Waiting For You (Part 8) [End] - Upi Hwang [Chapter]
Waiting For You (Part 8) [End] - Upi Hwang [Chapter]
Cast : Choi Sungmin (SPEED), Myoui Mina
(Twice).
Other Cast : Yoo Youngjae (B.A.P), Park
Jihyo (Twice), Hwang Minhyun (NU'EST), Song Minyoung, Kim Yugyeom (GOT7).
Cameo
: Jung JinWoon (2AM), Park Jiyeon (T-Ara).
Genre : School-life.
Cover by
: Reniart
Author
: Upi Hwang.
Lenght
: Chapter.
Warning!
Yeay fanfic pertama lagi dengan cast yang baru :). Entah kenapa bisa
mikir mau masangin mereka. Mina X Sungmin.
Seperti biasa typo bersebaran, gaje, abal-abal, alur kecepetan, OOC. Dan
jika ada kesamaan alur, itu murni ketidaksengajaan.
Dislaimer : Para tokoh bukan milik author,
melainkan milik agensi masing-masing dan keluarga, author menggunakan mereka
hanya untuk kepentingan cerita.
Part 8
Happy Reading!
(Don't Like, don't read!)
Not
only you, but I'm also. Can't you stare at me?
''Mina-ya.'' Jihyo memegang tangan Mina yang berada di atas meja. Mina
tergelak karnanya. ''Kau tak apa?'' tanyanya. Mina mengangguk.
''Apa kau akan menerimanya, Mina-ya?'' tanya Minyoung ragu. Sebuah
pertanyaan yang juga ingin diajukan oleh Jihyo.
Mina menatap kedua sahabatnya itu bergantian. ''Aku......'' Mina
menundukkan kepalanya, kembali mengaduk-aduk minumannya. ''Tidak tau!''
lanjutnya. Ya, dia memang tidak tau. Disaat perasaannya terhadap Sungmin yang
muncul tiba-tiba ditambah surat itu, surat yang mengatakan Sungmin akan
menunggunya. Dan sekarang pernyataan cinta Youngjae yang memintanya menjadi kekasihnya.
Haruskah ia memilih Youngjae dan membiarkan Sungmin menunggu sia-sia?
Mina langsung menggelengkan kepalanya kala ide terakhir itu muncul di
kepalanya. Dalam hatinya ia ingin bersama Youngjae, tapi jauh di dalam hatinya
ia juga ingin bersama Sungmin. Karna lelah memikirkan itu, tanpa ia kehendaki
air matanya turun. Apalagi saat ia membayangkan Sungmin yang sedang tersenyum
tulus padanya.
Jihyo dan Minyoung yang melihat itu jadi khawatir. ''Mina-ya,'' gumam
Jihyo. Mina menyeka air matanya sebelum bangkit dan pergi meninggalkan kantin.
Hari ini ia tidak mau masuk kelas, ia ingin membolos. Dan akhirnya ia berjalan
cepat meninggalkan Jihyo dan Minyoung, menuju ke tempat yang dulu membuatnya
menjadi teman seorang Choi Sungmin.
Mina kembali ke kamar asramanya ketika hari mulai gelap. Ia masuk ke
kamarnya dan mendapati tatapan khawatir dari Jihyo dan Minyoung. Mina tersenyum
untuk memberitahu mereka bahwa ia tak apa-apa, tapi sedetik kemudian Jihyo dan
Minyoung sudah memeluknya erat.
Mina yang mendapat pelukan hangat, mengangkat tangannya untuk mengelus
punggung kedua sahabatnya itu. ''Gwaenchana, jangan khawatir,'' ucapnya
menyakinkan. Jihyo dan Minyoung mengangguk sambil terus terisak.
*****+++*****
Hari ini Mina berjalan seorang diri menuju ke kelasnya karna Jihyo sudah
pergi terlebih dahulu, sedangkan Minyoung, ia sedang pulang. Dan ketika ia
sedang melewati koridor loker yang sepi, ia melihat seorang Youngjae sedang
menatapnya sambil tersenyum.
Mina terpaku di tempatnya berdiri, apalagi saat ia menyadari pria itu
berjalan ke arahnya. Ingatannya tentang pernyataan cinta Youngjae dan pengakuan
Sungmin kembali terbayang olehnya.
Ia tau tujuan pria itu menghampirinya pasti meminta jawaban darinya. Fikiran
Mina ingin sekali menjawab iya, tapi hatinya menolak, entah karna apa.
Mina tetap terpaku bahkan saat Youngjae sudah berada tepat di depannya
dan memegang pundaknya. Mina mendongak untuk melihat Youngjae yang lebih tinggi
darinya. Ia melihat Youngjae masih dengan senyumannya.
''Mina-ya.'' Mendengar Youngjae memanggilnya selembut itu, membuat ia
teringat akan Sungmin yang sedang memanggilnya. Pria itu selalu memanggilnya
dengan suara lembut.
Air mata menggenang di pelupuk mata Mina dan tanpa disadarinya, air mata
itu jatuh ke salah satu pipinya.
Youngjae menyadari itu, lalu ia langsung mengusap pelan air mata itu.
Mina yang mendapat perlakuan seperti itu malah semakin mengeluarkan banyak air
mata. Tangan pria itu terasa dingin di wajah Mina, tidak hangat seperti yang
diharapkannya.
Setelah cukup lama, akhirnya Mina dapat mengendalikan dirinya. Ia
menjauhkan tangan Youngjae dari wajahnya. ''Mianhae oppa, tapi aku tidak bisa
menerimamu!'' ucapnya kemudian.
Youngjae, bukannya terkejut, ia malah tersenyum. ''Sudah kuduga,
lagipula aku hanya ingin mengatakan apa yang ada di hatiku, itu saja!'' ucapnya
beralasan.
''Sekali lagi, mianhae oppa.'' Setelahnya ia pergi meninggalkan Youngjae
yang masih menatap kepergiannya.
*****+++*****
Mina terduduk sambil menatap danau yang tenang di hadapannya. ''Tempat
ini sama sekali tidak berubah!'' gumamnya dengan buku-buku yang berada di
samping tubuhnya.
Mina mengenakan celana bahan abu-abu dengan kemeja putih lengan panjang.
Rambutnya yang sebahu berwarna kecoklatan dibiarkannya tergerai. Dipadu dengan high heels berwarna putih. ''Padahal
sudah delapan tahun berlalu sejak hari itu.''
Mina menutup matanya, membiarkan angin menyapu lembut rambut dan
wajahnya. ''Sungmin oppa, apa kabarmu? Apa kau menepati janjimu bahwa kau akan
menungguku?'' gumamnya dengan mata yang masih terpejam. ''I miss you, oppa!''
lanjutnya.
''I miss you too,'' bisik seseorang tepat di telinga Mina. Mina yang
masih memejamkan matanya hanya terkekeh.
''Kau menghayal lagi Mina-ya,'' ucapnya menyakinkan dirinya sendiri
bahwa yang tadi ia dengar itu bukan suara Sungmin. Karna tidak mungkin Sungmin
berada di sini, saat ia tak mendengar suara langkah kaki berjalan.
''Jadi itukah yang selama ini kau lakukan selama aku di Amerika?'' tanya
suara itu lagi. Mina yang terkejut, menengok ke belakangnya. Dan tambah
terkejut ketika ia melihat Sungmin yang berada di belakangnya.
Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Sungmin yang melihat itu terkekeh,
lalu ia mengacak-acak puncak kepala Mina. ''Yak.....''
''Apa kabar Mina-ya?'' potong Sungmin. Kemudian ia berjalan ke depan
Mina dan berjongkok. Mina membulatkan matanya melihat itu.
''Aku......'' Mina tercekat, ia gugup ketika mata Sungmin menatapnya
lembut. Rasanya ia ingin sekali berteriak agar pria itu tak menatapnya. ''Aku
baik,'' lanjutnya sambil mengalihkan pandangannya. Ia mengipaskan tangannya ke
wajahnya yang entah mengapa terasa panas.
''Hei, ada apa dengan wajahmu?'' tanya Sungmin
dengan nada menggoda.
''Memangnya kenapa dengan wajahku?'' tanya balik Mina.
''Wajahmu memerah,'' jawab Sungmin santai.
''Tidak mungkin!'' Mina mengelak. ''Itu pasti hanya........,''
Tapi ucapannya menguap ke udara
ketika bibirnya menyatu dengan bibir Sungmin. Mina membulatkan matanya, namun
ia tak berniat menghentikan Sungmin menciumnya. Apalagi kala ia merasakan
kehangatan yang disalurkan dari bibir pria itu. Akhirnya iapun ikut memejamkan
matanya seperti pria itu.
Cukup lama, sebelum Sungmin menghentikan ciuman itu. Tidak ada kemarahan
di dalam diri Mina karna ciuman tiba-tiba itu. Ia malah menatap polos diri
Sungmin yang sedang tersenyum padanya.
''Saranghae!'' ucap Sungmin jujur.
Mina yang mendengarnya langsung berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan
mendengar kata-kata itu dari mulut seorang Sungmin. ''Kenapa baru sekarang?''
''Itu karna aku baru berani mengatakannya. Dan aku sudah mempersiapkan
diriku untuk ditolak olehmu.'' Sungmin mengelus lembut pipi Mina. Hangat,
itulah yang ia rasakan.
Mina langsung memeluk erat Sungmin. ''Bodoh, kau tau. Aku lelah
menunggumu! Dan aku sempat berfikir, untuk ke depannya lebih baik aku menikah
saja dengan pria lain. Dari pada pria yang kutunggu tak juga hadir!''
Sungmin terkekeh dan balas memeluk Mina. ''Apa itu artinya kau mau
menerimaku?'' tanya Sungmin memastikan. Mina mengangguk pasti. ''Baiklah,
seperti kita sudah cukup umur untuk menyusul Eunjung noona dan Taecyeon
hyung!''
Mina langsung melepaskan pelukannya dan menatap Sungmin lekat. ''Jadi
kau sudah tau jika mereka sudah menikah?'' tanyanya tak percaya yang mendapat
anggukan dari Sungmin.
''Kenapa terkejut seperti itu?'' tanya Sungmin santai. ''Aku bahkan tau
ketika pria itu menyatakan perasaannya padamu lewat siaran radio!''
Mina membulatkan matanya. ''Lalu kau juga tau, jika aku........'' Mina
tak dapat melanjutkan perkataannya. Sungmin yang mengerti, mengangguk.
''Aku terkejut kenapa kau menolaknya. Bukankah dia pria yang kau tunggu
selama ini? Tadinya aku fikir kau akan menerimanya.''
Mina menggeleng. ''Aku juga bingung, kenapa aku bisa menolaknya dan
malah memilih untuk menunggu pria menyebalkan sepertimu. Yang meninggalkanku
dan menitipkan perasaanmu lewat sebuah surat jelek!'' gerutu Mina.
Sungmin tertawa mendengar gerutuan Mina, dan tawanya semakin terdengar
kala Mina cemberut.
''Kan sudah kubilang, sebenarnya aku juga tidak mau menulis surat! Tapi
apalah daya, yang ada hanya selembar kertas lusuh dan amplop usang. Jadi aku
hanya tinggal mengambil pulpenku dan menuliskan kata-kata di sana!'' jelas
Sungmin.
Mina tersenyum, sangat manis. Senyuman yang sangat dirindukan Sungmin
selama delapan tahun ini. Sungmin kemudian berdiri dan memeluk Mina sehingga
Mina dengan pas berada di dalam dada bidangnya. Wangi maskulin langsung meresap
ke hidung Mina. Sangat nyaman sampai ia tidak mau melepaskan pelukan itu.
''Tapi aku senang kau masih menungguku,'' bisiknya.
Mina mengangguk. ''Terima kasih juga sudah mau menunggu!'' balas Mina.
''Kau pakai sampo apa?'' tanya Sungmin memecah keheningan yang sempat
terjadi diantara mereka.
''Kenapa?''
''Aku menyukainya. Seperti aku menyukai tubuhmu!'' ucap Sungmin dengan
nada menggoda.
Mina yang mendengarnya langsung mendorong tubuh Sungmin agar menjauh.
''Yak, dasar yadong!'' bentak Mina. Wajahnya sudah memerah karna ucapan
Sungmin.
Sungmin terkejut, lalu ia terkekeh. ''Aku hanya bercanda, Mina-ya,''
ucapnya bersungguh-sungguh. Mina menatap ke mata Sungmin mencari kebenaran di
dalam sana. Mina tak menemukan kebohongan.
Hingga akhirnya ia hanya bisa menunduk. Sungmin yang melihat itu,
mengangkat dagu Mina agar bisa menatapnya. Lalu ia menampilkan sebuah senyuman.
''Saranghae,'' ucapnya lagi. Kemudian dengan lembut ia menuntun wajah Mina
mendekat, untuk menyatukan bibir mereka kembali.
''Gomaweo,'' ucap Mina disela-sela ciuman mereka. Sungmin tak
menghiraukan, ia malah terus melumat bibir Mina yang semanis cherry.
*****+ The End +*****
24 Juli 2016
0 comments: