.'' Potong Wooyoung yang melihat Hyomin kebingungan. ''Apa kabarmu heoh?''
    ''Aku baik Wooyoung-ssi. Kau sendiri, bagaimana kabarmu?'' Tanya balik Hyomin.  ''Aku juga baik, hanya saja hatiku sedang kurang baik.'' Hyomin menatap tak mengerti pada Wooyoung.
    ''Ah banyak yang ingin kutanyakan padamu, bolehkah?'' Lanjutnya, Hyomin mengangguk. Wooyoung pun bertanya. Malam itu mereka saling berbagi cerita, hal itu juga menyebabkan Hyomin bermalam dikediaman Wooyoung, mereka juga tak luput dari saling tukar menukar nomor telpon.

                             -~~~-

    -Engh- erang Wooyoung, -Drrrt- -Drrrt- -Drrrt- Wooyoung melihat pesan masuk diponselnya.


       +Wooyoung-ssi, mianhae aku pulang tanpa pamit denganmu. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu.+

 Wooyoung terkekeh ''Gadis itu terlalu formal terhadapku.'' Ucap Wooyoung kecil. Wooyoungpun bersiap - siap untuk pergi ke kampusnya. Tak butuh waktu lama baginya untuk pergi. Sesampainya dikampus, ia melihat seseorang yang sudah tak asing baginya.
   ''Ouh Annyeong Wooyoung-ah. :) kita bertemu lagi rupanya.'' Ucap orang itu ketika melihat Wooyoung yang baru datang. Namun Wooyoung hanya melaju begitu saja, dengan tampang cueknya. ''Yak Jang Wooyoung, tunggu aku.'' Teriak orang itu sambil berlari mengejar Wooyoung yang sudah jauh didepan.
    ''Berhentilah mengikutiku Jessica-ssi.'' Ucap Wooyoung sedatar mungkin.  ''Anio, aku tidak ingin seperti Hyoyeon yang mengagumimu hanya didunia hayalannya saja, tidak berani mengutarakannya padamu.'' Jelas Jessica panjang lebar, yang hanya didengar malas oleh Wooyoung.  ''Terserah kau sajalah. Tapi jangan salahkan aku jika kau akan terluka nantinya.'' Ucap Wooyoung malas.

   Hari demi haripun berlalu..... Sekarang sudah hari ke-2 Hyomin tinggal dirumah Wooyoung setelah pertemuan mereka malam itu. Wooyoung memaksa Hyomin untuk tinggal bersamanya, mau tidak mau, akhirnya Hyomin pun setuju.
   ''4 hari lagi rupanya.'' Ucap Wooyoung setelah selesai pelajaran.. ''Ada apa Wooyoung-ah?'' Tanya seseorang sambil menepuk pelan  pundak Wooyoung.
    ''Ouh Taecyeon hyung, ah ani....'' Ucap Wooyoung sedikit terkejut. ''Kau yakin?'' Wooyoung mengangguk.
    ''Baiklah kalau begitu, aku duluan ne!'' Ucap Taecyeon lagi. Wooyoung mengangguk sebelum menambahkan perkataan, '' Ne hyung, hati - hatilah!'' Taecyeon mengangguk dan meninggalkan Wooyoung sendiri diruangan itu. Tak lama setelah Taecyeon keluar, Wooyoung pun pergi meninggalkan ruangan itu. Diluar sana ternyata sudah menunggu seorang Jessica, memang semenjak pertemuan hari itu, Jessica selalu mengikuti Wooyoung, dan hal itu juga yang membuat Wooyoung merasa tak nyaman.
      ''Wooyoung-ah, bisakah kita makan malam bersama hari ini?'' Tanya Jessica, ketika Wooyoung berada disampingnya. Wooyoung nampak berfikir, entah ini keberapa kalinya gadis itu mengajak Wooyoung untuk makan malam bersama.
    ''Baiklah, tapi hanya kali ini saja?'' Ucap Wooyoung setelah cukup lama berfikir. Sebuah senyuman tersirat diwajah cantik sang yeoja.

      Tik..... Tik...... Tik.....

   Malam ini mereka pergi bersama, Wooyoung dijemput oleh Jessica di supermarket tempat Hyomin bekerja. Disaat Wooyoung masuk kedalam mobil Jessica, disaat itu juga Hyomin melihat dengan jelas wajah Wooyoung dan gadis yang bersamanya. Tiba - tiba saja air itu turun dikedua belah pipi Hyomin. Wooyoung dan Jessica tak menyadari akan kehadiran Hyomin.
   ''Wooyoung-ssi.......'' Lirih Hyomin.

                               -~~~-

  ''Ada apa dengan gadis itu?'' Tanya Wooyoung pada dirinya sendiri, ia masih memperhatikan gerak - gerik gadisnya itu, setelah 3 hari belakangan ini dia sangat aneh kepada Wooyoung. Sebenarnya bukan aneh, hanya saja sikapnya sedikit menjauh dari Wooyoung, setidaknya itulah yang Wooyoung rasakan.
  ''Hyomin-ah.'' Panggilnya sebelum berpisah dengan Hyomin.   ''Ne?'' Hyomin melihat wajah Wooyoung.
   ''Ada apa?''
   ''Mwo?'' Tanya balik Hyomin bingung.
   ''Ada apa denganmu? Kenapa kau terkesan menjauhiku?'' Tanya Wooyoung to the point.
    ''Ah, itu hanya perasaan mu saja Wooyoung-ssi.'' Jawab Hyomin mengelak. ''Benarkah?'' Hyomin mengangguk. ''Sudahlah Wooyoung-ssi aku duluan ne :).'' Ucap Hyomin seraya meninggalkan  Wooyoung *Mianhae Wooyoung-ssi.* Batin Hyomin.

-----------------------

  Malam ini Wooyoung sedang di festival musim panas yang berada didekat Universitasnya. Disana banyak terdapat stand - stand penjual boneka. Tapi hanya ada satu stand boneka yang membuat Wooyoung tertarik untuk membelinya, yaitu sebuah boneka Kanguru yang berukuran lumayan besar.
   ''Ahjumma ini berapa harganya?'' Tanyanya pada ahjumma penjual boneka itu.
   ''Ige 48.000 won.'' Ucap ahjumma sambil memberikan bonekanya kepada Wooyoung. Wooyoung yang tak mempermasalahkan harga pun, langsung membayar nya. ''Untuk hadiah ulang tahun kekasihmu kah?'' Tanya sang ahjumma tersenyum jahil. Wooyoung hanya nyengir dan mengangguk kikuk. ''Kalau begitu, akan aku berikan potongan harga khusus untukmu.''
     ''Khamsamnida ahjumma, jeongmal khamsamnida.'' Ucap Wooyoung terharu. Wooyoung pun meninggalkan stand ahjumma itu setelah uangnya sudah dikembalikan. Disana ia juga bertemu dengan Taecyeon, mereka saling bertukar sapa. Bahkan Taecyeon menggoda Wooyoung yang sedang membawa boneka yang cukup besar. Mereka memang berteman cukup dekat, jadi tak heran jika tidak ditemukan aura canggung diantara mereka bila sedang bertemu.
   Wooyoung pulang cukup larut, ketika ia menginjakkan kaki didalam rumahnya, ia melihat gadisnya tertidur disofa ruang tengah. Wooyoung mendekat lalu terlihat wajah tenang dari gadisnya itu. Wooyoung menggendong gadisnya, menuju kamar sang gadis dan menidurkannya dikasur yang ada didalam kamar itu. Walaupun wajahnya tenang, namun matanya terlihat sembab dan bulu matanya sedikit basah.
   ''Apa kau melihatnya Hyomin-ah? Aku dan Jessica yang pergi berdua waktu itu?'' Tanya Wooyoung pelan pada makhluk yang sedang tertidur dihadapannya saat ini. ''Mianhae, sungguh kami tidak memiliki hubungan apapun.'' Ucapnya lirih masih dengan suara kecilnya. Wooyoung melihat jam di dinding kamar itu, ''Sebentar lagi yah.'' Gumam Wooyoung. Wooyoung bangkit dan keluar dari kamar itu menuju keruang tamu. Akan tetapi tak lama kemudian, ia kembali masuk ke kamar sang gadis. Ia meletakkan boneka yang cukup besar itu disamping sang gadis.
    ''Saengil chukkaehamnida Hyominnie :) .'' Ucapnya, lalu ia mencium kening sang gadis sebelum benar - benar keluar dari kamar itu.


                               -~~~-

      ''Ouh kau sudah bangun Hyomin-ah?'' Tanya Wooyoung yang melihat Hyomin berjalan menuju kearah nya. Hyomin mengangguk. ''Kau tidak ke kampus Wooyoung-ssi?'' Tanya Hyomin yang mau meminum susu yang sudah di siapkan oleh Wooyoung. Wooyoung menggeleng.
    ''Ani, aku ingin pergi bersamamu hari ini.'' Ucapnya. Hyomin tersedak. ''Yak gwaenchana Hyominnie?'' Tanya Wooyoung kaget, ia juga refleks menepuk - nepuk pelan punggung sang gadis.
     ''Ne, naneun Gwaenchana.''
     ''Sudahlah! Kau harus bersiap - siap sekarang!'' Perintah Wooyoung. Memang sekarang Wooyoung terlihat dengan pakaian kasualnya. ''Tapi,,,,,,,,,,,,''
       ''Tidak ada tapi - tapian! Sudah sana ganti bajumu!'' Potong Wooyoung. Hyomin yang sejak awal memang tidak bisa menolak, jadi sampai sekarang pun ia tak bisa menolak. Hyomin bergegas untuk mengganti pakaiannya.



  ------SKIP------

   Sekarang mereka sedang berada di Lotte World. Mereka sudah berada disini dari 5 jam yang lalu, waktu pun sudah menjelang malam, namun sebelum hari itu benar - benar menjadi malam, mereka menyempatkan diri untuk menaiki kereta gantung. Di dalam sana hanya ada mereka berdua.
   ''Hyominnie, saengil chukkaeyo.'' Hyomin yang sedang memandang pemandangan, tertegun. ''Dari mana kau tau?'' Tanya Hyomin bingung.
   ''Aku tau dari seorang nenek peramal sewaktu aku berada di festival musim dingin dua bulan yang lalu.''
   ''Tapi bagaimana mungkin kau mengira kalau yang ia maksud itu aku?'' Tanya Hyomin lagi.
   ''Entahlah, itu mungkin karna kita sudah ditakdirkan bersama :) .'' Ucap Wooyoung santai. Sedangkan Hyomin hanya bersemu merah. ''Benarkah?'' Gumam Hyomin kecil, bahkan sangat kecil untuk di dengar oleh orang yang berada di sampingnya, namun kenyataannya adalah sebaliknya.
     ''Tentu saja.'' Respon  Wooyoung, Hyomin hanya terpaku.
Akhirnya mereka pun kembali terdiam, entah keadaan yang sunyi seperti ini berubah menjadi keadaan yang sangat romantis. Dan tiba - tiba saja muncul keberanian di benak Wooyoung, Wooyoung bergerak maju, perlahan namun pasti, bibir itu menyatu dengan bibir gadisnya itu. Cukup lama hingga Hyomin menghentikan kegiatan itu. Wooyoung yang mendapat pemberhentian seperti itu hanya bisa bertanya kenapa.....
    ''Kau tidak boleh seperti itu Wooyoung-ssi. Jika kau seperti itu, gadis itu pasti marah.'' Ucap Hyomin lirih. Wooyoung hanya mengerutkan keningnya.
    ''Siapa yang kau maksud Hyominnie?''
    ''Siapa lagi kalau bukan Jessica-ssi!'' Ucap Hyomin lemah. Tapi ia hanya mendapat tertawaan dari  sang namja.
   ''Yak Wooyoung-ssi, berhentilah menertawakanku!'' Kesal Hyomin. Kemudia setelah puas tertawa, Wooyoung pun menjelaskan semuanya, termasuk hubungan Jessica  dengannya. Mereka hanya berteman. Saat Wooyoung selesai menjelaskan, pintu kereta gantung pun terbuka.
    ''Jadi apakah kau mau menjadi gadisku mulai sekarang dan selamanya?'' Tanya Wooyoung yakin, sebelum  mereka keluar dari kereta gantung itu. Hyomin mengangguk sambil berusaha menahan tangisan bahagianya. Mereka meninggalkan kereta gantung dengan status sebagai pasangan kekasih dan berjalan dengan tangan yang saling berpegangan.
    Sesampainya dirumah, Wooyoung menanyakan kenapa benda yang diberikan olehnya, tidak dipakai Hyomin.
     ''Benda apa?'' Tanya Hyomin bingung, ia memang tidak tahu - menahu tentang benda yang di maksud Wooyoung. Wooyoung hanya menghela nafas.
     ''Jadi kau belum melihatnya? Benda di kantong boneka kanguru itu?''
     ''Aku melihat boneka nya, tapi aku tidak tau benda apa yang kau maksud Wooyoung-ah.'' Ucap Hyomin jujur. ''Baiklah tunggu sebentar!'' Wooyoung berjalan ke kamar Hyomin dan mengambil benda yang berada di kantong boneka kanguru. Ia kembali ke ruang tamu, dimana masih terdapat sang gadis disana. Ternyata benda yang ia bawa adalah sebuah kalung liontin. Wooyoung memakaikannya ke leher jenjang sang gadis. Hyomin hanya terdiam.
    ''Saranghae jeongmal saranghae.'' Bisik Wooyoung ketika selesai memakaikan kalung. Kali ini Hyomin benar - benar menangis, air mata nya jatuh dengan deras. Ia menangis karna terharu, ternyata cintanya terbalaskan. ''Nado Wooyoungie, gomaweo.'' Ucap Hyomin ditengah tangisannya, mereka berpelukkan.

     Dilain tempat, Soyeon tersenyum bahagia. ''Chukkaeyo Hyomin-ah :) .'' Ucapnya setelah nya ia menghilang.
     Sekarang Hyomin sudah menjadi manusia seutuhnya, ia sudah menemukan namja yang mencintainya yaitu Jang Wooyoung. Suatu kebahagiaan yang tidak ternilai di hari ulang tahun sang gadis.



                          
                 ****_END_****


She's Ma Girl by Upi Hwang  © 2015 All Rights Reserved

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 comments:

Powered by Blogger.

Translate

Labels

15& 2AM 2NE1 2PM 5Dolls 9Muses After School Ahn Eunjin Ahn Seo Hyun Ahn Sohee auliasyalwa B.A.P B1A4 Bae Sun Mi Bae Suzy Baek A Yeon Baek Azizah Baek Yebin Baek Yerin Bambam Baro Bestie Big Bang Boyfriend Brothership BTOB BTS Byun Baekhyun Cha Hyun Rin Chapter Cho Kyuhyun Choi Hanny Choi Seung Hyun Choi Seungri Choi Siwon Choi Sungmin Choi Youngjae Cholict Click-B CNBLUE Comedy D.O Davichi DAY6 DIA Do Kyung Soo Donghyun Drama Eunhyuk EXO EXO-K EXO-M F.T. Island Fafiter Challenge Family FANFICTION Fantasy Friendship GFriend Girls' Generation Go Ahra GOT7 Ham Eunjung Han Hye Sun Han Hyo Joo Han Hyori Han Nayeon Hurt Hwang Chansung Hwang Minhyun Im Yoona Jang Geun Suk Jang Wooyoung Jenny Jeon Boram Jia Jinyoung Joo Ji Hoon Jr Jung Ho Seok Jung Il Woo Jung Jinwoon Jung Min Joo Jung Yerin Jung Yong Hwa Juniel Kaeun Kang Hye Ri Kang Hyo Rya Kang Min Hyuk Kang Yo Ra Kang Young Hyun Khunpimook Bhuwakul Kim Bum Kim Dani Kim Hanny Kim Hanny/Choi Hanny Kim Ji Ah Kim Jong In Kim Jong Woon Kim Min Jung Kim Nam Gil Kim Nam Joon Kim Nana Kim Naya Kim Seok Jin Kim So Eun Kim Soo Hyun Kim Sookyu Kim Wonpil Kim Woo Bin Kim Yugyeom Kris Wu Krystal Jung Lee Areum Lee Donghae Lee Hae Na Lee Hyo Jin Lee Hyo Ra Lee Hyukjae Lee Jae In Lee Jang Woo Lee Ji Eun Lee Jong Suk Lee Junho Lee Keina Lee Keumjo Lee Min Ho Lee Qri Lee Seung Gi Lee Sungmin Lee Sunny Lee Yo Won Married-life MellyTaenggo MeloDrama Min Yoon Gi Mistery Myoui Mina Na Haeryung Nam Gyuri Nichkhun Horvejkul Noh Lee Young NU'EST OC Oh Ha Ni Oh Jong Hyuk Ok Taecyeon OneShoot Park Chan Yeol Park Hyomin Park Jae Hyung Park Ji Eun Park Jihyo Park Jimin Park Jiyeon Park Keyla Park Se-young Park Shin Hye Park Soyeon Park Sungjin Park Yeon Jung Rap Monster Risma Song Romance Romantic Roy Kim Ryewook Sandara Park Sandeul School-life SeoHyun Sequel Shannon William Song Minyoung Sowon SPEED Sung Hyun Jae Super Junior T-Ara The Ark Tiffany Hwang Tiramisuu Latté TOP Trilogi Twice TwoShoot U-Kiss Upi Hwang V Wonder Girls Yaoi Yesung Yoo Youngjae Yook Sung Jae Yoon Dowoon Yoon Eun Hye Young K Yuna Kim