Waiting For You (Part 5) - Upi Hwang [Chapter]
Waiting For You (Part 5) - Upi Hwang [Chapter]
Cast : Choi Sungmin (SPEED), Myoui Mina
(Twice).
Other Cast : Yoo Youngjae (B.A.P), Park
Jihyo (Twice), Hwang Minhyun (NU'EST), Song Minyoung.
Cameo
: Park Hyomin (T-Ara), Yoon Dowoon (DAY6).
Genre
: School-life.
Cover by
: Reniart
Author
: Upi Hwang.
Lenght
: Chapter.
Warning!
Yeay fanfic pertama lagi dengan cast yang baru :). Entah kenapa bisa
mikir mau masangin mereka. Mina X Sungmin.
Seperti biasa typo bersebaran, gaje, abal-abal, alur kecepetan, OOC. Dan
jika ada kesamaan alur, itu murni ketidaksengajaan.
Dislaimer : Para tokoh bukan milik author,
melainkan milik agensi masing-masing dan keluarga, author menggunakan mereka
hanya untuk kepentingan cerita.
Part 5
Happy Reading!
(Don't Like, don't read!)
Not
only you, but I'm also. Can't you stare at me?
Perkataan Mina yang ingin membolos ternyata bukan hanya kebohongan
belaka, karna sekarang ia masih di sini. Memandangi danau indah bersama teman
barunya, Sungmin. ''Aku ingin bercerita padamu,'' ucap Mina setelah keheningan
terjadi diantara mereka.
Sungmin menengok ke arah Mina yang sedang memandangi danau. ''Jika kau
belum siap, lebih baik jangan!'' ucap Sungmin bijak. Karna ia melihat masih ada
keraguan di wajah Mina saat mengatakan itu.
Mina menggeleng dan tersenyum. Tapi ia tak mengalihkan pandangannya dari
danau. ''Aku hanya bercerita pada Jihyo. Tapi sekarang aku berfikir, tidak ada
salahnya aku bercerita pada teman baruku.''
''Apa kau percaya padaku? Mina-ya?'' tanya Sungmin sedikit ragu. Mina
mengangguk.
''Ini semua tentang pria yang selalu ku tunggu!'' Mina terlihat menghela
nafas sebelum melanjutkan ceritanya. ''Kau pasti bingung kenapa aku bisa
berbahasa korea selancar ini, ne?''
Sungmin mengangguk ragu, ''ya kuakui memang bahasa koreamu tak
bercela.''
Mina terkekeh. ''Terimakasih pujiannya,'' Mina terdiam sebentar.
''Sebenarnya, aku mempelajari bahasa ini saat aku masih kecil. Waktu itu ada
tetangga baru ku yang berasal dari negara ini. Kami sering bermain bersama, aku
sering mendengar ia bicara dengan bahasa negara ini. Hingga akhirnya aku
tertarik dan memaksanya untuk mengajariku bahasa negaranya.''
''Dan dia mengajarimu?''
Mina menggeleng. ''Tidak semudah itu, aku terus memaksanya sampai hari
itu. Ya, hari dimana ia mau mengajariku.'' Sungmin menatap Mina lekat. ''Tanpa
aku sadari, ternyata kami sudah banyak menghabiskan waktu bersama. Dan tanpa
seizinku, rasa itu mulai tumbuh di hatiku.'' Sungmin melihat Mina yang tersipu
malu saat mengatakan hal itu. ''Aku selalu berharap dia pun memiliki perasaan
yang sama terhadapku. Tapi waktu itu dia mengatakan, bahwa ia harus pergi
meninggalkan Jepang. Pergi meninggalkanku!'' terdengar nada pahit saat Mina
mengatakannya.
''Mina-ya,'' gumam Sungmin khawatir.
''Tapi sebelum pergi, ia berjanji padaku. Ia berjanji bahwa ia akan
kembali ke sisiku, jadi aku harus menunggunya.''
''Jadi kau menunggunya?''
''Tentu saja, karna aku sudah mengatakan iya, saat ia memintaku untuk
menunggunya!'' Mina mencoba tersenyum meski nada suaranya bergetar. ''Dan aku
senang, akhirnya ia kembali. Walau tak mengingatku.'' ucap Mina pelan, sangat
pelan diakhir kalimatnya.
''Apa dia Yoo Youngjae-ssi?'' terka Sungmin sedikit marah. Ia tidak tau
kenapa, tapi yang pasti ia tidak suka melihat teman barunya itu bersedih.
Mina tersentak mendengar nada marah dipertanyaan Sungmin. Ia pun
menengok ke sampingnya, dan ia melihat rahang Sungmin yang mengeras tanpa
diketahui oleh sang pria. Mina mengangguk ragu. ''Sungmin-ssi,'' gumamnya.
Menyadarkan Sungmin dari kemarahan pria itu.
Sungmin menatap Mina yang sedang menatapnya penuh kekhawatiran. Setelah
ia sadar, bahwa sikapnya mungkin telah menakuti teman barunya itu. ''Mianhae,
aku hanya.......''
Mina menggeleng cepat, dan tersenyum. ''Bukan salah mu. Siapapun yang
mendengarnya pasti akan bersikap sama denganmu.'' Mina terkekeh saat
mengatakannya. ''Jihyo juga sama,'' tambahnya.
''Mina-ya,''
''Sudah sore,'' potong Mina. Ia menatap Sungmin setelah melihat jam di
tangannya. ''Terimakasih sudah mau mendengar ceritaku, kuharap kau masih mau
mendengar kisahku yang lain.''
Sungmin mengangguk. ''Tentu saja! Kita kan teman,'' ucapnya sambil
menampilkan cengirannya.
''Sepertinya, kau harus menunjukkan jalan pulang untukku. Karna aku
melupakan jalan yang kulewati saat suasana hatiku sedang tidak baik!''
Sungmin terkekeh, ia suka melihat tingkah Mina. Ia juga mengacak-acak
poni samping Mina. ''Yak......''
''Kajja,'' ajaknya. Sungmin sudah berdiri saat Mina masih kesal karna
tingkah pria itu. Mina yang melihat pergerakan menjauh pria itu dari tempatnya
duduk, langsung bangun dan mengekor di belakang Sungmin.
*****+++*****
Sungmin langsung merebahkan badannya ketika ia baru saja masuk ke
kamarnya. Bertepatan dengan itu, Minhyun keluar dari kamar mandi dengan tangan
yang sedang memegang handuk kecil, untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
''Ouh, kau sudah pulang?''
''Menurutmu?'' jawab Sungmin jutek.
''Apa kau bersama Mina-ssi?'' Sungmin langsung terduduk dan menatap
Minhyun. ''Tadi Jihyo-ssi, dan Minyoung-ssi mencarinya, mereka pikir kau melihatnya.
Tapi kau juga tak ada tadi,'' lanjutnya.
Sungmin mengangguk. ''Sepertinya dia sudah kembali ke kamarnya,''
komentar Sungmin.
''Jadi benar kalian tadi pergi bersama?'' tanya Minhyun membulatkan
matanya. Sungmin hanya memutar bola matanya malas. ''Jadi benar, ada sesuatu
diantara kalian?'' tanyanya setengah memekik.
''Bukan seperti itu!'' sangkal Sungmin, ia tidak mau temannya itu
berfikir yang tidak-tidak tentang hubungannya dengan Mina. ''Aku sedang
membolos saat tidak sengaja kami bertemu. Dia juga sedang membolos kemarin!''
jelas Sungmin. Minhyun mengangguk mendengar penjelasan Sungmin.
''Jadi kalian tidak ada hubungan apa-apa ne?'' tanya Minhyun lemah.
''Tentu saja! Kami hanya berteman.''
''Teman? Mwo, sejak kapan?''
''Sejak hari ini,'' jawab Sungmin santai.
''Tapi........''
''Sudahlah, berhenti bertanya! Ngomong-ngomong, di mana Yugyeom?''
potong Sungmin. Ia terlalu malas untuk mendengar ocehan Minhyun hari ini.
''Dia pulang ke rumahnya. Entah untuk berapa lama, yang pasti sangat
lama. Dan bisa jadi nanti dia akan pindah sekolah,'' jelas Minhyun.
''Memangnya ada apa?''
Minhyun mengangkat bahu. ''Entahlah, kudengar ada masalah di rumahnya.''
Sungmin mengangguk mendengar jawaban Minhyun. Setelahnya ia kembali merebahkan
tubuhnya, dan memejamkan matanya. Lalu tak lama kemudian ia pun tertidur.
*****+++*****
''Jujur Mina-ya, tadi kami sangat khawatir denganmu!'' ucap Jihyo yang
mendapat anggukan dari Minyoung.
''Maaf sudah membuat kalian khawatir,'' ucap Mina merasa bersalah.
''Apa kau kabur karna, Youngjae oppa?'' terka Minyoung. Mina menggeleng.
''Tentu saja bukan! Memangnya dia siapa? Aku tidak mengenalnya,'' jawab
Mina di selingi senyuman meremehkan. ''Sudahlah jangan dibahas!'' Minyoung dan
Jihyo mengangguk. ''Jihyo-ya, apa tidak apa jika kita keluar?''
''Tidak apa, hari ini Areum sunbae tidak ada!'' jawab Jihyo.
Saat mereka sedang berjalan, tak sengaja mereka berpapasan dengan
Minhyun. ''Ouh kalian mau keluar?'' tanya Minhyun. Ketiga gadis itu mengangguk.
''Ke mana?''
''Ke Queens kafe,'' jawab Mina.
''Ouh kebetulan sekali! Bolehkah aku ikut bersama kalian?'' tanyanya
penuh harap.
Jihyo mendengus, ''memangnya, kemana teman-temanmu?'' tanyanya dingin.
Dengan wajah murung, Minhyun menjawab. ''Yugyeom sedang pulang, dan
Sungmin. Ia sudah tertidur.''
''Sudahlah, tidak apa. Kau ikut saja dengan kami,'' ucap Minyoung yang
langsung membuat senyum Minhyun terbentuk.
''Kau memang temanku, Minyoung-ah,'' ucapnya sambil mencubit pipi
Minyoung.
Akhirnya merekapun pergi bersama. Walau sebenarnya keengganan terlihat
di wajah cantik Jihyo. Mina hanya tersenyum geli sambil menggelengkan kepalanya
melihat ekspresi enggan di wajah Jihyo. ''Sudahlah kawan, jangan cemberut
seperti itu!'' ucap Mina sambil merangkul pundak Jihyo. Jihyo mengangguk.
Sebelum akhirnya senyum indah terbentuk di bibir penuhnya.
*****+++*****
''Boleh aku duduk di sini?'' tanya Mina. Sungmin mendongak lalu
mengangguk. Minhyun tak terkejut melihat sikap Mina yang melunak pada Sungmin,
karna ia sudah tau kenapa. Tapi berbeda dengan reaksi Minyoung dan Jihyo. Walau
dengan hati bertanya-tanya, Jihyo dan Minyoung duduk mengikuti Mina yang sudah
duduk.
''Kenapa sikapmu bisa seperti ini? Bukankah biasanya......'' Jihyo tidak
mampu melanjutkan bisikkannya karna Mina sudah tersenyum padanya.
''Kenapa? Sekarang kami berteman, jadi tidak apa-apakan, jika aku
bersikap sedikit berbeda dari yang biasanya?'' tanya Mina santai. Jihyo dan
Minyoung mengerjapkan matanya.
''Sudahlah, kenapa kalian para gadis-gadis selalu berisik?'' tanya
Minhyun sedikit bergurau karna terlihat cengiran di wajahnya.
''Ne, jika kalian terus berbicara. Makanan kalian bisa kabur dari
tempatnya,'' canda Sungmin, walau saat mengatakannya tak ada raut bercanda di
wajah tampannya. Namun perkataan itu mengundang tawa di meja mereka.
Ternyata kebersamaan mereka mengundang perhatian dari siswa-siswi yang
sedang berada di kantin. Termasuk Youngjae, ia memperhatikan Mina yang sedang
tertawa dengan lepas. Rahangnya mengeras melihat kedekatan Mina dan Sungmin.
''Maafkan aku,'' gumamnya, masih menatap Mina lekat.
.
.
.
.
''Mina-ssi, tunggu!''
Mina menghentikan langkahnya di depan pintu kelas, dan berbalik. Mina
sempat membulatkan matanya saat mengetahui siapa yang memanggilnya, namun ia
bisa dengan cepat mengatasi keterkejutan itu. Sangat cepat hingga orang yang
memanggilnya pun tak mengetahui bahwa ia terkejut.
''Ada apa?'' tanya Mina saat orang itu sudah berada di hadapannya.
''Aku ingin.....'' Ucapan orang itu terhenti kala tiba-tiba saja Sungmin
datang dan merangkul pundak Mina.
Mina menengok, ia hampir memukul Sungmin
jika saja pria itu tak menyengir. ''Sedang apa kau di sini? Aku menunggumu
sedari tadi!'' ucapnya santai masih dengan tangan yang berada di pundak sang
gadis. Lalu Sungmin melihat ke depannya. ''Ouh Youngjae-ssi, kau sedang apa di
sini?'' tanyanya tanpa dosa.
Youngjae, ia terlihat geram melihat tingkah Sungmin dan mendengar
pertanyaan Sungmin yang menjengkelkan. ''Tidak jadi!'' ucapnya sambil masuk
melewati Mina dan Sungmin.
Sungmin membulatkan matanya. ''Ouh apa-apaan pria tadi? Apa dia marah
padaku?'' tanyanya. Mina terkikik melihat tingkah Sungmin.
''Sudahlah, jangan seperti itu, kajja masuk. Oppa,'' ucap Mina sambil
menggoda Sungmin dengan memanggil pria itu dengan sebutan oppa. Toh emang
kenyataannya pria itu lebih tua darinya kan?
Sungmin dan Mina pun masuk, tak lama setelah itu bel berbunyi dan
seorang guru berambut panjang hitam-kecoklatan, berdagu sedikit panjang.
Sepertinya ia guru baru, karna semua murid di kelas itu menatapnya kebingungan.
Setelahnya terdengar suara bisik-bisik diantara para murid.
Guru itu mengangkat wajahnya, cantik dan sexi, itulah kesan pertama para
murid pada guru yang ada di hadapan mereka saat ini. ''Hallo, aku Park
Hyomin,'' ucap guru itu dengan senyum yang terpampang di wajah tirusnya. ''Aku
guru sastra korea baru yang akan mengajar kalian untuk dua semester ke depan
menggantikan Jiyeon sonsaengnim,'' lanjutnya. ''Apa ada yang ingin kalian
tanyakan?''
Sebuah pertanyaan yang langsung disambut oleh salah satu murid pria di
kelas itu. ''Ne, Yoon Dowoon-ssi?''
''Ano Hyomin sonsaengnim.'' Jeda terdengar sebelum pria bernama Dowoon
itu melanjutkan, ''memangnya, Jiyeon sonsaengnim kenapa?''
Sebuah pertanyaan yang langsung mendapat anggukan dari sebagian murid di
kelas itu. Hyomin mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Ia
menghela nafas lembut. ''Kalian tidak tau?'' Semua murid menggeleng. ''Dia
sudah dipindahkan untuk mengajar murid-murid baru.'' Semua murid menganggukkan
kepalanya, mengerti.
''Baiklah, mari kita lanjutkan ke pelajaran.''
Setelahnya acara ngajar-mengajar pun berjalan dengan semestinya. Dan tak
terasa bel tanda berakhirnya pelajaranpun berbunyi. ''Terima kasih atas kemauan
kalian untuk belajar di mata pelajaran ini,'' ucap Hyomin diakhir jam
pelajarannya sambil tersenyum.
Sangat manis, tapi tetap saja para murid hanya menatap takut guru yang
sekarang sedang tersenyum pada mereka. Karna mereka tau, ternyata Hyomin
sonsaengnim tak selembut wajahnya. Bahkan guru baru itu lebih killer dari Jiyeon sonsaengnim. Bahkan
pepatah Jangan melihat buku dari covernya terlihat jelas sekarang.
Detik-detik kepergian guru itu dari ruangan terasa begitu mencekam
hingga akhirnya tubuh ramping itu tidak terlihat, para murid baru merasa lega.
Dan langsung membereskan buku-buku dan apapun milik mereka yang berserakkan di
atas meja.
*****+++*****
17 Juli 2016
0 comments: