Waiting For You (Part 3) - Upi Hwang [Chapter]
Waiting For You (Part 3) - Upi Hwang [Chapter]
Cast : Choi
Sungmin (SPEED), Myoui Mina (Twice).
Other Cast : Yoo Youngjae (B.A.P), Park Jihyo (Twice), Hwang
Minhyun (NU'EST), Song Minyoung, Kim Yugyeom (GOT7),Lee Areum.
Cameo : Jung
JinWoon (2AM), Park Jiyeon (T-Ara).
Genre :
School-life.
Cover by : Valeida
Kim's Art
Author : Upi
Hwang.
Lenght :
Chapter.
Warning!
Yeay fanfic
pertama lagi dengan cast yang baru :). Entah kenapa bisa mikir mau masangin mereka.
Mina X Sungmin.
Seperti biasa
typo bersebaran, gaje, abal-abal, alur kecepetan, OOC. Dan jika ada kesamaan
alur, itu murni ketidaksengajaan.
Dislaimer : Para tokoh bukan milik author, melainkan milik
agensi masing-masing dan keluarga, author menggunakan mereka hanya untuk
kepentingan cerita.
Part 3
Happy Reading!
(Don't Like, don't read!)
Not only you, but I'm
also. Can't you stare at me?
Keheningan
terjadi setelahnya, sampai mereka tiba di kedai kopi. Sungmin membuka pintunya,
ia akan masuk namun bersamaan dengan itu, ia bertatapan langsung dengan seorang
gadis yang tadi menjadi bahan obrolan mereka, sedang berjalan keluar.
''Neo......'' ucap mereka, Sungmin dan gadis
itu bersamaan. Gadis itu menatap Sungmin tak percaya, begitu juga Sungmin.
Sedangkan yang lainnya hanya terbengong.
''Apa kau
menguntitku, Sungmin-ssi?'' tanya gadis itu, gadis yang tidak lain adalah Mina.
Ya, mereka berpapasan saat Mina akan keluar dan Sungmin akan masuk. ''Aku tak
per......''
''Dengar
Mina-ssi, aku hanya ikut teman-temanku ke tempat ini!'' potong Sungmin sengit.
''Lagipula, apa kau itu seorang artis hingga aku harus mengikutimu kemanapun?''
tanya Sungmin dengan nada dinginnya.
''Kau.''
''Ah sudah
ne, Sungmin-ah,'' ucap Minhyun yang sudah tersadar. Ia maju dan memegang pundak Sungmin, lalu
menariknya untuk masuk ke kedai, diikuti oleh Yugyeom. ''Mina-ssi, kau jangan
salah paham ne,'' ucap Minhyun saat ia sudah berada di hadapan sang gadis.
''Aku yang mengajak mereka.'' Menunjuk Sungmin dan Yugyeom bergantian.
''Kesini. Jadi uri Sungmin tidak ada niat menguntitmu. Percayalah dia ini
adalah orang yang paling malas dengan hal seperti itu!'' jelasnya kemudian
sambil menunjuk diri Sungmin.
Setelah mengatakan hal itu, ia, Sungmin dan
Yugyeom berlalu dari hadapan Mina dan Minyoung yang masih terdiam bingung. Mina
menarik nafas sebelum akhirnya ia melangkah keluar dari kedai itu.
.
.
.
.
.
''Hei sudahlah
tak usah cemberut seperti itu!'' ucap Minhyun yang bosan melihat sahabat
terbaiknya itu hanya diam sambil menggerutu tidak jelas.
''Ne hyung.
Mungkin tadi dia tidak bermaksud bicara seperti itu. Mina-ssi, dia orang yang
baik sebenarnya!'' ucap Yugyeom membela. Yang langsung mendapatkan tatapan
lekat dari Sungmin dan Minhyun.
''Darimana kau
tau dia orang yang baik?'' tanya Sungmin yang mendapat anggukan dari Minhyun.
''Kami satu
ekstrakulikuler hyung. Dia bahkan mengajari hobae-hobae dengan sangat baik dan
sabar, bahkan hobae yang tidak bisa menari sekalipun. Ia tak pernah marah dan
mengeluh. Dia selalu tersenyum, walaupun ia terlihat lelah,'' jelas Yugyeom.
''Berarti kau
selalu memperhatikannya?'' tanya Sungmin masih tak percaya dengan apa yang baru
saja didengarnya. Yugyeom menggeleng cepat.
''Bukan
seperti itu juga hyung, banyak temanku yang mengatakan hal itu!'' Sungmin dan
Minhyun mengangguk mendengar alasan Yugyeom yang cukup masuk akal menurut
mereka.
''Araseo,''
ucap Sungmin setelahnya ia meminum kopinya yang telah dingin.
*****+++*****
Minyoung terus
mengekor Mina yang sedari keluar kedai diam tak bicara. Sebenarnya ia tak
nyaman dengan suasana seperti ini, tapi ia juga tak punya cukup keberanian
untuk berbicara lebih dulu. Hingga tanpa ia kehendaki, kakinya terkilir saat high heels yang ia pakai menyangkut di
lubang selokan. ''Aww,'' jeritnya.
Mina yang
mendengar jeritan itu langsung menengok. Dan saat itu ia melihat seorang
Minyoung yang sedang terduduk sambil memegangi pergelangan kakinya yang
terkilir. Mina berjongkok untuk membantu Minyoung berdiri. ''Mianhae, apa kau
bisa berjalan?'' tanya Mina khawatir.
''I don't
know, tapi akan kuusahakan,'' ucap Minyoung terdengar tulus. Mina mengangguk, lalu
ia memapah Minyoung.
Baru beberapa
langkah mereka berjalan, tiba-tiba saja ada sebuah mobil berwarna merah cerah
berhenti di dekat mereka. Mina dan Minyoung menatap lekat mobil itu, hingga
kaca mobil terbuka dan terlihatlah pemilik mobil.
Seorang wanita cantik dengan rambut pirang
pendek sebahu, memakai kacamata hitam besar dengan permen karet di mulutnya.
Mina mengerutkan keningnya.
''Ada apa?
Kenapa dengan kakimu?'' tanya gadis itu. Mina yang mendengarnya langsung
membungkukkan badan dan meminta maaf.
''Jiyeon
sonsaengnim.''
Gadis yang
dipanggil Jiyeon itu menengok kearah Mina, lalu ia membuka kacamatanya dan
tersenyum menatap Mina. ''Ne, Mina-ssi. Ada apa dengan kaki temanmu itu?''
tanya Jiyeon lagi.
''Ah ini,
kakinya terkilir saat high heels -nya
menginjak lubang,'' jelas Mina.
''Araseo,
kajja naiklah! Aku akan mengantar kalian. Kebetulan aku akan ke sekolah hari
ini. Mina mengangguk lalu ia menuntun Minyoung memasuki mobil gurunya itu.
''Kau itu, jika tidak bisa memakai high
heels, tak usah memakainya,'' saran Jiyeon yang mulutnya masih lengkap
mengunyah permen karet. ''Kau murid baru?''
''Ne, Song
Minyoung imnida, pindahan dari UK,'' jawab Minyoung lengkap dengan senyumannya.
Jiyeon mengangguk
sambil masih tetap fokus menyetir. ''Pantas aku tak pernah melihatmu!''
Setelah
mengatakan hal itu tak ada lagi pembicaraan. Baik Jiyeon, Mina maupun Minyoung,
tak ada satupun dari mereka yang membuka mulut. Sampai mobil itu berhenti di pinggir
jalan. Jiyeon nampak berbinar. Ia membuka jendela mobilnya kemudian melongokkan
wajahnya. Jiyeon nampak mengobrol dengan orang yang menghampirinya.
''Ouh, bukankah
itu Jinwoon sonsaengnim?'' gumam Mina.
''Siapa?''
tanya Minyoung.
''Hush,'' ucap Mina sambil menempelkan jari
telunjuk di bibirnya agar Minyoung tidak berisik. Minyoung mengangguk.
Dan tanpa
mereka duga, ternyata dua insan itu saling berciuman tepat di hadapan Mina dan
Minyoung. Mereka berduapun mengalihkan pandangannya kearah lain.
''Ne, aku
tunggu kau!'' ucap Jiyeon. Setelahnya ia melanjutkan kembali perjalanannya.
Saat ia melihat ke spion belakang, dia sedikit membulatkan matanya menyadari
bahwa ia lupa. ''Maafkan aku,'' ucapnya sambil tersenyum.
Mina dan Minyoung hanya mengangguk kaku.
''Ehmm ano Jiyeon sonsaengnim.''
''Ne Mina-ya,
waeyo?'' tanya Jiyeon santai.
''Bukankah
tadi Jinwoon sonsaengnim?'' tanyanya hati-hati. Jiyeon mengangguk. ''Ah jadi
benar kalian.......''
''Jangan
beritahu siapa-siapa ne?'' potong Jiyeon. Mina dan Minyoung mengangguk lagi.
.
.
.
.
Mereka sampai
di asrama. ''Khamsamnida Jiyeon sonsaengnim,'' ucap Mina sambil membungkukkan
badan. Jiyeon mengangguk.
''Ne, ne.
Segeralah obati kakimu,'' ucapnya sebelum meninggalkan Mina dan Minyoung.
Minapun memapah
Minyoung yang kakinya masih terkilir untuk masuk. Dan ia mengalami kesulitan
saat mau membuka pintu masuk, kebetulan saat itu Sungmin juga baru akan masuk.
Alhasil Mina dan Minyoung masuk terlebih dahulu dengan pintu yang masih ditahan
oleh Sungmin.
''Khamsamnida,'' ucap Mina, walau bagaimanapun kali ini ia merasa
terbantu. Mereka akan meninggalkan Sungmin, tapi Sungmin mencegahnya. ''Ada apa
lagi?''
''Apa kakinya terkilir?''
tanya Sungmin cuek. Mina dan Minyoung mengangguk. ''Dudukkan!''
''Mwo?''
Sungmin menatap lekat Mina sebelum akhirnya ia mendudukkan Minyoung. Sungmin
berjongkok, lalu ia mulai memijit kaki Minyoung terlihat sedikit kasar.
Mina memperhatikannya,
ia sedikit khawatir, apalagi Minyoung yang terus menahan sakit. Hingga,
'''Arrrrrgh,''
''Yak apa yang
kau lakukan!'' pekik Mina. Ia khawatir dengan teriakan Minyoung. Karna
sebelumnya terdengar suara seperti tulang yang patah.
Sungmin menatap Minyoung. ''Bagaimana, apa
sudah tidak sakit?'' tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Mina. Minyoung mencoba
menggerakkannya dan benar, sudah tidak sakit sekarang.
Minyoung
mengangguk cepat dan tersenyum, ''thanks.'' Sungmin hanya mengangguk sebelum
pergi meninggalkan mereka berdua.
Mina menatap
kepergiannya. *Apa dia marah padaku?*
batinnya karna sikapnya sekarang berbeda dari beberapa hari pertama mereka
kenal. Kemudian Mina menatap Minyoung masih khawatir. ''Kau sudah tidak
apa-apa?''
Minyoung
mengangguk. ''Ne, ini sudah kembali seperti semula!'' ucapnya. Mina mengangguk.
''Ya sudah,
lebih baik kita istirahat saja!'' ajak Mina sambil membantu Minyoung berdiri.
Minyoung berdiri, lalu mereka pergi ke kamar mereka.
*****+++*****
Hari ini
sudah dua jam pelajaran kosong. Mina menengok ke belakangnya, tidak ada Sungmin
disana, sejak jam pertama. Ia merasa bersalah karna ucapannya beberapa hari
lalu pada pria itu, apalagi setelah ia menolong Minyoung.
''Ada apa?''
tanya Jihyo khawatir saat teman sekamarnya itu terlihat sedih. Mina mengangkat
wajahnya dan menatap Jihyo. ''Apa ada yang mengganggu pikiranmu?'' tanyanya
lagi. Ya, dia tidak tau masalah apa yang sedang terjadi, karna dua hari ini ia
pulang ke rumah, bahkan baju yang kemarin ia bawa ke rumah juga ia bawa ke
sekolah dan ia taruh di loker, karna dia belum sempat pulang ke asrama.
''Sepertinya
perkataanku sudah menyakiti perasaan seseorang, Jihyo-ya,'' ucap Mina lemah.
Jihyo mengerutkan keningnya.
''Apa kau
menolak orang itu?''
''Yak bukan
seperti itu maksudku!''
''Lalu?''
''Yah
sepertinya Sungmin-ssi marah karna perkataanku yang menghinanya,'' jawab Mina.
Jihyo mengangguk mengerti. Karna Mina kemarin sempat bercerita padanya.
''Sudahlah,
jangan difikirkan! Dia tidak mungkin marah, percayalah.'' Jihyo tersenyum
ketika mengatakannya. Mina mengangguk.
.
.
.
.
Bahkan setelah
jam pelajaran hari itu selesaipun Sungmin tidak masuk kelas. Itu berarti sudah
dua hari ini Mina tidak melihat Sungmin. Dan saat ia sedang menuju ke asrama ia
berpapasan dengan Minhyun dan Yugyeom yang sedang bercanda ria.
''Hemmm,
Minhyun-ssi,'' ucap Mina yang mengakibatkan Minhyun dan Yugyeom menghentikan
jalan mereka. Mereka menatap Mina penuh tanya. ''Aku tidak melihat Sungmin-ssi,
apa terjadi sesuatu padanya?''
''Memangnya
kenapa? Apa kau mau menghinanya lagi, seperti dua hari yang lalu?'' tanya
Yugyeom dingin. Walau bagaimanapun ia juga masih kesal terhadap gadis di
hadapannya saat ini. Ia saja tak berani pada Sungmin, sedangkan dia dengan
entengnya menghina Sungmin.
''Aku,......''
''Dia pulang
ke Busan. Ayahnya sedang sakit, jadi dia membantu ibunya mengurus rumah makan
mereka untuk sementara waktu sampai ayahnya membaik!'' jelas Minhyun. Mina
mengangguk.
''Araseo,
terima kasih Minhyun-ssi,'' ucapnya sebelum meninggalkan Minhyun dan Yugyeom.
Minhyun dan
Yugyeom menatap aneh gadis yang baru saja bicara pada mereka. ''Bukankah kau
mengatakan dia sangat baik?'' Yugyeom mengangguk. ''Tapi tadi kenapa nada
bicaramu seperti itu?''
''Ah itu
karna.......'' Yugyeom menggantungkan perkataannya karna ia tidak tau harus
menjawab apa. Minhyun hanya menggeleng melihat Yugyeom yang kebingungan. Dalam
hati ia tertawa karna sebenarnya ia tau apa alasan Yugyeom bicara sedingin itu
pada Mina, itu semua karna Sungmin. Ia juga sedikit kesal dengan Mina tapi ia
tidak terlalu terganggu. Toh Sungminnya saja cuek.
Mereka pun
kembali melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda karna seorang Myoui
Mina.
*****+++*****
Sudah satu
minggu berlalu, sudah selama itu pula hati Mina tak tenang karna masih
memikirkan perkataannya yang terlalu menyakitkan seorang Sungmin, itulah yang
selalu ia fikirkan selama satu minggu terakhir ini.
Hari ini ia
baru saja melangkah keluar dari toko buku. Ia habis membeli beberapa buku
termasuk buku fiksi di dalamnya. Ia memeriksa bukunya kembali, takut-takut ada
yang tertinggal atau kurang. Dan saat ia mengangkat wajahnya, seorang pria
tinggi dengan topi hitam menutupi wajahnya, dan sweater coklat berkerah panjang
hingga menutupi mulutnya itu melewati Mina. Mina terpaku melihat sosok itu, ia
mengenal sosok yang baru saja melewatinya. Ya dia mengenal pria itu, dialah
pria yang mengajarkannya bahasa korea sewaktu di jepang dulu. Tetangganya,
teman kecilnya, seseorang yang selalu ditunggunya. Seseorang yang sudah
berhasil mengisi hatinya selama bertahun-tahun.
Tanpa menunggu
lama, ia langsung mengejar orang itu. Dan ternyata bukan hanya dia yang
mengejarnya, karna di belakangnya sudah banyak gadis-gadis yang berlarian
kearah pria itu.
''Young.....''
ucapnya tertahan.
''Youngjae
oppa,'' teriak gadis-gadis yang mengejar itu. Salah satu dari gerombolannya
tanpa menyadari telah mendorong tubuh Mina. Mina hampir saja jatuh ke belakang,
terbentur tiang listrik yang ada di jalan itu jika saja tak ada orang yang
menarik tangannya. Sehingga Mina masih kokoh berdiri dengan tangannya yang
masih di pegang oleh orang itu.
Orang itu
menatap datar Mina. Sedangkan Mina, ia menatap orang itu masih dengan
keterkejutannya. Orang itu melepaskan pegangannya, lalu ia memandang kearah
lain.
''Khamsamnida
Su......,'' Mina tercekat ketika ingin mengatakan nama sang penolong.
*****+ TBC +*****
04 Juli 2016
0 comments: